Essai
3
Wawancara
Perilaku Disonansi
Septi
Ambarwati
21310410117
Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta, MA
Psikologi
Inovasi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Menurut
Undang-undang RI no. 36 tahun 2009 kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Salah satu kebiasaan hidup yang berdampak
besar pada kesehatan adalah melakukan olahraga. Terdapat korelasi yang sangat
positif antara aktivitas fisik dan pengurangan penyakit kronis (Svantesson,
2015).
Akan tetapi life style ini tidak banyak
dilakukan masyarakat, sehingga muncul perilaku disonasi. Sudah tahu jika olahraga
penting untuk kesehatan tetapi jarang dilakukan. Alasannya pun beragam, tidak
ada waktu, sibuk, dan lain sebagainya. Padahal olahraga tidak membutuhkan waktu
banyak, dan bisa dilakukan dengan banyak cara. Tidak perlu mengeluarkan biaya
mahal, asal konsisten. Pada kesempatan ini saya akan mewawancara salah satu narasumber
dengan identitas sebagai berikut :
Inisial : WRY
Usia : 50 tahun
Jenis
kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Dengan
butir pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa
pendapat anda tentang olahraga?
2. Olahraga
apa yang anda paling sukai?
3. Menurut
anda seberapa penting olahraga bagi diri anda?
4. Apakah
anda sudah menjalankan kebiasaan berolahraga?
5. Seberapa
sering anda melakukan olahraga?
6. Apa
efek yang anda rasakan ketika anda rutin dan rajin berolahraga?
7. Jelaskan
alasan anda tidak melakukan olahraga seperti yang anda rencanakan?
8. Upaya
apa yang anda lakukan agar anda bisa bersemangat mewujudkan rencana anda
berolahraga?
Adapun
jawaban dari narasumber adalah sebagai berikut :
1. Olaharaga
adalah kebiasaan baik dan bagus untuk kesehatan kita.
2. Saya
suka sekali jalan pagi.
3. Sangat
penting, seperti jawaban pertanyaan tadi, Mbak. Bahwa olahraga itu sangat
penting untuk kesehatan kita. Menjaga stamina agar tetap bagus dan tidak gampang
capek.
4. Dulu
rutin, tapi sejak satu tahun ini saya jarang melakukan olahraga. Saya pikir
dengan sering mondar-mandir beraktifitas di rumah sudah cukup berkeringat.
5. Paling
seminggu sekali, itu saja kalau tidak ada acara. Biasnya saya melakukan pagi
hari.
6. Jelas
saya lebih seger saja badannya, Mbak. Merasa jauh lebih sehat tidak gampang
lemes.
7. Ya,
itu tadi kadang saya mikirnya kan saya sudah cukup berkeringat dengan
mondar-mandir di rumah.
8. Sejauh
ini saya mencoba merutinkan lagi kebiasaan dulu, meski masih belum berhasil
sampai saat ini.
Ada empat pilar kesehatan yang dapat mempengaruhi
kondisi kesehatan seseorang yaitu keturunan,
lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku. (Zaraz Obella Nur Adliyani, 2015).
Terkait hal tersebut ada fakta menarik yang ditemui di lapangan, bahwa perilaku
dan gaya hidup (life style) sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan. Perilaku
kesehatan adalah suatu respon organisme terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,
minuman dan lingkungan. (Notoadmojo, S 2007). Setelah dilakukan wawancara, dihasilkan bahwa
narasumber mengalami disonansi kognitif. Sepasang kognisi dikatakan konsonan
jika satu kognisi mengikuti kognisi lainnya, hal ini berkebalikan dan tidak sesuai.
Bukti dari wawancara bahwa narasumber tahu akan dampak olahraga bagi
kesehatannya, akan tetapi narasumber masih belum melakukan rutin olahraga.
Referensi
Adliyani
, Z.O.N. (2015). Pengaruh Perilaku
Individu terhadap Hidup Sehat. Jurnal Majority. Volume 4. Nomor 7 (109)
Notoatmodjo
S. ( 2003). Prinsip-prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat edisi 2.
Jakarta: rineka cipta.
Svantesson
U. (2015). Impact of physical activity on the self-perceived quality of life
in non-frail older adults. Mid Sweden University.
Departemen Kesehatan RI (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
0 komentar:
Posting Komentar