Inside the Dark World of Captive Wildlife Tourism | National Geographic
Essay 2 Psikologi
Lingkungan
Dosen Pengampu: Dr.
Dra. Arundati Shinta, MA
Disusun oleh: Brhyllianda
Ridwan Susila (21310410115)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
Hewan yang
terlibat dalam pariwisata seringkali menjalani kehidupan yang menyedihkan.
Mereka sering kali dipaksa untuk melakukan hal yang pawang latih agar mau dan
berguna untuk kelangsungan pariwisata hewan. Perilaku ini tentu masuk dalam
eksploitasi terhadap hewan. |
Sumber |
Inside the Dark World of Captive Wildlife Tourism |Short Documentary National Geographic | National Geographic – 13:19 https://www.youtube.com/watch?v=ITlo2ZBJOWU |
Ringkasan |
Natasha Daly penulis National
Geographic menginvestigasi wisata satwa liar di Thailand, di mana dia melihat
betapa tidak bahagianya satwa yan ada disana. Wisata alam liar adalah
industri besar menyumbang 10-20% dari industri pariwisata global. Orang-orang
pergi berlibur dan membayar uang untuk berinteraksi dengan hewan. Terutama
ketika kami pergi ke Thailand, kita sering melihat gajah menjadi sebuah
tontonan ataupun dipaksa untuk berinteraksi dengan wisatawan. Dibalik
indahnya dan serunya tontonan dan interaksi tersebut gajah yang digunakan
untuk kegiatan tersebut sangat menderita contohnya di Samut Prakan Crocodile Farm
and Zoo Bangkok Thailand, satwa disana diperlakukan tidak baik mulai dari
rantai yang membelenggu kaki gajah hingga kaki mereka patah, buaya yang
diseret ekornya dan kepalanya dipukul dengan tongkat hanya untuk pertunjukan
komedi hingga monyet yang berada di kandang besi melompat-lompat karena
mengalami zoochosis. Monyet tersebut melakuknnya karena tekanan psikologis.
Begitupun di Elephant Village
Ban Ta Klang, Thailand, disini gajah dibesarkan dan dilatih dan ketika mereka
sudah matang dan siap, lalu mereka dijual ke Thailand bagian selatan hingga
ke penjuru dunia. Hal ini terus berlanjut karena pemerintah disana mendukung
program tersebut karena industri pariwisata gajah merupakan sumber pendapatan
yang besar bagi Thailand. Disini juga diperihatkan bayi gajah yang berumur 2
tahun sudah mulai dilatih, yaitu dengan latihan dasar untuk dapat duduk
sesuai arahan pawang dengan cara kaki bagian belakang diikat jadi satu dan dengan tongkat pengait runcing untuk
mengaitkan ke telinga gajah kemudian ditarik kebelakang agar menurut sesuai
arahan, hal ini dilakukan berulang-ulang hingga gajah mahir melakukannya.
Beberapa turis di Maetaman elephant adventure, Chiang, Mai menanyakan tentang kondisi gajah yang kakinya diberi rantai berduri agar si gajah tetap disiplin apakah itu aman, dengan yakin sang pawang menjawab bahwa ini aman sudah menjadi kebiasaan dan akhirnya turis percaya bahwa sang pawang tentunya lebih ahli dalam menangani gajah yang dirantai tersebut. |
Permasalahan
|
Kurang bijaksananya pemerintah maupun masyarakat di Thailand dalam mengelola pariwisata di bidang satwa hingga lupa bahwa kesejahteraan semua makhluk hidup makhluk hidup adalah tanggung jawab umat manusia. |
Opini saya
|
Cara instan yang cenderung menyiksa hewan saat melatih dan meperlakukan satwa harusnya dapat dihindari, jika memang benar wisata alam liar adalah industri yang sangat menguntungkan maka akan egois jika kita hanya mementingkan keuntungan untuk umat manusia. Para wisatawan baikya tahu apa yang terjadi dibalik layar sehingga peminat akan berkurang dan berdampak pada pembenahan perilaku manusia pada hewan yang terlantar. |
0 komentar:
Posting Komentar