Dosen pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA
Maria Eventia Claudia Ponomban
21310420021
Kegiatan yang saya lakukan untuk essay ketiga adalah membuat
kompos padat dan juga mencoba membuat ecoenzym. Sebenarnya saya mengambil kegiatan untuk membuat pupuk karena saya ditantang
untuk membuat kompos oleh Bu Shinta sewaktu kuliah lapangan di rumah beliau. Alasan
lainnya, saya memproduksi limbah organik setiap harinya karena saya melakukan
kegiatan memasak di kosan. Biasanya saya menghasilkan batang sayur, kulit buah
dan kulit telur. Selain itu, kompos saya menggunakan daun kering karena di
sekitaran kosan banyak saya temukan guguran daun kering sehingga saya
mengunakan itu sebagian dalam pembuatan kompos saya. Kegiatan ini juga saya
rasa menjadi kegiatan yang menyenangkan yang tidak menyita waktu lama dalam
proses pembuatannya.
Kegiatan yang saya lakukan ini
akan berlanjut meskipun telah selesai mengikuti mata kuliah psikologi
lingkungan karena saya memudahkan tukang bersih kos-kosan saya dalam mengolah
limbah organik saya. Kompos yang sudah saya buat diawal bisa saya lanjutkan
dengan mudah dengan selalu menambahkan sampah organik yang saya produksi tiap
harinya. Selain itu, ecoenzym yang saya buat karena mengikuti kelas Bu Shinta
memang prosesnya lama, tetapi saya mencoba untuk membuatnya ketika ada kulit
buah atau buah yang sudah terlalu matang. Hasil ecoenzym, sangat berguna
nantinya untuk menghemat beberapa cairan pembersih karena hasilnya bisa dicampurkan
pada pembersih piring, shampoo, pencuci baju, dan bisa juga dijadikan sebagai
disinfektan yang ramah lingkungan. Ecoenzym dan kompos ini juga diterapkan pada
TPS Rindu Alas dimana ecoenzymnya bisa dijadikan diinfektan untuk mengurangi
bau pada TPS tersebut.
Ada enam prioritas dalam pengolaan limbah yaitu prevention (pencegahan),
reduce, reuse, recycling, recovery dan disposal. Pada kegiatan pembuatan kompos
dan juga ecoenzym dapat dimasukkan ke dalam prioritas keempat yaitu recycling. Recycling
adalah kegiatan mendaur ulang sampah yang ada menjadi sesuatu yang lebih
berguna. Dalam hal ini kita mendaur ulang sampah dengan cara pembuatan kompos. Mendaur
ulang limbah organik tidaklah muda. Meskipun dia bisa terurai sendiri tetapi
dalam pembuatan kompos, limbah tersebut membutuhkan bantuin kita dalam mengolah
sampah tersebut agar mudah terurai. Proses agar bisa terurai kita harus
mempersiapkan sampah organiknya dengan membuatnya menjadi potongan kecil agar
nantinya cepat untuk berproses dan kemudian dirasakan manfaatnya.
Tetapi menurut saya, dari keenam
prioritas pengolahan limbah pembuatan kompos bisa melibatkan kelima prioritas yang
ada. Mulai dari prevention dimana mencegah timbunan sampah dengan mengunakan
bagian sayur tanpa sisa. Reduce, mengurangi timbunan sampah dengan cara mengumpulkan
limbah organik sebagai bahan dasar dari pembuatan kompos. Reuse yaitu
mengunakan kembali barang yaitu dengan membuat wadah kompos dari galon bekas. Recycling dimana sampah organik yang telah
kita kumpulkan kemudian diolah menjadi pupuk. Recovery yaitu memanfaatkan
limbah untuk keperluan energy. Kompos bisa dijadikan energi listrik proses
menghasilkan energi listrik menggunakan sebuah alat yang dinamakan gasifikasi.
Jadi dari hirarki tersebut kita
bisa melihat bahwa pembuatan kompos sangat bermanfaat bagi lingkungan, karena
kita mampu mengolah segalanya dari alam dan kembali ke alam.
artikel detiknews, "Terobosan di Rumah Kompos, Olah Sampah Jadi
Energi Listrik" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-2943872/terobosan-di-rumah-kompos-olah-sampah-jadi-energi-listrik.
Harahap, D.H., Elisa, Nugroho, R.W. & Widyaningsih, S.S.
(2019). Kreativitas dan inovasi pada kegiatan pemanfaatan kembali sampah
(reuse). Dalam A. Shinta (Editor). (2019). Memuliakan
sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat.
Yogyakarta: Deepublish. Hal. 39-52.
0 komentar:
Posting Komentar