Meringkas Artikel dari Koran dan Opini Saya
SULAP ANYAMAN MENDONG JADI SANDAL
HOTEL
Tribun jogja, 7 November 2022
Kapanewon
Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta memang terkenal dengan
beragam tanaman mendong . Tidak heran, jika wisatawan yang berkunjung ke daerah
tersebut dapat menemukan beragam produk UMKM berupa craft dari tanaman mendong.
Satu di antara
produk UMKM dari tanaman mendong yang kian eksis hingga kini ialah produk craft
milik Dwiyanto bernama Deriji Craft. Ia mengatakan, walau tidak banyak
digandrungi oleh kawula muda, tetapi produk craft miliknya sering mendapatkan
pesanan dari instansi pemerintahan, hotel-hotel ternama, hingga beberapa
swalayan.
"Produksi
craft kami sekarang memang tidak sebanyak sebelum pandemi Covid-19. Karena
waktu itu banyak sekali ordean dari orang yang mau nikah. Kalau sekarang,
paling yang sering pesan dari hotel-hotel," ucapnya kepada awak media di
tempat usahanya yang berada di RT 4, RW 12, Padukuhan Plembon, Minggu
(6/11/2022).
Walau
demikian, dalam sebulan ia bisa memproduksi 1.000 produk craft berupa sandal
hotel. Sebab, produk tersebut menjadi produk best seller di Deriji Craft.
Dwiyanto yang
juga menjabat sebagai Dukuh Plembon, mengatakan, bahwa cukup banyak motif
produk sandal ia buat dari tanaman mendong. Hal itu dilakukannya untuk menambah
variasi dari produk sandal olahan mendong.Ia pun mengatakan, pembuatan sandal
hotel miliknya tidak lah sulit.
"Sebenarnya
bikin sandal dari tanaman mendong itu tidak susah. Karena kalau sudah tahu
formatnya ya cuma gitu-gitu saja," tuturnya. Pasalnya, usaha yang dirintis
sejak 2009 itu, telah ia tekuni secara otodidak.
"Dulu kan
kerjaan saya bukan ini. Tapi karena ingin mengembangkan potensi di lingkungan
yang ada maka saya belajar secara otodidak untuk membuat craft dari
mendong," sambungnya.
Oleh karena
itu, dia kerap mengandalkan beberapa tenaga warga RT 4, RW 12, Padukuhan
Plembon, untuk membantu sebagian dari proses produksi craft sandal hotel.
Setelah itu,
ia akan melewati proses pemasangan lis sandal dengan mesin jahit. "Nanti
kalau sudah selesai tahap itu baru dikasih sol biar empuk atau nyaman
dipakai," imbuh Dwiyanto. Harga sepasang sandal yang ia tawarkan dimulai
dari Rp9.500 sampai Rp12.500. "Kenapa harganya beda? Karena itu masih
tergantung dengan jenis dan kualitasnya," tuturnya. Ia pun berharap, usaha
tersebut dapat terus berjalan dan laku di pasar internasional.
Sehingga,
pelestarian tanaman mendong di Kapanewon Minggir bisa terus eksis dan
mendongkrak perekonomian di wilayahnya. "Sekarang sebenarnya para petani
mendong juga sudah berkurang. Ditambah yang menganyam mendong juga berkurang.
Karena generasi saat ini tidak banyak yang mau bertani. Maka dari itu, saya
berharap generasi muda saat ini bisa bergabung dalam melestarikan produk lokal.
Sehingga, lebelitas Kapanewon Minggir sebagai petani mendong dan pengrajin
produk dari tanaman mendong bisa terus terjaga," pinta Dwiyanto.
Berdasarkan
berita artikel koran diatas, Inovasi dan juga kreativitas telah berhasil
dikembangkan oleh Dwiyanto. Dwiyanto berhasil
mengembangkan sebuah ide atau gagasan baru yang
mana diterapkan guna memprakarsai dan memperbarui sebuah produk, proses,
ataupun jasa yang telah ada sebelumnya. Inovasi yang dilakukan juga
memiliki tujuan yang jelas yakni untuk mengangkat produk local hingga ke pasar
internasional.
0 komentar:
Posting Komentar