DISONANSI
KOGNITIF : WAWANCARA PEROKOK
Diah
Novita Sari
21310410111
Psikologi
Inovasi
Dr.
Arundati Shinta, MA.
Fakultas
Psikologi
Universita
Proklamasi 45 Yogyakarta
Disonansi
kognitif yaitu suatu kondisi tidak nyaman dari tekanan psikologis ketika
seseorang memiliki dua atau lebih kognisi (sejumlah informasi) yang tidak
konsisten atau tidak sesuai satu sama lain (Vaughan & Hogg: 2005). Lebih
mudahnya disonansi kognitif merupakan situasi yang mengacu pada masalah mental
dan terjadi ketika keyakinan, sikap, dan perilaku tidak sesuai. Sebagai contohnya seorang
perokok pasti tau akan bahaya dari rokok tersebut akan tetapi tetap merokok.
Sudah tidak asing lagi kita sebagai orang indonesia melihat disekeliling kita
banyak perokok. Jika beberapa dari mereka diberi pertanyaan apakah tahu bahaya
rokokbagi kesehatan, sebagian besar dari mereka akan menjawab tahu namun masih
melakukan hal itu. Saya mewawancarai seorang perokok yang saya kenal yaitu mas
A, dia merupakan seorang perokok. Dia bekerja sebagai salah satu karyawan
restoran jepang.
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Apakah
anda merupakan seorang perokok? |
Iya |
Sejak
kapan anda mulai merokok? |
Saya
pertama kali merokok saat tahun 2019, tapi untuk tanggal atau bulan pastinya
saya tidak ingat. |
Mengapa
saat itu anda memiliki pikiran untuk merokok? |
Saya
awal merokok karena teman-teman saya saat itu sedang merokok dan saya
terpengaruh untuk ikut-ikutan merokok. |
Apakah
saat ini anda masih merokok? |
Iya,
saya masih merokok, terkadang juga menggunakan rokok elektrik seperti pods. |
Apakah
anda tahu kalau merokok tidak baik untuk kesehatan? |
Iya
saya tahu kalau merokok tidak baik untuk kesehatan. Namun dampak dari
kesehatan itu saya tidak merasakannya, yang saya lihat banyak orang yang
merokok masih memiliki umur yang panjang, kuat fisiknya. Banyak juga orang
yang sudah tua merokok tapi badannya masih kuat padahal dia sudah tergolong
kakek-kakek |
Lalu
mengapa anda tetap merokok |
Karena
bagi saya rokok merupakan penenang ketika saya memiliki banyak pikiran atau
sedang stres. |
Apakah
anda memiliki pikiran kedepannya untuk berhenti merokok? |
Ada,
ketika hidup saya sudah tertata atau ketika saya sudah menikah. |
Dari hasil wawancara yang saya lakukan, mas A
tahu bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan namun dia tetap merokok karena
merasa bahwa merokok dapat mengurangi beban pikiran dan dapat meredakan stres.
Referensi
Hogg,
A.M., Vaughan, M.G. 2005. Introduction to Social Psychology. Australia:
National Library of Australia Pearson Education Australia.
0 komentar:
Posting Komentar