23.6.24

ESSAY UAS-PSIKOLOGI LINGKUNGAN OLEH TYAS YUNIAR KRISTANTI

 Persepsi Masyarakat Terhadap Sampah

Psikologi Lingkungan,

Juni 2024

Nama : Tyas Yuniar Kristanti (22310410151)

Kelas Karyawan SP

Dosen Pembimbing DR. Arundati shinta MA.


Apa itu persepsi Lingkungan? Persepsi lingkungan mengacu pada cara individu atau kelompok memandang dan memahami lingkungan mereka. Persepsi ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, informasi yang diterima dari media, serta norma dan nilai-nilai sosial budaya. 


Perbedaan persepsi tentang kondisi lingkungan hidup yang mulai rusak, menimbulkan perilaku yang berbeda. Ada yang berperilaku lebih ke arah pro lingkungan hidup, sedangkan perilaku lainnya tidak peduli terhadap pemulihan lingkungan. Padahal di sisi lain pemulihan lingkungan memakan waktu jauh lebih lama daripada waktu untuk merusaknya. Selain itu, situasi ekonomi keluarga tidak dapat menunggu selesainya waktu untuk pemulihan lingkungan hidup. Oleh karena itu hampir semua orang mempunyai persepsi untuk merusak lingkungan hidup demi mencukupi kebutuhan ekonomi. Hanya segelintir orang saja yang mempunyai 

persepsi untuk merawat lingkungan hidupnya. Perbedaan persepsi tentang kegawatan kondisi lingkungan hidup inilah yang sering menjadi persoalan dalam masyarakat.


Proses terjadinya perilaku ketidak pedulian masyarakat terhadap sampah yang diproduksinya sendiri dapat dijelaskan dengan menguraikan bagaimana persepsi individu dan kelompok terbentuk dan mempengaruhi tindakan mereka. Skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami fenomena ini. Berikut adalah penjelasan rinci tentang proses tersebut:


1. Persepsi Lingkungan


Persepsi lingkungan adalah bagaimana individu atau kelompok memahami dan menilai kondisi lingkungan mereka, termasuk masalah sampah. Persepsi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor:


- Pengalaman Pribadi: Interaksi langsung dengan lingkungan. Jika individu sering melihat sampah berserakan dan tidak ada tindakan pembersihan, mereka mungkin menganggap itu normal.

- Informasi yang Diterima: Informasi dari media, pendidikan, dan pengamatan sosial. Kurangnya informasi atau informasi yang salah mengenai dampak negatif sampah dapat membentuk persepsi bahwa sampah bukan masalah serius.

- Norma Sosial dan Nilai Budaya: Kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Jika masyarakat tidak menganggap penting untuk mengelola sampah dengan benar, individu dalam masyarakat tersebut juga cenderung mengikuti norma ini.


2. Faktor Pengaruh Persepsi


Persepsi lingkungan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:


- Sosial-Budaya: Norma sosial dan budaya mempengaruhi bagaimana individu mempersepsikan sampah. Dalam masyarakat yang tidak memiliki budaya kebersihan yang kuat, perilaku membuang sampah sembarangan mungkin lebih diterima.

- Ekonomi: Kondisi ekonomi dapat mempengaruhi prioritas individu. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, perhatian mungkin lebih difokuskan pada kebutuhan dasar daripada masalah pengelolaan sampah.

- Psikologis: Sikap, nilai, dan keyakinan pribadi tentang sampah dan lingkungan. Jika seseorang tidak merasa bahwa tindakan mereka berpengaruh signifikan terhadap lingkungan, mereka mungkin kurang termotivasi untuk mengubah perilakunya.


3. Proses Kognitif


Persepsi yang terbentuk melalui faktor-faktor di atas kemudian diproses melalui mekanisme kognitif:


- Pengetahuan: Tingkat pemahaman individu tentang dampak sampah terhadap lingkungan. Kurangnya pengetahuan dapat menyebabkan ketidakpedulian.

- Motivasi: Dorongan atau keinginan untuk bertindak. Tanpa motivasi yang cukup kuat, baik dari dorongan intrinsik (kesadaran pribadi) atau ekstrinsik (hukuman atau insentif), individu cenderung tidak mengubah perilaku mereka.


4. Sikap dan Perilaku


Persepsi yang telah diproses melalui mekanisme kognitif menghasilkan sikap dan perilaku tertentu:


- Sikap: Jika persepsi tentang sampah adalah bahwa itu bukan masalah besar atau bahwa tidak ada konsekuensi signifikan, sikap yang terbentuk adalah apatis atau tidak peduli.

- Perilaku: Sikap apatis ini kemudian diwujudkan dalam perilaku yang tidak peduli, seperti membuang sampah sembarangan atau tidak memisahkan sampah untuk didaur ulang.


5. Lingkaran Umpan Balik


Perilaku tidak peduli ini memperkuat persepsi awal, menciptakan lingkaran setan:


- Normalisasi: Jika lingkungan sekitar selalu penuh dengan sampah dan perilaku membuang sampah sembarangan tidak ditegur, individu semakin merasa bahwa perilaku ini normal dan dapat diterima.

- Kurangnya Konsekuensi: Tanpa adanya penalti atau sanksi untuk perilaku tidak peduli terhadap sampah, tidak ada insentif bagi individu untuk mengubah perilaku mereka.

- Penerimaan Sosial: Jika masyarakat secara keseluruhan tidak menunjukkan kepedulian terhadap masalah sampah, individu cenderung mengikuti pola yang sama.


Contoh Kasus


Misalnya, di sebuah komunitas:

- Persepsi Lingkungan: Masyarakat melihat bahwa lingkungan mereka selalu kotor dan tidak ada upaya nyata untuk membersihkannya.

- Faktor Pengaruh Persepsi: Norma sosial tidak menekankan pentingnya kebersihan, kondisi ekonomi memaksa mereka fokus pada kebutuhan dasar, dan kurangnya edukasi mengenai dampak sampah.

- Proses Kognitif: Pengetahuan tentang pengelolaan sampah sangat minim, dan tidak ada motivasi kuat untuk mengubah perilaku karena tidak ada insentif atau hukuman.

- Sikap dan Perilaku: Sikap yang terbentuk adalah ketidakpedulian terhadap masalah sampah, yang diwujudkan dalam perilaku membuang sampah sembarangan.

- Lingkaran Umpan Balik: Perilaku ini memperkuat persepsi bahwa membuang sampah sembarangan adalah hal yang wajar, sehingga perilaku ini terus berlangsung dan semakin mengakar.


Kesimpulan


Perilaku tidak peduli terhadap sampah yang diproduksi sendiri oleh masyarakat adalah hasil dari proses persepsi lingkungan yang kompleks, dipengaruhi oleh faktor sosial-budaya, ekonomi, dan psikologis, yang kemudian diproses melalui mekanisme kognitif. Dengan mengintervensi faktor-faktor ini melalui pendidikan, perubahan norma sosial, dan kebijakan yang efektif, masyarakat dapat diarahkan untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah.



Daftar Pustaka:

Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29. 


Sari, Prima Puspita (2017) IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARKAT TERHADAP PEMILAHAN SAMPAH, 23 Juli 2018



0 komentar:

Posting Komentar