Disonansi Kognitif
Edwin Kurniawan Wijaya
21310410047
Psikologi Inovasi
Essay 3 Wawancara Tentang Disonansi Kognitif
Dosen Pengampu Dra. Arundati Shinta, M.A.
Disonansi kognitif merupakan perasaan ketidaknyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran dan perilaku yang saling bertentangan dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Pada kasus ini tentang disonansi kognitif perokok mereka dengan sadar tahu apa itu bahaya merokok tetapi tetap saja di lakukan karena ada beberapa faktor orang merokok.
Merokok merupakan kegiatan menghisap asap dari produk tembakau. Saat ini produk rokok dibedakan menjadi 2 yaitu rokok konvensional dan non konvensional. Rokok konvensional merujuk pada jenis rokok tradisional yang umumya berisi tembakau kering yang di gulung dengan kertas. Sementara non konvensional merujuk pada produk tembakau yang berbeda dalam hal bentuk, metode penggunaan dan bahan yang digunakan contoh rokok elektronik yang menggunakan metode pemanasan yang mengubah liquid vape menjadi uap yang dapat di hirup. Rokok elektronik diklaim lebih lebih tidak beresiko dibandingkan rokok tembakau konvensional. Tetapi penggunaan nikotin dalam bentuk apapun dapat menjadi adiktif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan DT yang telah di lakukan, narasumber sudah merokok sejak kelas 2 SMP karena pengaruh dari lingkungan yang membuatnya merokok, salah satunya adalah tekanan teman-teman mereka supaya di bilang keren, gaul dsb. Akhirnya narasumber mulai mencoba karena rasa penasarannya mencoba hal baru tersebut. Dia sebenarnya tahu apa itu dampak merokok seperti kanker, jantung , penyakit saluran pernafasan dll tetapi karena sudah kecanduan ingin berhenti menjadi susah kadang bibir merasa asam. Rata rata 1 bungkus habis dalam satu hari tetapi kadang bisa lebih tergantung jika sedang banyak pikiran. Dia juga lebih sering mengurangi jatah makan asalkan rokoknya lancar. Pekerjaan yang dilakukan juga menjadi alasan untuk sulitnya berhenti merokok, sebagai seorang security di salah satu bank mau tidak mau agar tetap terjaga saat bekerja harus di temani rokok dan kopi. Dia juga pernah mencoba rokok elektronik untuk mengurangi merokok tetapi tidak bertahan 1 bulan kembali ke rokok konvensional karena merasa tidak puas dengan rokok elektronik.
Dapat disimpulkan bahwa faktor orang mencoba rokok salah satunya adalah karena lingkungan atau ajakan dari teman untuk mendapatkan pengakuan. Dan untuk berhenti merokok tidaklah mudah bahkan mengurangi rokok konvensional dengan beralih menggunakan rokok elektrik saja tidak semua orang akan cocok.
0 komentar:
Posting Komentar