Essay Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan
Dosen Penggampu: Dr. Dra. Arundati Shinta
Oleh:
TIYAS WULANDARI (21310410108)
Kelas Reguler
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia atau dari proses alam yang berbentuk padat
(Suyoto, 2008). Sampah yang dihasilkan manusia setiap harinya akan terus
bertambah sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pola
konsumsi masyarakat. Seiring berjalannya waktu jika sampah yang dihasilkan
manusia tidak dikelola dengan baik maka sampah akan menilbulkan permasalahan
yang berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan.
Pengelolaan sampah
merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan dengan
tujuan pengurangan dan penangan sampah. Pengelolaan tersebut mencakup kegiatan
pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengolahan sampah, serta mendaur ulang
sampah. Dalam proses pengelolaan sampah dapat dilakukan oleh siapa saja, baik
itu laki-laki maupun perempuan.
Perempuan dalam
pengelolaan sampah memiliki peran penting dan sangat berpengaruh. Perempuan
biasanya lebih mudah diajak berpartisipasi dalam penanganan sampah, terutama
sampah rumah tangga. Hal ini kemungkinan karena perempuan lebih banyak
mengurusi urusan domestik rumah tangga, sehingga memiliki keinginan yang lebih
besar mengenai pengelolaan sampah. Selain itu, pengetahuan dan aksesibilitas
terhadap informasi juga memicu terbentuknya kesadaran dan inisiatif melakukan
pengelolaan sampah rumah tangga.
Saya telah
melakukan observasi dan wawancara terkait proses pengelolaan sampah. kegiatan
ini saya lakukan untuk mengetahui sejauh mana sosok perempuan berperan dalam
pengelolaan sampah. Saya melakukan wawancara dengan beberapa narasumber,
seperti Ketua Bank Sampah, Pengrajin Barang Bekas, dan Pengelola Budidaya Maggot.
Hasil wawancara sebagai berikut:
Wawancara 1 (Narasumber Ketua Bank Sampah):
Seorang Ibu Rumah Tangga yang bernama Rumi menjadi ketua Bank Sampah Sorosutan RW 05. Bank Sampah telah dirintis olah organisasi kemasyarakatan sejak tahun 2013. Semenjak mengelola bank sampah Bu Rumi merasa lebih peduli dengan lingkungan terutama masalah sampah. Bu Rumi bisa lebih memperluas ilmu pengetahuannya tentang sampah, dengan praktik langsung dalam pengolahan sampah anorganik dan pembuatan berbagai macam pupuk dari sampah organik.
Wawancara 2 (Narasumber Pengrajin Barang Bekas):
Seorang Ibu Rumah Tangga yang bernama Jurike (umur 51 tahun) menjadi ketua bagian promosi galeri bank sampah dan klinik sampah di DLH (Dinas Lingkungan Hidup) sekaligus sebagai pengrajin barang bekas. Kerajinan barang bekas sudah digulatinya sejak lama, diawali dari ibunya yang kemudian dilanjutkan oleh Bu Ike. Hal yang memotivasi Bu Ike untuk meneruskan kerajinan barang bekas karena ingin membantu memgurangi limbah sampah plastik rumah tangga. Sampah anorganik rumah tangga dibuat kerajinan tangan terlebih dahulu, kemudiann sisa dari bahan kerajinan baru dikirimkan ke bank sampah atau tempat pembuangan akhir. Kemudian unntuh sampah organik yang dihasilkann dari rumah tangga digunakan untuik membuat pupuk kompos. Kegiatan kerajinan tersebut mendapat dukungan dari RW dan beberapa masyarakat sekitar turut membuat kerajinan barang bekas. Bu Ike telah beberapa kali mewakili daerahnya untuk mengikuti perlombaan dari hasil kerajinan barang bekas yang dibuatnya. Hasil karya biasanya dijual dan beberapa karya sampai sampai diminta oleh DLH untuk pajangan pameran.
Wawancara 3 (Narasumber Pengelola Budidaya Maggot):
Seorang Ibu Rumah Tangga yang tinggal di lingkungan TPA Piyungan, Bawuran 1, Pleret Bantul. Ibu tersebut turut mengelola budidaya maggot yang dirintis anaknya sejak 2020. Ibu yang bertugas mengelola sampah dari TPA piyungan, melakukan pemilihann dan pemisahan sampah organik dan anorganik. Sampah organik yang telah terpilih digunakan untuk makanan maggot. Hal yang menjadikann motivasi melakukan budidaya maggot karena untuk mengurangi sampah organik melalui hal yang mengutungkan. Dengan budidaya maggot sampah organik bermanfaat sebagai pakan maggot kemudian hasil panen maggot bisa dijual atau dijadikan pakan ayam, ternak lele, burung, dan sebagainya. Berdasarkan observasi dan wawancara
yang telah saya lakukan, saya dapat menyimpulkan bahwa peranan perempuan
penting dalam pengelolaan sampah. Perempuan yang memiliki motivasi dan tujuan
yang tinggi dalam pengelolaan sampah akan berusaha melakukan hal yang
menguntungkan. Selain mendapatkan keuntungan dan kepuasan tersendiri hasil dari
kegiatan yang dilakukannya akan sangat membantu dalam mengurangi jumlah sampah
yang dihasilkan dari perilaku manusia. Pengelolaan sampah juga dilakukan dengan
kegiatan yang lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Utami, B. D., Indrasti, N. S.,& Dharmawan, A. H. (2008). Pengelolaan Sampah Rumahtangga Berbasis Komunitas: Teladan dari Dua Komunitas di Sleman dan Jakarta Selatan. Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Rkologi Manusia, 2(1), 49-68.
0 komentar:
Posting Komentar