3.12.22

Mahasiswa Psikologi UP 45 Terjun Langsung Melihat Pengolahan Sampah

 

Mahasiswa Psikologi UP 45 Terjun Langsung Melihat Pengolahan Sampah

Essay Laporan Psikologi Lingkungan

Satria Rahman Nasution

NIM : 21310410087

Kelas Reguler / Semester 3

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta

Fakultas Psikologi

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Mahasiswa Fakultas Psikologi UP 45 pada hari Senin, 28 November 2022 melakukan kunjungan ke salah satu TPS (Tempat Pengolahan Sampah) di daerah Ngaglik, Sleman Yogyakarta. TPS Randu Alas, sebuah tempat pengolahan sampah yang berlokasi di Dusun Candikkarang didirikan pada Februari 2016 oleh Dinas Lingkungan Hidup guna menyelesaikan permasalahan mengenai sampah pada masyarakat sekitar. Kedatangan kami disambut hangat oleh Bapak Mujono selaku wakil ketua TPS Randu Alas. Beliau mengatakan bahwa sampah-sampah yang masuk ke TPS Randu Alas tidak semata-mata dibuang begitu saja, namun akan diolah kembali. Tetapi, kesadaran masyakarat sekitar akan pentingnya membuang atau pun mengolah sampah masih sangat minim, terlebih lagi masalah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang mulai overload di daerah Yogyakarta akhir-akhir ini, seakan menjadi momok menakutkan bagi Bapak Sujono. Beruntungnya, TPS Randu Alas ini dikelola oleh KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) merupakan sebuah kelompok yang memiliki kepedulian dan dedikasi tinggi tentang sampah. Karena sebelum TPS ini di-launching, TPS ini hanya dijadikan tempat pembuangan sampah-sampah liar oleh masyarakat sekitar dan membuat hal ini menjadi sebuah ancaman apabila tidak terselesaikan. Sampai saat ini, TPS Randu Alas dapat menampung kurang lebih 350 KK (Kepala Keluarga), nilai yang cukup meningkat dibanding sebelumnya yakni hanya 200 KK saja.

Melakukan pengambilan sampah setiap harinya dengan rotasi area berbeda-beda merupakan sebuah sistem yang diterapkan di TPS Randu Alas. Penarikan iuran dilakukan pada tiga kriteria, yaitu rumah tangga biasa, ruang usaha, dan ruang usaha. Tenaga kerja di TPS Randu Alas mendaptkan gaji minimal 1,5 juta dan memiliki jaminan. Terkait pemilihan sampah, dibedakan menjadi dua yakni, sampah organik serta sampah anorganik,  biasanya sampah anorganik kebanyakan buatan pabrik, seperti kertas, plastik, dan logam. Sampah anorganik setelah dipilih akan diambil oleh juragan rosok lalu di serahkan ke pabrik. Sedangkan organik seperti daun, dan sisa makanan akan dimanfaatkan untuk membuat kompos dan makanan magot.

Dalam pengelolaannya, TPS Randu Alas menggunakan sistem 3R yaitu: Dimanfaatkan kembali (reuse), didaur ulang (recycle), sehingga mereduksi (reduce) besaran timbulan sampah. Tidak hanya itu, TPS ini sudah menghasilkan produknya sendiri dari bakteri, misalnya:  MOL, Ecoenzim, POC,  dan Ekolindi. Mikro Organisme Lokal (MOL) buatan TPS Randu Alas memiliki kandungan yang hampir sama dengan EM4 (Effective Microorganism 4) yang dijual di pasaran, MOL tersebut terbuat dari ragi tempe, ragi tahu, trasi, molase, dan bakteri yakult. Sebelum diaplikasikan ke tanaman atau rumput, setidaknya harus menunggu kurang lebih 20 hari lamanya.

Dalam suatu kegiatan di suatu tempat/wilayah peran serta masyarakat serta dukungannya sangat diperlukan karena akan sangat berpengaruh bagi pengelolaan sampah. Sampah yang dihasilkan adalah sisa hasil kegiatan yang mereka lakukan, ketika tidak dilakukan pengolahan disumber dapat menyulitkan petugas pengambilan sampah yang akan menjadi kendala dalam kelancaran kinerja.

 



0 komentar:

Posting Komentar