PERILAKU
DISONANSI KOGNITIF PADA PEROKOK AKTIF
LISA
DEVITA SARIPI
21310410106
Essay
3
Mata
Kuliah Psikologi Inovasi
Dosen
Pengampu : Dr.Dra. Arundhati Shinta, MA
Psikologi
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Disonansi kognitif
adalah salah satu
dari sekian banyak teori yang didasarkan
pada prinsip konsistensi kognitif yang tumbuh dari teori-teori awal
seperti teori keseimbangan
(Heider, 1958). Teori disonansi
kognitif (Festinger, 1957)
menyatakan bahwa individu
berusaha untuk menjaga konsistensi
di antara berbagai
kognisi(misalnya, pikiran, perilaku,
sikap, nilai, atau keyakinan). Kognisi
yang tidak konsisten
dapat menghasilkan keadaan
yang membuat individu menjadi merasa
adanya ketidaksesuaian dalam
diri yang akhirnya
memotivasi individu untuk mengubah satu
atau lebih kognisi
untuk mengembalikan konsistensi
dengan kognisi lain sehingga individu
mendapatkan kesesuaian. .
Disonansi kognitif sangat terkait dengan
perubahan sikap. Seperti
yang kita ketahui
situasi ini merupakan kebingungan antara
dua kognisi yang
tidak konsisten satu
sama lain. Menurut
Schiffman & Kanuk, 2008
disonansi atau inkonsistensi ini
terjadi ketika individu
memegang konflik pemikiran tentang
suatu keyakinan atau
objek.
Melihat
dari tema yang ada saya melakukan wawancara terhadap perilaku disoniasi
kognitif pada peokok aktif. Para perokok mengetahui akan adanya bahaya yang
ditimbulkan oleh rokok sehingga memunculkan adanya dinsonasi.
Pada
kesempatan saat ini saya melakukan wawancara salah satu narasumber dengan
identitas sebagai berikut :
Inisial :
MAT
Usia : 24 Tahun
Jenis
Kelmamin : Laki-Laki
Pekerjaan :
Wiraswasta
Dengan
beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Sejak
kapan mengenal rokok ?
2. Sejak
kapan mencoba menggunakan rokok ?
3. Kenapa
saat itu penasaran mencoba rokok ?
4. Bertahan
berapa lama Menggunakan rokok kertas ?
5. Berapa
batang rokok yang dihabiskan dalam sehari ?
6. Apakah
tau kalau rokok itu berbahaya ?
7. Kenapa
masih mengonsumsi rokok sampai saat ini ?
8. Apakah
ada rencana berhenti mengonsumsi rokok ?
Adapun
jawaban dari subjek sebagai berikut :
1. Mengenal
rokok sejak kelas 4 SD, dikarenkan orang tua memiliki warung.
2. Mencoba
rokok dimulai dengan menggunakan kertas yang dibakar lalu berlanjut dengan
menggunakan rokok asli di kelas tiga SMA.
3. Rasa
penasaran itu dimulai saat saya melihat sekeliling saya merokok.
4. Penggunaan
rokok kertas hanya di kelas 4 SD.
5. Ada
1 batang rokok
6. Iya
tau
7. Karena,
sudah menjadi kebutuhan, apalagi ketika saya mahasiswa dan mengerjakan skripsi
ketika merasa stress saya mengalihkannya ke rokok.
8. Iya
ada, secepatnya akan berhenti dan menggantikan menggunakan permen. Dan sekarang
mulai mengalihkannya ke rokok elektrik (VAPE).
Maka,
dari wawancara yang telah saya lakukan ini dapat dilihat bahwa subjek adalah
perokok aktif yang mana subjek melakukan penyangkalan kognitif, dimana
penyangkalan ini akan mendorong terjadinya disoniasi. Hal ini dapat dilihat
dari subjek yang tau kalau adanya efek samping dari merokok yang akan
mengganggu kesehatannya terutama di masa yang akan datang, namun masih
melakukan hal tersebut.
Referensi
Dewanti, N,I,.& Irwansyah. (2021). Disonansi
Kognitif Dalam Perilaku Konsumen
Masyarakat
Indonesia Terhadap Pembelian Produk Tanpa Logo Halal. Jurnal Lensa Mutiara
Komunikasi. Vol. 5,No. 1 Hal: 99-109
Fadholi, Guntur, et.all. (2020). DISONANSI
KOGNITIF PEROKOK AKTIF DI
INDONESIA. Jurnal
RAP (Riset Aktual Psikologi)Universitas Negeri Padang, Indonesia. Vol. 11
No.1. Hal: 1-14.
0 komentar:
Posting Komentar