11.10.23

DISONANSI KOGNITIF : WAWANCARA PEROKOK

 

DISONANSI KOGNITIF : WAWANCARA PEROKOK

Diah Novita Sari

21310410111

Psikologi Inovasi

Dr. Arundati Shinta, MA.

Fakultas Psikologi

Universita Proklamasi 45 Yogyakarta



Disonansi kognitif yaitu suatu kondisi tidak nyaman dari tekanan psikologis ketika seseorang memiliki dua atau lebih kognisi (sejumlah informasi) yang tidak konsisten atau tidak sesuai satu sama lain (Vaughan & Hogg: 2005). Lebih mudahnya disonansi kognitif merupakan situasi yang mengacu pada masalah mental dan terjadi ketika keyakinan, sikap, dan perilaku  tidak sesuai. Sebagai contohnya seorang perokok pasti tau akan bahaya dari rokok tersebut akan tetapi tetap merokok. Sudah tidak asing lagi kita sebagai orang indonesia melihat disekeliling kita banyak perokok. Jika beberapa dari mereka diberi pertanyaan apakah tahu bahaya rokokbagi kesehatan, sebagian besar dari mereka akan menjawab tahu namun masih melakukan hal itu. Saya mewawancarai seorang perokok yang saya kenal yaitu mas A, dia merupakan seorang perokok. Dia bekerja sebagai salah satu karyawan restoran jepang.

Pertanyaan

Jawaban

Apakah anda merupakan seorang perokok?

Iya

Sejak kapan anda mulai merokok?

Saya pertama kali merokok saat tahun 2019, tapi untuk tanggal atau bulan pastinya saya tidak ingat.

Mengapa saat itu anda memiliki pikiran untuk merokok?

Saya awal merokok karena teman-teman saya saat itu sedang merokok dan saya terpengaruh untuk ikut-ikutan merokok.

Apakah saat ini anda masih merokok?

Iya, saya masih merokok, terkadang juga menggunakan rokok elektrik seperti pods.

Apakah anda tahu kalau merokok tidak baik untuk kesehatan?

Iya saya tahu kalau merokok tidak baik untuk kesehatan. Namun dampak dari kesehatan itu saya tidak merasakannya, yang saya lihat banyak orang yang merokok masih memiliki umur yang panjang, kuat fisiknya. Banyak juga orang yang sudah tua merokok tapi badannya masih kuat padahal dia sudah tergolong kakek-kakek

Lalu mengapa anda tetap merokok

Karena bagi saya rokok merupakan penenang ketika saya memiliki banyak pikiran atau sedang stres.

Apakah anda memiliki pikiran kedepannya untuk berhenti merokok?

Ada, ketika hidup saya sudah tertata atau ketika saya sudah menikah.

 Dari hasil wawancara yang saya lakukan, mas A tahu bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan namun dia tetap merokok karena merasa bahwa merokok dapat mengurangi beban pikiran dan dapat meredakan stres.

 

Referensi

Hogg, A.M., Vaughan, M.G. 2005. Introduction to Social Psychology. Australia: National Library of Australia Pearson Education Australia.

0 komentar:

Posting Komentar