22.6.24

ESSAY 6_PSIKOLOGI LINGKUNGAN OLEH NAWANG APRILIANO TEGAR SAPUTRA

 

BERKUNJUNG KE TPSP RANDU ALAS

Dosen Pengampu : Dr. Dra. ARUNDATI SHINTA, M. A.

Oleh : 

NAMA :  NAWANG APRILIANO TEGAR SAPUTRA 

NIM : 22310410136

KELAS : SP

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 

YOGYAKARTA




Sampah merupakan hal yang penting bagi kita semua. Hal ini dikarenakan lingkungan kita sudah tercemar dengan banyaknya sampah tanpa kita sadari. Misalnya saja di Kota Yogyakarta, sampah masih sering kita jumpai, khususnya di sisi Jalan Lingkar Selatan. Sampah sering dijumpai di tengah jalan. Tentu saja hal ini ulah warga sekitar yang tidak mau membuang sampahnya di tempat sampah  terdekat atau tidak tahu cara membuangnya dengan benar. Sampah ini menghalangi pengendara yang lalu lalang di jalan, dan jika ada sampah yang menghalangi maka akan membahayakan. Kejadian ini mungkin juga disebabkan oleh penutupan TPA Piyungan yang  melebihi batas  pembuangan sampah sehingga masyarakat  bingung membuang sampahnya ke mana.

Sudah menjadi kewajiban kita  untuk menjaga dan melestarikan lingkungan agar tetap bersih dan sehat, namun kenyataannya masih banyak orang yang belum sadar akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar. Masih banyak orang yang belum mengetahui cara membuang sampah yang benar dan hanya mengandalkan cara sederhana yaitu asal membuangnya atau membakarnya. Hal ini dapat mengakibatkan polusi udara dan  tumpukan sampah sehingga menjadikan lingkungan  kotor dan penuh kuman serta membuat masyarakat lebih mudah terserang penyakit.

DI TPST (Tempat Pengumpulan Sampah Terpadu) Randu Alas saya dan teman - teman saya diajari cara menangani sampah yang benar. TPST ini berlokasi di Perum Candi Gebang Permai, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Di sana, saya belajar tentang pekerjaan seorang petugas pengelola sampah yang  setiap hari mengumpulkan sampah, memilah sampah berdasarkan jenisnya, dan kemudian cara bagaimana mengelola sampah untuk mengubah sampah daur ulang menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Jika sudah tidak bisa digunakan lagi TPST radu alas terpaksa membakarnya atau menguburnya. Cara tersebut dilakukan karena Tutupnya TPA Piyungan dan TPST Randu Alas belum memiliki kemampuan dalam mengelola sampah yang tidak dapat didaur ulang. Seiring bertambahnya jumlah sampah dari hari ke hari karena kurangnya fasilitas sehingga menyebabkan kelebihan sampah, petugas sampah di TPST Randu Alas berupaya keras mencari solusi untuk mengatasi sampah yang tidak dapat didaur ulang.

Dari keadaan di atas, kami menyadari bahwa tidak semua sampah bisa didaur ulang. Oleh karena itu TPST Randu Alas menghimbau agar kita  lebih bijak  dalam menggunakan kantong plastik atau penggunaan plastik dan barang sekali pakai lainnya agar tidak berakhir di tumpukan sampah ataupun dapat mencemari lingkungan.


0 komentar:

Posting Komentar