21.12.22

Membuat Kompos

 




Maria Eventia Claudia Ponomban
21310420021
Tugas Essay Ke-3 Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta, M. A
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta 


    Psikologi lingkungan mengkaji mengenai bagaimana orang berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya termasuk menganai pentingnya orang berprilaku positif terhadap lingkungan dengan memilah, mendaur ulang sampah dan sebagainya.  Sebagai anak kos yang setiap harinya lebih memilih masak sendiri tentunya menghasilkan limbah dapur walau tidak sebanyak limbah dapur rumah tangga. Paling banyak limbah organik yang berasal dari sisa-sisa sayur yang bagiannya tidak terpakai dan juga biasanya ada dari buah-buahan dan juga cangkang telur. Oleh karena itu saya ingin mencoba berinteraksi dengan lingkungan dengan cara memanfaatkan limbah sampah saya menjadi kompos.

        Kenapa kompos? Karena sebelumnya saya telah mengikuti kuliah lapangan yang dimana dosen saya mengajarkan saya cara untuk membuat kompos dan ecoenzym. Ketertarikan saya untuk mencoba membuat sendiri mendukung teori yang berorientasi dengan lingkungan dalam psikologi yaitu behavioristik. Behavioristik yang dimaksud adalah perilaku modelling dimana manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan begitu sebaliknya. Selain itu, adanya proses adaptasi merupakan bagian dari proses modifikasi dimana kehadiran stimulus berkelanjutan. Semakin sering stimulus hadir maka akan terjadi pembiasaan secara fisik yang disebut sebagai habituasi dan terjadi pembiasaan secara psikis yang disebut adaptasi. Dikatakan Helmi (1995) bahwa ketika seseorang mengalami proses adaptasi, perilakunya diwarnai kontradiksi antara toleransi terhadap kondisi yang menekan dan perasaan ketidakpuasan sehingga orang akan melakukan proses pemilihan dengan dasar pertimbangan yang rasional antara lain memaksimalkan hasil dan meminimalkan biaya.

        Proses adaptasi yang saya lalui membuat saya memilih pertimbangan yang rasional dengan memaksimalkan hasil dan meminimalkan biaya. Saya memaksimalkan hasil dengan membeli produm EM4 dan juga mol sebagai bahan utama untuk memproses kompos yang akan saya buat. EM4 ingkatan dari Effective Microorganism 4 yang merupakan kultur campuran dari mikroorganisme hidup yang sangat menguntungkan bagi kesuburan tanah, dan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Sedangkan Molase merupakan mikro organisme local yang biasanya terbuat dari gula tebu yang berguna sebagai decomposer. Untuk meminimalkan biaya saya menggunakan galon bekas dan juga media tanah dari tanaman yang sudah mati. Pembuatan kompos memang terasa sulit diawal tetapi ketika kita sudah memulainya, kita menjadi terbiasa akan hal tersebut, sehingga kita secara tidak langsung mulai memisakan sampah yang dapat kita gunakan sebagai bahan dasar dari kompos.

Ketika memutuskan untuk membuat kompos kita perlu menyiapkan alat dan bahan. Berikut adalah alat dan bahan yang saya gunakan dalam proses pembuatan kompos.

Alat
Bisa menggunakan wadah dengan penutup yang ukurannya sedang-besar sesuai kebutuhan,
          disini saya menggunakan galon bekas.
Sarung tangan
Pisau

Bahan
Sampah rumah tangga (sisa sayuran, kulit buah, dan lain sebagainya)
Tanah
EM4
MOLASE
Daun kering

Langkah Membuat Kompos
1. Siapkan sampah rumah tangga (potong kecil-kecil kulit buah atau bagian-bagian sayur lainnya)
2. Siapkan wadah yang dilengkapi dengan penutup agar pupuk yang dibuat tidak akan terkontaminasi
3. Masukkan tanah pada permukaan wadah 
4. Masukkan sampah organik
5. Pastikan sampah disimpan secara merata. 
        Sebisa mungkin ketebalan sampah setara dengan ketebalan tanah
6. Siram permukaan sampah organic dengan EM4 yang telah dicampurkan dengan Molase
7. Masukkan lagi tanah ke atas sampah organic
8. Kemudian masukan daun kering sebagai penutup sampah
9. Kemudian wadah dari pencampuran EM4 dan Molase diisi air agar sisa residu 
        dari campuran tersebut bercampur dengan air dan kemudian siram diatas daun kering
10. Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar dua sampai tiga minggu.

Setelah melewati semua tahapan diatas, waktu menunggu kita gunakan untuk mengumpulkan lagi limbah-limbah organic kita dan juga kita bisa membuat ecoenzym ketika kita memiliki buah yang tidak lagi dikonsumsi ataupun kulitnya.
    
    Ketika kita membuat kompos kita mengambil bagian dalam memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia. Hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.









Dapus
BEBERAPA TEORI PSIKOLOGI LINGKUNGAN Avin Fadilla Helmi, Buletin Psikologi, Tahun VII, No. 2 Desember 1999
MENGENAL KOMPOS DAN PROSES PENGOMPOSAN (pertanian.go.id)
Mikroorganisme Lokal (MOL) - Pertanian Terpadu (greentani.blogspot.com)

0 komentar:

Posting Komentar