6.1.23

ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI LINGKUNGAN


ESSAY UJIAN AKHIR PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Dhika Putra Utama

NIM : 22310420043

Kelas Reguler / Semester 3

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 



 Dari empat alternatif kegiatan yang saya lakukan ialah plogging

a.       Plogging, karena plogging merupakan kegiatan atau aktivitas kebugaran di mana peserta memungut sampah yang mereka temukan di rute jogging (jalan santai). Daya tarik dari plogging adalah kesederhanaan dalam kegiatannya. Anda hanya butuh perlengkapan jogging dan kantung sampah dan semakin bugar dengan melakukan hal yang baik.

b.      Alasan saya melakukan hal tersebut dikarenakan saya ingin menjaga lingkungan disekitar agar tetap terawat dan bersih. Maraknya sampah yang bertebaran disekitar jalan membuat aroma yang tidak sedap serta bisa menimbulkan penyakit karena kotor, hewan seperti tikus, nyamuk, lalat bisa menimbulkan penyakit semua itu berawal dari sampah yang tidak terurus degan baik. Kegiatan plogging merupakan kegiatan yang simple, karena hanya membutuhkan peralatan yang cukup praktis, seperti berpakaian biasa atau bisa juga dengan menggunakan baju olahraga dan membawa kantong plastik yang besar untuk mengambil sampah yang ada di pinggir jalan.

c.       Cara agar kegiatan tersebut tetap berkelanjutan tentunya diawali dengan niat serta tetap konsisten pada pendirian untuk tetap menjaga lingkungan dengan cara plogging.

 Hubungan aktivitas yang saya lakukan yaitu plogging, dan ada 3 level hirarki yang dilakukan dalam locking yaitu pertama mencegah terciptanya waste, mencegah terciptanya waste pada sumbernya (waste prevention / Penghindaran limbah ) sehingga tidak dihasilkan limbah (zero waste). Pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip produksi bersih yaitu. H. Menerapkan teknologi bersih, menangani bahan, mengganti (mengganti) bahan, mengatur operasi, mengubah proses produksi, mempromosikan penggunaan bahan yang tidak berbahaya dan beracun atau kurang berbahaya dan beracun, menerapkan teknik konservasi, dan menggunakan kembali bahan sebagai limbah pengolahan. mencegah timbulnya limbah dan polusi. Setelah langkah pertama, kita bisa melakukan beberapa langkah lain seperti pemulihan, daur ulang. Menurut prinsip hirarki pengelolaan sampah, saat menerapkan metode pengelolaan sampah dengan prioritas lebih rendah, perhatian harus diberikan pada metode lain dengan prioritas lebih tinggi. Penerapan (penggunaan) proses pemulihan yang masuk akal untuk komponen limbah harus, misalnya, mencegah atau mengurangi pembentukan polutan dan limbah baru serta mengurangi risiko terhadap kesehatan manusia dan keamanan lingkungan. Misalnya, secara statistik, emisi ke udara yang disebabkan oleh penggunaan limbah sebagai pengganti bahan bakar atau bahan baku tidak boleh lebih besar dari proses produksi yang menggunakan bahan bakar dan bahan baku tradisional. Penerapan prinsip hirarki limbah secara konsisten dapat mengurangi jumlah limbah, sehingga biaya pengolahan limbah dapat ditekan dan utilitas bahan baku dapat ditingkatkan, yang pada gilirannya dapat memperlambat penipisan sumber daya alam. Bagi perusahaan dan pemerintah kota, penerapan prinsip hirarki pengelolaan sampah dapat berarti penghematan biaya dan keuntungan finansial. Sayangnya, meskipun peraturan perundang-undangan Indonesia telah menekankan prinsip hirarki pengelolaan sampah, sebagian besar sampah di Indonesia masih dibuang sembarangan (open landfill). Salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan ini adalah belum adanya kebijakan pengelolaan sampah yang terpadu antara pencegahan dan pengendalian, karena prinsip pengelolaan sampah yang berjenjang terus diterapkan. Di Indonesia, saat ini ada kebutuhan mendesak untuk memperkenalkan instrumen keuangan yang mendorong keberhasilan pencegahan dan pengurangan sampah, serta mendorong penghasil sampah sesuai dengan jumlah sampah yang mereka hasilkan. Prinsip manajemen terpadu ini dikenal di Eropa sebagai pencegahan dan pengendalian polusi terpadu (Directive 96/61/EC). Prinsip ini bertujuan untuk keseragaman pencegahan dan pengendalian pencemaran dari industri skala besar. Prinsip ini memberikan kerangka dasar bagi perusahaan/kegiatan, termasuk perusahaan pengelola limbah, untuk menghindari atau, jika memungkinkan, mengurangi emisi ke udara, air dan tanah untuk mencapai standar keseluruhan yang tinggi untuk perlindungan manusia dan lingkungan.

  Alasan saya tidak membuat kompos karena melakukan kegiata plogging hal yang menyenangkan bagi saya, disamping sambil berjalan-jalan juga dapat melakukan kegiatan pemeliharaan alam secara tidak langsung. Meskipun plogging dari Swedia, tetapi hal tersebut sangat cocok untuk dilakukan, jika kegiatan tersebut terus dilakukan maka dapat menjaga lingkungan minimal lingkungan yang ada di sekitar kita agar tetap bersih, indah dan nyaman. Kebersihan sangat baik bagi lingkungan ditengah cuaca yang sangat ekstrem, dengan menajaga lingkungan di saat seperti ini bisa juga menghindari dari bencana seperti banjir dikarenakan kegiatan plogging.

daftar pustaka : 

olahkrasa blog (2022). plogging : olahraga sekaligus menjaga longkungan 

Harahap, D.H., Elisa, Nugroho, R.W. & Widyaningsih, S.S. (2019). Kreativitas dan inovasi pada kegiatan pemanfaatan kembali sampah (reuse). Dalam A. Shinta (Editor). (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta: Deepublish. Hal. 39-52



0 komentar:

Posting Komentar