31.10.23

Essay 3 Psikologi Inovasi, dosen pengampu: Arundati Shinta. Tiyana Arum Sari / 21310410073

 Wawancara Disonansi Kognitif Perokok Aktif



Nama Subjek : Satria

Pekerjaan : Mahasiswa

Subjek merupakan seorang mahasiswa dari kampus swasta di Jogja. Subjek berumur 22 tahun. Subjek mulai aktif merokok sejak duduk dibangku SMK. Saat subjek kecil sekitaran kelas 5-6 SD pernah mencoba-coba untuk merokok. Saat itu subjek tidak sendirian, subjek bercerita mencoba merokok bersama teman berman subjek. Saat itu sujek merasa enak saat merokok 1 batang rokok, lalu subjek memutuskan berhenti. Saat subjek SMK dan teman-teman subjek merupakan perokok aktif, subjek mulai merokok kembali. Saat akan berangkat sekolah dan saat nongkrong bersama teman-teman.

Dengan kontribusi gas rumah kaca tahunan setara 84 megaton karbon dioksida, industri tembakau berkontribusi terhadap peningkatan suhu global, perubahan iklim, mengurangi ketahanan iklim, membuang-buang sumber daya, dan merusak ekosistem. Asap rokok berkontribusi pada tingkat polusi udara yang lebih tinggi. Selain penyakit kanker, terdapat beberapa dampak buruk lainnya yang mungkin terjadi kepada para perokok aktif maupun pasif, di antaranya adalah: Penyakit paru-paru kronis. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut. Menyebabkan stroke dan serangan jantung. Bahaya merokok bagi kesehatan juga bisa dirasakan sampai ke lambung, karena asap rokok yang masuk ke sistem pencernaan akan menyebabkan meningkatnya asam lambung. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka bukan tidak mungkin akan menjadi penyakit yang lebih kronis seperti tukak lambung yang lebih sulit diobati.

Saat ditanyai bahaya merokok subjek telah mengetahui karena terpampang jelas saat subjek akan membuka tempat rokok subjek. Subjek sadar akan bahaya yang ditimbulkan dan subjek belum peduli terhadap dampak buruknya. Subjek selalu mengeles perihal Dampak positif dari merokok yaitu mengurangi stres, menimbulkan perasaan nikmat dan mempererat pergaulan antar kawan dan dampak negative dari merokok yaitu rokok memboroskan dan menimbulkan ketergantungan.

Saat ini subjek sudah berhenti merokok karena faktor kesehatan. Subjek merasa dada sesak saat melakukan olahraga. Nafas menjadi pendek yang dirasakan subjek merupakan efek dari rokok. Dengan kejadian tersbut subjek memutuskan untuk tidak merokok walau teman-temannya menawarinya untuk kembali merokok. Berhenti merokok tidak hanya menyehatkan tubuh namun memiliki berbagai manfaat. Tekanan darah, denyut nadi dan aliran darah tepi akan membaik. Kandungan nikotin dan karbonmonoksida berkurang setengahnya. Sehingga kadar oksigen dalam darah akan kembali normal.

Perokok mengetahui adanya bahaya yang ditimbulkan oleh rokok sehingga memunculkan adanya disonansi, dimana seseorang terlibat dalam perilaku yang tidak konsisten dengan keyakinan subjek.



0 komentar:

Posting Komentar