7.11.22

SULAP ANYAMAN MENDONG JADI SANDAL HOTEL

 

Meringkas Artikel dari Koran dan Opini Saya


ESSAY  1

PSIKOLOGI INOVASI 

Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta, MA

Nama: Argasyah Ahmad Al Kabir (20310410036)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



SULAP ANYAMAN MENDONG JADI SANDAL HOTEL

Tribun jogja, 7 November 2022

Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta memang terkenal dengan beragam tanaman mendong . Tidak heran, jika wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut dapat menemukan beragam produk UMKM berupa craft dari tanaman mendong.

Satu di antara produk UMKM dari tanaman mendong yang kian eksis hingga kini ialah produk craft milik Dwiyanto bernama Deriji Craft. Ia mengatakan, walau tidak banyak digandrungi oleh kawula muda, tetapi produk craft miliknya sering mendapatkan pesanan dari instansi pemerintahan, hotel-hotel ternama, hingga beberapa swalayan.

"Produksi craft kami sekarang memang tidak sebanyak sebelum pandemi Covid-19. Karena waktu itu banyak sekali ordean dari orang yang mau nikah. Kalau sekarang, paling yang sering pesan dari hotel-hotel," ucapnya kepada awak media di tempat usahanya yang berada di RT 4, RW 12, Padukuhan Plembon, Minggu (6/11/2022).

Walau demikian, dalam sebulan ia bisa memproduksi 1.000 produk craft berupa sandal hotel. Sebab, produk tersebut menjadi produk best seller di Deriji Craft.

Dwiyanto yang juga menjabat sebagai Dukuh Plembon, mengatakan, bahwa cukup banyak motif produk sandal ia buat dari tanaman mendong. Hal itu dilakukannya untuk menambah variasi dari produk sandal olahan mendong.Ia pun mengatakan, pembuatan sandal hotel miliknya tidak lah sulit.

"Sebenarnya bikin sandal dari tanaman mendong itu tidak susah. Karena kalau sudah tahu formatnya ya cuma gitu-gitu saja," tuturnya. Pasalnya, usaha yang dirintis sejak 2009 itu, telah ia tekuni secara otodidak.

"Dulu kan kerjaan saya bukan ini. Tapi karena ingin mengembangkan potensi di lingkungan yang ada maka saya belajar secara otodidak untuk membuat craft dari mendong," sambungnya.

Oleh karena itu, dia kerap mengandalkan beberapa tenaga warga RT 4, RW 12, Padukuhan Plembon, untuk membantu sebagian dari proses produksi craft sandal hotel.

Setelah itu, ia akan melewati proses pemasangan lis sandal dengan mesin jahit. "Nanti kalau sudah selesai tahap itu baru dikasih sol biar empuk atau nyaman dipakai," imbuh Dwiyanto. Harga sepasang sandal yang ia tawarkan dimulai dari Rp9.500 sampai Rp12.500. "Kenapa harganya beda? Karena itu masih tergantung dengan jenis dan kualitasnya," tuturnya. Ia pun berharap, usaha tersebut dapat terus berjalan dan laku di pasar internasional.

Sehingga, pelestarian tanaman mendong di Kapanewon Minggir bisa terus eksis dan mendongkrak perekonomian di wilayahnya. "Sekarang sebenarnya para petani mendong juga sudah berkurang. Ditambah yang menganyam mendong juga berkurang. Karena generasi saat ini tidak banyak yang mau bertani. Maka dari itu, saya berharap generasi muda saat ini bisa bergabung dalam melestarikan produk lokal. Sehingga, lebelitas Kapanewon Minggir sebagai petani mendong dan pengrajin produk dari tanaman mendong bisa terus terjaga," pinta Dwiyanto.

 

Berdasarkan berita artikel koran diatas, Inovasi dan juga kreativitas telah berhasil dikembangkan oleh Dwiyanto. Dwiyanto berhasil mengembangkan sebuah ide atau gagasan baru yang mana diterapkan guna memprakarsai dan memperbarui sebuah produk, proses, ataupun jasa yang telah ada sebelumnya. Inovasi yang dilakukan juga memiliki tujuan yang jelas yakni untuk mengangkat produk local hingga ke pasar internasional.




0 komentar:

Posting Komentar