LINGKUNGAN
SEHAT DIMULAI DARI DIRI SENDIRI DENGAN PLOGGING
Essay
Untuk Ujian Akhir Psikologi Lingkungan
Meylita
Ayu Herbafalony
NIM
: 21310410084
Kelas
Reguler / Semester 3
Dosen
Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Plogging merupakan salah
satu alternatif yang saya pilih untuk memenuhi tugas saya sebagai mahasiswi.
Alasan saya melakukan Plogging karena melihat kesadaran masyarakat terhadap
lingkungan masih rendah, berdasarkan hal tersebut dapat diprediksi bahwa masyarakat
masih kurang peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar. Contohnya seperti
masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan di pinggir jalan,
meskipun sudah disediakan tempat sampah. Tentunya hal tersebut dapat mencemari
lingkungan dan mengganggu aktifitas kegiatan di jalanan. Salah satu upaya untuk
mengatasi hal tersebut saya memutuskan untuk melakukan plogging atau joging (lari kecil) sambil memunguti sampah yang ada
pada rute yang saya lewati pada saat berlari. Tentunya, kegiatan plogging ini
memiliki banyak manfaat, baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Cara saya agar kegiatan Plogging ini dilakukan secara rutin yaitu saya
menargetkan bahwasannya dalam seminggu melakukan aktifitas Plogging 2 kali,
dengan alasan agar tubuh menjadi sehat dan lingkungan menjadi bersih karena
tidak ada sampah di sepanjang jalan lagi, dan sampah-sampah tersebut nantinya
akan saya tabung di bank sampah yang tentunya akan menghasilkan uang bagi saya,
jika dilakukan secara rutin maka akan menjadi suatu kebiasaan dan tentunya
menguntungkan untuk diri sendiri dan sekitarnya. Dengan Plogging juga, maka
saya akan melakukan gerakan “stop-squat-and-pick-up trash” yang
dilakukan saat plogging membuat Anda berada dalam posisi burpee,
yaitu gerakkan dari posisi berdiri lalu membungkuk kemudian berdiri lagi. Dan
terbukti bahwa gerakan burpee ini merupakan salah satu
gerakan kebugaran yang paling berat sekaligus paling bermanfaat secara fisik.Karena
sejatinya seorang manusia diberikan hak untuk memanfaatkannya yaitu
lingkungannya, tetapi juga bertanggung-jawab untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan agar menjadi lebih baik dan sehat setiap hari.
Terdapat hubungan antara kegiatan Plogging dengan hirarki prioritas pengelolaan limbah, yaitu prevention atau pencegahan yang berarti mencegah terjadinya timbulan sampah, dengan kita melakukan kegiatan Plogging maka sampah akan teratasi sehingga tidak menumpuk dan berserakan di sepanjang jalan. Kemudian ada, minimisation atau reduce, yang berarti meminimalkan atau mengurangi timbulan sampah. Contoh perilaku adalah memilih makanan yang limbahnya paling sedikit. Selanjutnya, reuse atau menggunakan kembali barang untuk keperluan yang sama atau berbeda fungsi. Contoh perilakunya adalah menggunakan kembali botol dari hasil Plogging kemudian dibuat menjadi pot bunga. Kemudian ada, recycling, yang berarti mendaurulang limbah. Contoh perilaku yakni mendaurulang atau mengubah sampah organik menjadi kompos tanaman. Selanjutnya ada, energy recovery atau memanfaatkan limbah untuk keperluan energi. Contoh perilaku adalah berdirinya PLTS (Pembangkit Listrik Energi Sampah). Dan yang terakhir ada, disposal atau membuang / memusnahkan limbah. Tujuan dari hirarki limbah adalah untuk mengambil manfaat praktis maksimal dari produk dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah. Menurut prinsip hirarki pengelolaan limbah, saat menerapkan metode pembuangan dengan prioritas lebih rendah, perhatian harus diberikan pada metode lain dengan prioritas lebih tinggi. Artinya, misalnya, penggunaan (pemulihan) komponen limbah yang bermanfaat harus mencegah atau mengurangi pembentukan polutan dan limbah baru serta mengurangi risiko terhadap kesehatan manusia dan keamanan lingkungan. Meskipun peraturan perundang-undangan Indonesia menekankan prinsip hirarki pengelolaan sampah, di Indonesia sebagian besar sampah masih dibuang sembarangan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan ini adalah belum adanya kebijakan pengelolaan sampah yang terpadu antara pencegahan dan pengendalian, karena prinsip pengelolaan sampah yang berjenjang terus diterapkan.
Alasan
saya untuk lebih memilih kegiatan Plogging daripada kegiatan membuat kompos
karena, saya sangat hobi berlari dan berolahraga. Kemudian Plogging juga lebih
banyak manfaatnya karena tidak hanya bermanfaat untuk tubuh tetapi juga untuk
lingkungan sekitar kegiatan Plogging memiliki banyak manfaat juga, seperti
lingkungan menjadi bersih karena sampah dipungut atau diambil oleh seseorang
yang melakukan Plogging. Kemudian, membuat kompos juga bukanlah suatu hal yang
mudah, butuh ketelitian dan keuletan dalam membuat kompos tersebut agar kompos
yang dihasilkan bagus dan bermanfaat bagi tanaman, sehingga saya tidak memilih
untuk membuat kompos karena bagi saya itu bukanlah suatu passion saya untuk
membuat kompos dan saya tidak menyukai hal-hal yang ribet. Untuk itu saya
memilih Plogging karena dengan menerapkan langkah-langkah
pendukung dapat mengurangi sampah yang berserakan di jalanan dan menjadikan
lingkungan bersih dan sehat.
DAFTAR
PUSTAKA
Harahap, Handayani, Dewi. 2019. Kreativitas Pada Kegiatan Pemanfaatan Kembali Sampah (Reuse). Seminar Nasional LPPM - Universitas Muhammadiyah Purwokerto. ISBN: 978-602-6697-43-1.
L.M.
Azhar Sa’ban1. Anwar Sadat. Asrul Nazar. 2021. Meningkatkan Pengetahuan
Masyarakat Dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 5, No. 1.
0 komentar:
Posting Komentar