10.6.24

ESSAY 4_PSIKOLOGI LINGKUNGAN OLEH ELVIRA FEBRIAN

 

Melakukan Upcycling Sampah Anorganik & Menjual Ke Media Sosial

Tugas Mata Kuliah Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA

ELVIRA FEBRIAN (22310410187)

Kelas : SP

Indonesia tercatat sebagai penghasil sampah plastik terbesar nomor dua di dunia berdasarkan studi yang dirilis oleh Mc Kinsey and Co. dan Ocean Conservancy [1]. Plastik akan mencemari tanah, air maupun udara. Komposisi sampah terbesar di TPA selain sampah organik (70%) juga terdapat sampah non organik berupa sampah plastik (14%). Dari keresahan pada banyaknya sampah tersebut upcycling menjadi salah satu cara untuk mengurangi adanya tumpukan sampah yang menggunung. Upcycling sering dianggap sebagai sebuah proses di mana bahan-bahan limbah diubah menjadi sesuatu yang memiliki nilai. Tak hanya manfaat lingkungan, upcycling ini juga biasanya memiliki manfaat ekonomi. Ada beberapa orang yang masih bingung terkait dengan perbedaan antara recycle dan upcycle. Meski terdengar sama, terdapat perbedaan antara recycle dan upcycle. Recycle adalah menghancurkan barang asli untuk kemudian dibentuk lagi menjadi barang baru, sementara upcycle adalah proses daur ulang yang mengubah barang asli menjadi barang yang memiliki kemanfaatan baru tanpa menghilangkan bentuk asli suatu barang. 

Upcycling identik dengan proses daur ulang barang anorganik seperti botol plastik atau kaca, kaleng, kardus, kain, ban, kemasan minuman kotak, bungkus deterjen, atau bungkus makanan lainnya. Modal utamanya adalah kreativitas. Dan ternyata memang sudah banyak dipraktekkan dimana-mana, misalnya tas dari bungkus kemasan deterjen, atau vas bunga dari botol plastik bekas minuman. Dengan upcycling sampah-sampah anorganik tidak perlu lagi dibuang sia-sia atau dibakar yang sudah pasti menyebabkan polusi udara. Melalui upcycling barang-barang menjadi kembali bermanfaat dan lebih bernilai. Upcycling juga merupakan langkah nyata dalam mengurangi produksi sampah. Dari sini saya berinisiatif untuk membuat tote bag dari bahan plastik kemasan. Disini tote bag sendiri berfungsi sebagai pengganti plastik saat kita sedang berbelanja. Saya sendiri bisa menjahit dan saya menjahit bahan bahan ini membentuk sebuah tote bag. Saya melakukan penjualan lewat sosial media saya dan menawarkan dengan harga Rp 20.000.

Melakukan hal ini bisa bermanfaat untuk meningkatkan kreativitas, mengurangi sampah plastik dengan cara upcycling dan penggunaan tote bag yang bisa mengurangi konsumsi plastik saat kita sedang berbelanja. Dalam tugas kali ini saya belajar untuk lebih menghargai bahwa sesuatu yang mungkin dianggap sebagai sesuatu yang tidak memiliki nilai bisa diubah menjadi sesuatu yang bernilai bila kita mampu berpikir kritis dan mau untuk lebih berkreasi dengan sudut pandang yang luas.


0 komentar:

Posting Komentar