Oleh:
Destiana Dini Safitri (21310410090)
Kelas Reguler
Dosen Pengampu:
Dr. Arundati Shinta, M. A
Psikologi Lingkungan (Essay 1)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Topik |
Persoalan
sampah yang menjadi faktor dominan mayoritas sungai tercemar. |
Sumber |
Harian
Pagi Tribun Jogja, Rabu, 14 September 2022. Halaman 1 & 11, “Mayoritas Sungai
Tercemar” |
Ringkasan |
Mayoritas
sungai di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih masuk dalam kategori
tercemar sedang. Selain karena sampah, pencemaran juga disebabkan oleh
aktivitas pembuangan limbah rumah tangga ke sungai. Adapun sunngai dengan
pencemaran berat, biasanya berada di wilayah perkotaan atau padat penduduk
seperti Sungai Gajah Wong, Code, dan Winongo. Untuk menangani hal tersebut,
telah disediakan sekitar 400 Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) komunal. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY juga menggandeng
komunitas masyarakat yang menetap di bantaran sungai untuk melakukan kerja
bakti membersihkan sampah dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk menjaga kebersihan sungai maupun lingkungan. Pemkot Yogyakarta bakal
menetapkan insentif dan disinsentif untuk mendorong upaya pengelolaan sampah.
Sistem reward serta punishment tersebut telah diatur dalam
Perda No 1 Tahun 2022 yang baru saja disahkan. Namun, 60% pembuang menuju PST
Piyungan merupakan sampah organik, sedangkan DLH tidak bisa hanya mengandalkan
peranan bank sampah untuk menggarap sektor pengelolaan sampah tersebut karena
sampai sejauh ini mayoritas bank sampah masih fokus pada pengelolaan
sampah-sampah anorganik. Untuk memberikan sanksi pun belum bisa diterapkan di
tengah-tengah masyarakat karena langkah-langkah eksekutif terkait edukasi
dirasa masih sangat kurang. Program-program yang telah diwacanakan Pemkot
Yogyakarta guna menekan pembuangan ke TPST Piyungan sudah cenderung baik, namun
hal tersebut harus diimbangi dengan tindak lanjutnya di lapangan. |
Permasalahan |
|
Opini Saya |
Pemkot
harus lebih aktif dalam mengedukasi masyarakat terkait persoalan sampah,
karena tanpa edukasi dan sosialisasi mayoritas masyarakat masih memiliki
kesadaran yang kurang dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar. Terutama dalam
pengelolaan limbah rumah tangga yang masih belum tepat, banyak masyarakat
yang membuang limbah rumah tangga di sungai tanpa memikirkan dampak berikutnya.
Masyarakat juga harus berperan aktif dalam pengelolaan sampah tersebut,
karena tanpa peran aktif masyarakat Pemkot pun tidak bisa menjalankan pengelolaan
sampah dengan maksimal. Tindak lanjut di lapangan untuk program-program yang
telah diwacanakan harus disegerakan melihat semakin banyaknya kasus-kasus
sampah yang semakin banyak. Jika persoalan sampah tidak segera diatasi, tidak
menutup kemungkinan jika akan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi
kehidupan. |
0 komentar:
Posting Komentar