Shafly
Ardhya Saputra (20310410027) Psikologi B Kelas Karyawan
Essay
Ujian Tengah Semester (UTS)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen pengampu : Dr. Arundati
Shinta, M.A.
IBU GURU : PEREMPUAN MULIA DALAM
DUNIA PENDIDIKAN MASA KINI
Pada
era dahulu sebelum bangsa ini merdeka, dunia pendidikan hanya dapat dienyam dan
diperuntukkan untuk kaum laki-laki. Perempuan dianggap hanya bisa dan dipaksa
untuk tetap dirumah tanpa mengenyam pendidikan yang tinggi, sehingga berdampak
pada dunia kerja yang nihil kaum perempuan juga. Namun, seiring berjalannya
waktu lahirlah sosok perempuan hebat yang memperjuangkan emansipasi kaum
perempuan. Perempuan itulah yang kini kita kenal sebagai Kartini, yang setiap
tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Kini berkat jasa Kartini
itulah banyak perempuan dapat mengenyam pendidikan yang tinggi untuk mencapai
cita-cita pekerjaan dan meperjuangkan hak-hak pribadinya sama seperti halnya
hak kaum lelaki.
Diantara
banyak pekerjaan yang ada di dunia ini, saya ingin mengangkat tema kemuliaan
seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang guru pengajar di sekolah.
Penulis akan menyebutnya “Ibu” sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang
yang wajib dihormati, bahkan sangat dihormati. Orang sukses mana yang tidak
pernah lahir dari seorang Ibu apalagi juga mendapatkan tugas mulia sebagai guru
untuk mencerdaskan anak-anak yang lain. Guru adalah profesi yang tidak semewah
profesi kantoran yang lain. Guru juga tidak membuat pribadinya menjadi kaya.
Namun, niat yang tulus mulia dari dirinya banyak orang-orang luarbiasa
terlahir. Padahal di rumahnya Ibu tetaplah seorang Ibu rumah tangga yang kita
kenal di dalam keluarga. Apakah kita pernah melihat kemualiaan itu selama ini?
Sejatinya,
menjadi seorang ibu rumah tangga tidak lantas hanya berdiam diri saja di dalam
rumah. Bahkan menjadi seorang ibu rumah tangga membutuhkan bekal ilmu yang
cukup, yang terkadang didapatnya tidak melulu melalui buku, majalah, google,
atau youtube, namun justru melalui pengalaman yang dijalaninya alias otodidak.
Dan kembali lagi, mereka tidak pernah menyerah pada kehidupan. Mereka terus
mempertahankan perannya sebagai seorang ibu.
Ibu rumah tangga
adalah “profesi” multi peran. Pagi-pagi buta seorang perempuan sudah diharuskan
berperan sebagai housekeeping. Dilanjutkan menjadi koki, menyiapkan
sarapan atau bekal untuk anak maupun suaminya. Setelah itu, beberapa perempuan
akan berperan sebagai driver untuk mengantar anaknya sekolah.
Atau bagi beberapa perempuan yang meniti karier, disaat suami dan anaknya
sekolah, dia pun beranjak mencari nafkah di bidang kariernya. Malamnya
perempuan akan berperan menjadi seorang guru bagi anak-anaknya. Selepas itu,
perannya akan berubah menjadi perawat disaat salah satu anggota keluarganya
sedang sakit. Dan masih banyak lagi peran-peran yang dimainkan perempuan di
kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu,
tidak berlebihan jika saya menyebut bahwa peran perempuan sebagai ibu rumah
tangga adalah profesi yang paling berisiko. Berisiko disini adalah dalam
perspektif positif. Perempuan berperan mengurus dan mendidik anak. Terdapat
risiko besar yang dipanggul oleh kaum perempuan, bagaimana jika mereka keliru
dalam proses mengurus anak, mendidik anak, dan membesarkan anak? Percayalah, kekeliruan
pada pekerjaan yang lain masih memungkinkan untuk diperbaiki, tetapi tidak
dengan seorang ibu yang “bertugas” mengasuh, mendidik dan membesarkan
anak-anaknya.
Sebagai perenungan, mari kita kembali melihat ibu-ibu kita. Perempuan-perempuan perkasa yang selama ini tidak pernah menyerah akan kehidupan. Para supermom yang selalu utuh ada dan hadir untuk anak-anaknya. Tulisan ini didedikasikan untuk semua Ibu di seluruh dunia. Sehat selalu menyertai Ibu.
Daftar Pustaka
Harun,
F.E. 2021. PENTINGNYA PENGUASAAN BAHASA
IBU OLEH GURU TERHADAP EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS
AWAL. Jurnal Prodi Pendidikan Dasar Universitas Negeri Gorontalo.
https://indonesiamengajar.org/cerita-pm/morinta-rosandini/jurnal-guru-yuni diakses pada hari Jumat, 11
November 2022 pukul 11.23 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar