6.1.23

Berkontribusi dalam Pengelolaan Sampah

 



PSIKOLOGI LINGKUNGAN 

UAS PSIKOLOGI LINGKUNGAN
 
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.

 Oleh: 

REFISKHA SALSA BILLA (21310410095) 


FAKULTAS PSIKOLOGI 
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 

Menurut Zaman (2009) sampah bisa di definisikan sebagai sumber daya yang dapat bernilai tergantung bagaimana sampah tersebut dikelola. Sedangkan menurut UU No, 18 Tahun 2008 Bab 1 pasal 1 didefinisikan bahwa sampah merupakan sisa sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat. McDougall (2001) juga mendefinisikan sampah sebagai sesuatu yang kurang berguna dan bernilai. Dapat disimpulkan bahwa sampah merupakan sesuatu yang harus dikeola supaya memiliki nilai tambah lalu dapat digunakan Kembali agar tidak mencemari lingkungan. Lingkungan yang bersih merupakan lingkungan yang di idam-idamkan oleh setiap orang, namun masih banyak dari orang-orang yang tidak peduli dengan lingkungannya. Sampah sendiri menimbulkan dampak pencemaran yang luas. Permasalahan sampah di Indonesia adalah masalah  yang  belum juga terselesaikan  hingga  saat  ini,  dengan    bertambahnya    jumlah penduduk maka akan mengikuti pula bertambahnya   volume   timbulan   sampah   yang dihasilkan dari aktivitas manusa. Masyarakat merupakan penghasil sampah dan semua program pengelolaan sampah yang direncanakan akan sia-sia. Ada salah satu pendekatan kepada masyarakat agar dapat membantu program pemerintah dalam kebersihan adalah bagaimana membiasakan masyarakat kepada tingkah laku yang sesuai dengan tujuan program itu. antara lain:  Bagaimana merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib dan teratur, Faktor-faktor sosial, struktur, dan budaya setempat, Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini.

Pada mata kuliah psikologi Lingkungan saya memilih kegiatan before-after sebagai kegiatan untuk berkontribusi dalam pengelolaan sampah, kegiatan ini dilakukan di-empat tempat berbeda, saya memilih kegiatan ini bukan tanpa alasan. Di Yogyakarta sendiri saya adalah perantau, saya sering jalan-jalan sore atau bahkan pergi ke tempat-tempat wisata di Yogya. Sepanjang jalan terkadang saya masih melihat sampah-sampah berserakan, tanpa ada yang bertanggung jawab akan hal tersebut. Itu membuat saya jengkel, setelah saya amati di tempat tersebut kadang ada tempat sampahnya, lalu apa ya yang ada dipikiran orang-orang yang membuang sampah sembarangan? Membiarkan lingkungannya menjadi kotor dan bau busuk arena sampah yang semakin hari semakin membusuk. Akhirnya saya membeli trash-bag di toko pelastik terdekat dan mulai membersihkan tempat-tempat itu, saya juga tidak lupa untuk memotret suasana sebelum dan sesudah saya bersihkan. Yang tadinya saya jengkel karena melihat sampah yang berserakan yang sudah menimbulkan bau busuk dan ketika saya melihat after dari potret yang saya ambil, hal tersebut membuat saya lega, saya sendiri juga merasakan kenyamanan dan keindahan ketika sampah sampah tersebut sudah rapih di tempat sampah.    

Saya punya ide agar kegiatan ini tetap berjalan walaupun saya sudah tidak lagi mengambil mata kuliah psikologi lingkungan adalah dengan tetap membawa pelastik pembuangan sampah dan sarung tangan kemanapun, karena tidak jarang saya melihat di tempat wisata seperti pantai, banyak sekali sampah yang berserakan di sana. Karena saya sangat suka pergi ke pantai dan daripada saya jengkel melihat sampah yang berserakan di pantai yang saya kunjungi maka sekalian saja saya bersihkan sedikit demi sedikit sampah yang berserakan tersebut. Hal tersebut adalah menyelam sambal minum air. Saya bisa liburan sekaligus berkontribusi terhadap pengelolaan sampah, ya meskipun tidak besar setidaknya saya sadar bahwa saya juga penghasil sampah, jadi  saya juga punya peran di dalamnya. Mungkin suatu saat nanti saya akan berani untuk mengajak orang-orang yang ada di tempat wisata tersebut untuk bertanggung jawab juga akan sampah yang mereka hasilkan, semoga secepatnya saya bisa bergerak dalam hal itu. Namun, untuk sekarang saya akan awali dari diri saya sendiri terlebih dahulu. Hierarki sampah yang merujuk pada 3R, yaitu Reuse, Reduce, dan Recycle yang merupakan strategi pengelolaan sampah yang sesuai. Urutan hierarki sampah dari yang tertinggi ke yang terbawah yaitu pencegahan, pengurangan sampah, penggunaan kembali, daur ulang, penghematan energi, dan pembuangan ini sangat berkaitan dengan kegiatan yang saya lakukan kalau sampahnya saja berserakan, bagaimana mau di Kelola? Maka saya permudah dengan mengumpulkan sampah sampah tersebut dan di rapihkan di tempat sampah agar bisa dapat di proses.

 

Selain plogging, before-after ada juga kegiatan lain yang termasuk kontribusi dalam pengelolaan sampah yaitu pembuatan kompos. Menurut saya pembuatan kompos ini adalah kegiatan pengelolaan sampah yang tidak mudah untuk dilakukan. Alasan saya tidak memilih kegiatan pembuatan kompos adalah, saya dan teman-teman kos di lingkungan saya sangat jarang menghasilkan sampah sampah dapur, minimnya alat. Biasanya kalaupun ada sampah, itu akan   langsung dibuang dan di angkut oleh petugas karena pemilik kos saya adalah seorang yang tidak begitu suka ada sampah di kosnya. Itu membuat saya kesulitan dalam prosesnya.

Daftar Pustaka:

Damanhuri, E., & Padmi, T. (2010). Pengelolaan sampah. Diktat kuliah TL, 3104, 5-10.

0 komentar:

Posting Komentar