11.10.23

Essay 4: Perilaku Inovatif

BERPERILAKU INOVATIF

PERILAKU INOVATIF: MEMBUAT TEMPAT PENSIL DARI TUTUP BOTOL




Tugas 4: Berperilaku inovatif

Oleh: 

Qoyyimah Sofiati (21310410036)

Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu:

Dra. Arundati Shinta, M.A.


Sejak 23 Juli 2023, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul, Yogyakarta ditutup sehingga menyebabkan kondisi sampah yang tidak terkendali. Penutupan TPA merupakan langkah yang diambil karena kapasistas penampungan sampah di lahan TPA Piyungan sudah melebihi batas. Melihat kondisi itu, banyak sekali upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penumpukan sampah salah satunya dengan melakukan daur ulang. Dengan melakukan daur sampah menjadi suatu bentuk perilaku inovasi.

Menurut O’Sulliwan dan Dooley (2009) inovasi adalah proses dalam membuat perubahan, baik berskala kecil maupun besar, bersifat radikal maupun incremental, berupa produk, proses, atau pelayanan yang menghasilkan pengenalan akan sesuatu yang baru bagi organisasi, meningkatkan nilai bagi  konsumen, dan berkontribusi pada gudang ilmu organisasi. Menurut Scott dan Bruce (dalam Neiva dkk, 2017) perilaku kerja inovatif adalah Kumpulan perilaku yang berhubungan dengan proses menciptakan ide kreatif, mempromosikan ide kepada orang lain, mengembangkan rencana yang cukup untuk mengimplementasikan ide, serta menyingkap teknologi, proses, teknik, atau ide baru tentang suatu produk (Tobing, M.J., & Ratnaningsih, 2021).


Salah satu bentuk perilaku inovasi adalah dengan melakukan daur ulang sampah dari tutup botol bekas menjadi sebuah kerajinan. Kerajinannya adalah tempat pensil yang dibuat dengan mengandalkan dua bahan utama yaitu tutup botol dan kertas kardus. Tutup botol didapatkan dari hasil pengumpulan sampah plastik botol yang dilakukan di asrama selama enam bulan lebih. Saat pembuatan karya, alat yang digunakan yaitu gunting dan lem lilin. Cara pembuatannya adalah mengaitkan setiap tutup botol dengan tutup botol lainnya dengan lem lilin hingga membentuk sebuah tabung. Untuk bawahan atau dasar dari tempat pensil ini adalah potongan kertas kardus berbentuk lingkaran. Penggunaan lem lilin tidak menggunakan lem tembak karena akan mengeluarkan biaya banyak, maka cara lainnya adalah membuat lilin/pelita di atas piring kaca dengan bahan minyak goreng kemudian kapas yang menjadi sumbu.



Tidak berhenti pada membuat karya saja, tetapi karya yang telah dibuat akan dijual. Diharapkan mampu memberikan kepuasan dan keuntungan kepada pembuat karya karena merasa akan ada yang mengapresiasi ketika karya tersebut laku. Marketplace yang digunakan untuk menjual karya adalah Facebook karena fitur yang mudah digunakan serta target marketing-nya adalah orang-orang dewasa atau ibu-ibu yang menyukai ada tanaman di dalam rumahnya.

Dengan kerajinan yang dibuat, diharapkan mampu menumbuhkan kreativitas untuk terus berinovasi sebagai upaya untuk membantu pemerintah dalam meminimalisir sampah yang tertumpuk karena kapasitas yang penuh serta membangun kemandirian dalam mendapatkan keuntungan dari sampah.

Link Penjualan: 

https://www.facebook.com/marketplace/item/3636478246598487/?mibextid=dXMIcH

 


Referensi

Tobing, M.J., & Ratnaningsih, I.Z. (2021). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku kerja inovatif pada penyiar radio kampus di jakarta. Jurnal EMPATI, 10(1), 69-77.

Tasya, T. (2023, Agustus 11). Jogja darurat sampah, ahli UGM: kenapa baru gaduh sekarang?. Liputan (Berita-berita)https://ugm.ac.id/id/berita/jogja-darurat-sampah-ahli-ugm-kenapa-baru-gaduh-sekarang/   

0 komentar:

Posting Komentar