Mahasiswa
Psikologi UP 45 Terjun Langsung Melihat Pengolahan Sampah
Essay Laporan Psikologi Lingkungan
Satria Rahman Nasution
NIM : 21310410087
Kelas Reguler / Semester 3
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta
Fakultas Psikologi
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Mahasiswa Fakultas Psikologi UP 45 pada hari Senin, 28 November 2022 melakukan kunjungan ke salah satu TPS (Tempat Pengolahan Sampah) di daerah Ngaglik, Sleman Yogyakarta. TPS Randu Alas, sebuah tempat pengolahan sampah yang berlokasi di Dusun Candikkarang didirikan pada Februari 2016 oleh Dinas Lingkungan Hidup guna menyelesaikan permasalahan mengenai sampah pada masyarakat sekitar. Kedatangan kami disambut hangat oleh Bapak Mujono selaku wakil ketua TPS Randu Alas. Beliau mengatakan bahwa sampah-sampah yang masuk ke TPS Randu Alas tidak semata-mata dibuang begitu saja, namun akan diolah kembali. Tetapi, kesadaran masyakarat sekitar akan pentingnya membuang atau pun mengolah sampah masih sangat minim, terlebih lagi masalah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang mulai overload di daerah Yogyakarta akhir-akhir ini, seakan menjadi momok menakutkan bagi Bapak Sujono. Beruntungnya, TPS Randu Alas ini dikelola oleh KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) merupakan sebuah kelompok yang memiliki kepedulian dan dedikasi tinggi tentang sampah. Karena sebelum TPS ini di-launching, TPS ini hanya dijadikan tempat pembuangan sampah-sampah liar oleh masyarakat sekitar dan membuat hal ini menjadi sebuah ancaman apabila tidak terselesaikan. Sampai saat ini, TPS Randu Alas dapat menampung kurang lebih 350 KK (Kepala Keluarga), nilai yang cukup meningkat dibanding sebelumnya yakni hanya 200 KK saja.
Melakukan
pengambilan sampah setiap harinya dengan rotasi area berbeda-beda merupakan
sebuah sistem yang diterapkan di TPS Randu Alas. Penarikan
iuran dilakukan pada tiga kriteria, yaitu rumah tangga biasa, ruang usaha, dan
ruang usaha. Tenaga kerja di TPS Randu Alas mendaptkan gaji minimal 1,5 juta
dan memiliki jaminan. Terkait pemilihan sampah, dibedakan menjadi dua
yakni, sampah organik serta sampah anorganik, biasanya
sampah anorganik kebanyakan buatan pabrik, seperti kertas, plastik, dan logam. Sampah
anorganik setelah dipilih akan diambil oleh juragan rosok lalu di serahkan ke
pabrik. Sedangkan organik seperti daun, dan sisa makanan akan dimanfaatkan
untuk membuat kompos dan makanan magot.
Dalam pengelolaannya, TPS Randu Alas menggunakan sistem 3R yaitu: Dimanfaatkan
kembali (reuse), didaur ulang (recycle), sehingga mereduksi (reduce) besaran
timbulan sampah. Tidak hanya itu, TPS ini sudah menghasilkan produknya sendiri
dari bakteri, misalnya: MOL, Ecoenzim, POC, dan Ekolindi. Mikro Organisme Lokal (MOL)
buatan TPS Randu Alas memiliki kandungan yang hampir sama dengan EM4 (Effective
Microorganism 4) yang dijual di pasaran, MOL tersebut terbuat dari ragi tempe, ragi tahu, trasi, molase, dan bakteri yakult.
Sebelum diaplikasikan ke tanaman atau rumput, setidaknya harus menunggu kurang
lebih 20 hari lamanya.
Dalam
suatu kegiatan di suatu tempat/wilayah peran serta masyarakat serta dukungannya
sangat diperlukan karena akan sangat berpengaruh bagi pengelolaan sampah.
Sampah yang dihasilkan adalah sisa hasil kegiatan yang mereka lakukan, ketika
tidak dilakukan pengolahan disumber dapat menyulitkan petugas pengambilan
sampah yang akan menjadi kendala dalam kelancaran kinerja.
0 komentar:
Posting Komentar