6.1.23

BEFORE AFTER UNTUK MERAWAT KEBERSIHAN LINGKUNGAN KITA


 

Essay Untuk Ujian Akhir Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu :

Dr. Arundati Shinta, M.A

Oleh :

Ahmat Ramadanil (21310410077)

 

Menurut Azwar (1990;53), sampah merupakan suatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, yang tidak disenangi lagi dan harus dibuang saja. Maka dari itu sampah tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya, sedemikian rupa, sehingga hal-hal yang berbaur negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Kodoatie (2003) mendefinisikan bahwa sampah merupakan limbah atau buangan yang bersifat padat atau setengah padat.

Salah satu permasalahan besar yang dialami warga Indonesia adalah persampahan. Sampah dapat diartikan sebagai konsekuensi adanya aktivitas kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri lagi, sampah pasti akan selalu ada selama aktivitas kehidupan manusia yang terus berjalan. Setiap hari pasti dapat dipastikan bahwa volume sampah akan terus bertambah seiring dengan pola konsumerisme masyarakat yang semakin meningkat. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per harinya atau 625 juta liter dari sejumlah total penduduk. Menurut Statistik Sampah Indonesia (2012), jumlah sampah yang muncul di seluruh Indonesia mencapai 38,5 juta ton per tahunnya dengan dominan sampah terbanyak berada di pulau Jawa (21,2 juta ton per tahun). Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah serta Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan bahwa perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma yang dikumpulkan lalu diangkut dan terus dibuang menjadi pengolahan yang berpatokan pada pengurangan sampah dan juga penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah ini bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat, baik itu lapisan pemerintah, dunia usaha, masyarakat luas harus tetap melaksanakan atau melakukan kegiatan pembatasan timbulnya sampah. Pendauran ulang dan pemanfaatan sampah atau yang lebih dikenal orang awam adalah istilah 3R (reduce, reuse, dan recyle) melalui upaya-upaya cerdas, efisien, dan terprogram harus tetap diterapkan dan terus dilaksanakan. Ada banyak cara dalam melakukan upaya 3R (reduce, reuse, dan recyle) misalnya seperti melaksanakan before-after, menabung di bank sampah, melakukan plogging (jogging sambil mengambil sampah yang berserakan di sepinggiran jalan) dan melakukan pembuatan kompos padat. Dari beberapa cara yang terdapat diatas, saya memilih untuk melakukan kegiatan before-after (kegiatan untuk membersihkan lingkungan yang awalnya begitu kotor dan akhirnya menjadi lingkungan yang bersih).

Kegiatan yang saya pilih dari essay ke-3 adalah kegiatan before-after (kegiatan untuk membersihkan lingkungan yang awalnya begitu kotor dan akhirnya menjadi lingkungan yang bersih).

Alasan utama saya melakukan kegiatan before-after ini adalah mengajarkan saya betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan di sekitar. Dari yang awal lingkungan nya kotor menjadi lingkungan yang begitu bersih dan rapi untuk dipandang.

Cara saya yang paling utama agar kegiatan before-after ini bisa terus berkelanjutan adalah terus melakukan kegiatan before-after tanpa harus bergantungan pada mata kuliah Psikologi Lingkungan dan juga selalu membiasakan diri sendiri agar bisa menumbuhkan rasa keperdulian akan kebersihan lingkungan sekitar.

Hubungan yang begitu erat antara kegiatan before-after dengan hirarki prioritas limbah terdapat pada prioritas yang ke-2 yaitu minimization atau reduce (mengurangi penggunaan barang-barang yang dapat mengakibatkan penumpukan sampah). Sebab ketika kita dapat menerapkan reduce kita bisa mengetahui bahwa penumpukan sampah sangatlah tidak cocok untuk dipandang oleh orang-orang disekitar kita. Yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah adalah akibat kurangnya kesadaran masyarakat di sekitar kita untuk mendaur ulang atau mengurangi banyaknya sampah dan juga yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir disebabkan oleh tumpukan sampah disungai maupun di lautan.

Alasan utama saya tidak memilih kegiatan kompos karena kegiatan kompos itu memerluan waktu yang cukup lama dalam proses pembuatannya. Sedangkan saya anaknya tidak bisa menunggu suatu kegiatan yang begitu lama dalam prosesnya. Ketika melihat prasyarat dalam penulisan essay ke-3, ternyata kami memiliki kesempatan dalam memilih kegiatannya, diantara kegiatan tersebut antara lain misalnya seperti before-after, bank sampah, plogging, dan kompos padat. Selepas saya membaca prasyarat itu, mata saya langsung tertuju akan tulisan before-after. Sebab kegiatan before-after ini sangatlah mudah dan tidak merepotkan diri saya dalam melakukan kegiatannya dan juga kegiatan before-after ini mengajarkan saya betapa pentingnya akan kebersihan lingkungan yang begitu kotor.

Daftar Pustaka

Harahap, D.H., Elisa, Nugroho, R.W. & Widyaningsih, S.S. (2019). Kreativitas dan inovasi pada kegiatan pemanfaatan kembali sampah (reuse). Dalam A. Shinta (Editor). (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta: Deepublish. Hal. 39-52.


0 komentar:

Posting Komentar