5.5.24

ESSAY 2_PSIKOLOGI LINGKUNGAN OLEH ELVIRA FEBRIAN

 

GERAKAN PEDULI LINGKUNGAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN MELAKUKAN PLOGGING

TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Tugas Mata Kuliah Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA

Elvira Febrian 22310410187

Kelas : SP

Tren terkait kepedulian terhadap lingkungan, perlindungan alam, dan promosi ekologi sudah semakin terlihat pada kepedulian masyarakat di dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu dari yang paling populer di kalangan pelari adalah kegiatan plogging. (Kwiek Magdalene, 2023) Plogging adalah kombinasi dari “plocka up”, yang berarti “memungut biji-bijian” dalam bahasa Swedia. Plogging adalah kegiatan yang mendorong memungut sampah sambil jogging. Plogging merupakan gerakan “perlindungan lingkungan” alternatif yang muncul yang dapat melindungi kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat. Plogging telah menjadi tren baru di generasi MZ (yang saat ini berusia 20 hingga 40an), dan telah menjadi tren budaya online yang digunakan generasi MZ untuk promosi diri. Dengan memposting partisipasi plogging di media sosial, para individu tersebut mengemas dirinya sebagai orang-orang yang ikut serta dalam gerakan perlindungan lingkungan. Beberapa media menyatakan bahwa partisipasi generasi muda dalam melakukan plogging berasal dari tren konsumsi nilai yang menekankan pelestarian lingkungan dan kesehatan. Plogging lebih dari sekedar gerakan perlindungan lingkungan namun juga bisa menjadi bagian dari konsumsi dan mempunyai nilai sebagai bahan pembangun sosial.(Lee Wanyoung & Choi Yoonso, 2023)

Saya baru pertama kali ini melakukan plogging dan dari situ saya menyadari bahwa masih banyak orang yang tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Namun dalam hal pelestarian lingkungan langkah pertama yang bisa diambil adalah dengan memulai dari diri sendiri. Saya melakukan kegiatan plogging pertama saya pada tanggal 28 April 2024 saya melakukan plogging di sekitar Jalan Parangtritis di daerah Pundong terlihat banyaknya sampah di sekitaran Jalan Parangtritis. Dissana banyak sekali sampah di pinggiran jalan yang menandakan masih banyaknya pengguna kendaraan yang tidak mampu untuk bertanggung jawab dengan sampahnya sendiri di hari itu saya melakukan kegiatan Plogging dimulai dari rumah teman saya di daerah Pundong dimulai jam 05.25 sampai jam 06.30. 

Gambar 1

Dan plogging kedua saya lakukan tanggal 1 mei saya melakukan plogging di sekitar rumah saya Canden, Jetis, Bantul. Saya melakukan plogging di sore hari sekitar jam 16.30 sampai jam 17.30. Sampah terlihat lebih banyak di lingkungan jalan persawahan dibandingkan dengan jalan area perumahan warga. Keadaan tersebut menunjukkan perilaku masyarakat yang kurang peduli dengan keadaan jalanan umum, kecenderungan masyarakat merasa hanya bertanggung jawab dengan kebersihan jalanan di sekitar rumahnya.

  Dari kegiatan plogging ini sampah yang saya kumpulkan kemudian saya pilah, di hari pertama tanggal 28 April saya mendapatkan sampah daur ulang sebanyak 5 ons dan sampah plastik sekitar 3 ons untuk kegiatan plogging yang kedua saya mendapat sampah daur ulang 4 ons dan sampah plastik sekitar 2 ons. Sampah daur ulang saya bawa ke tempat belakang rumah saya yang memang tempat pemilahan sampah di keluarga saya karena memang sudah sejak lama keluarga saya terbiasa untuk memilah sampah dan menjual sampah daur ulang ke pengepul. Untuk sampah plastik di gunakan ibu saya sebagai pengganti minyak tanah untuk menyalakan api guna memasak dedak padi untuk memberi makan sapi sapi peliharaan keluarga saya. 

Dengan kegiatan plogging yang saya lakukan serta mengupload kegiatan tersebut di sosial media, saya berharap orang lain mau tergerak untuk ikut melakukannya dan tidak malu untuk memungut sampah, lebih bisa peduli terhadap lingkungan dan mulai untuk belajar bertanggung jawab dengan sampahnya  sendiri, karena kepedulian kita terhadap lingkungan sudah selayaknya dimulai dari kesadaran diri kita masing masing. 

Daftar pustaka

Kwiek Magdalene. (2023). Plogging – ekotrend w rekreacji w opinii studentów (Plogging – an ecotrend in recreation in the opinion of students). Annales Universitatis Paedagogicae Cracoviensis Studia Geographica, 18, 125–138.

Lee Wanyoung, & Choi Yoonso. (2023). Examining Plogging in South Korea as a New Social Movement: From the Perspective of Claus Offe’s New Social Movement Theory. Environmental Health.


0 komentar:

Posting Komentar