17.10.22

MEMINIMALISIR PENUMPUKAN SAMPAH DENGAN CARA MEMBUAT KOMPOS

 

 

MEMINIMALISIR PENUMPUKAN SAMPAH DENGAN CARA MEMBUAT KOMPOS

LAPORAN KULIAH LAPANGAN PSIKOLOGI

LINGKUNGAN

Dosen pengampu: Dr.Dra.Arundati shinta

Disusun : -Ade diah palupi /21310410081

                -Zaen isnaini S N/ 22310420038

Psikologi leguler

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

          YOGYAKARTA              


Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikrob dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses di mana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikrob-mikrob yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Kompos bisa digunakan sebagai mulsa organik serpihan kecil penutup permukaan lahan, gambutt dapat pula diolah menjadi kompos, kompos dapat mengandung atau menjadi humus  setelah terurai.

 

Cara membuat kompos menurut film youtube

 

 Black goldcompost is decompost organic matter (penguraian bahan organik). Soil micro organisms (organisme mikro tanah) yang bekerja dalam hal ini aerobic bacteria dan fungi seperti cacing sebagai pengurai bahan organik menjadi pupuk kaya nutrisi bagi tanah. Selanjutnya, alat yang diperlukan antara lain tempat sampah besar (ukuran 30 gallon), bor, garpu pengaduk.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan:

1. Lubangi dengan rata sekeliling (bawah dan samping) trash bin menggunakan bor, sebagai jalan masuk udara dan oksigen yang sangat diperlukan. Bisa menggunakan 2-3 trash bin, proses pengomposan kurang lebih 6 bulan.

2. Masukkan sampah sisa sayur dan buah “green” atau semua sisa kupasan dan kulit sayur dan buah

3. Masukkan sampah daun kering, semua jenis daun bisa digunakan, misalnya daun jambu yang berguguran. Hindari jarum pinus (pine needles) karena sifat asamnya di alam. Daun kering sumber besar dari “carbon”

4. Selanjutnya, potongan bagian tanaman- tanaman yang telah didaur ulang sebelumnya (perlite or vermiculite from container soil) misalnya akar, batang, dan sebagianya, sebagai tambahan agar proses pengomposan baik.

5. Tambahkan layer menggunakan tanah (mikro organisme tanah yang mempercepat proses pengomposan, semua jenis tanah bisa digunakan untuk hal ini).

6. Optional, tambahkan cacing untuk mempercepat proses pengomposan, yang akan memakan semua sisa sampah dan mengubah menjadi pupuk kaya nutrisi

Bahan yang dapat ditambahkan pada tumpukan kompos antara lain, kopi dan teh (tanpa menggunakan susu); kulit telur (kaya kalsium); rambut; sisa sampah sayur dan kulit buah; bagian tanaman, daun gugur, potongan rumput dan jerami; potongan kertas koran (shredded) dan cardboard; potongan kayu dan debu kasar (terlihat).

Bahan yang tidak dapat ditambahkan pada tumpukan kompos antara lain, segela sesuatu yang telah dimasak (bad bacteria); daging dan tulang (menarik serangga yang tidak diharapkan); sisa kotoran manusia dan hewan (menyebarkan ancaman bahaya); pine needles (acidic in nature).

Secara umum pengadukan kompos dilakukan secara persisten, dimana “green” matter untuk nitrogen dan “brown” matter untuk carbon. Karena tumpukan kompos perlu “penganginan, kelembapan (tidak basah), compost activator (pupuk organic, bantuk percepat proses pengomposan)”.

Udara dan air untuk mikro organisme memproses bahan organic menjadi kompos. Temperature tinggi mempercepat pengomposan. Proses pengomposan selesai apabila sudah tidak terlihat komponen asli bahan kompos. Manfaat kompos yakni kaya akan nutrisi, pupuk organic untuk tanah, menjaga kondisi tanah dan mudah untuk ditanami.

 1.laporan kuliah lapangan

 

a) tempat dan waktu

dilaksanakan pada

 

-tanggal 03 oktober 2022

- tanggal 10 oktober 20022

 

Tempat pelaksanaan

-rumah ibu Arundati Shinta

 

Dengan materi yang di ajarka adalah pembuatan kompos dan ecoenzime nabun lebih di fokuskan pada pembuatan kompos beserta pemanenen kompos.

 

2.Alat yang di gunakan

·        Gunting

·        Pisau

·        Wadah /bak besar

·        Talenan

·        Timbangan

·        Karung

·        Bantal sekam

·        Gayung spatula besar

·         

 3.Bahan yang di gunakan

·        Kulit pisang (640 gram)

·        Kulit semangka( 1.150  gram)

·        Daun kering (1.580 gram )

·        Gatam( 4 sendok)

·        Dedak (250 gram)

·        Sekam bakar (6 mangkuk = 250 x6=1.550 gram)

·        Tetes tebu /molase (4 tutup botol)

·        Pupuk organik cair

·        Dolomit /kapur tani (4 sendok)

·        Serbuk kayu

·        Anti jamur (2sendok)

·        Em 4

·        Lidi batang sekap

·        Kulit telur

·        Arang

 

4. kapan kompos dapan di panen dan mengapa memerluka waktu selama itu?

- Kompos ideal nya dapat di panen dalam waktu 21 hari,membutuhkan waktu yang lama karena bahan yang di gunakan cukup banyak.

Semakin kecil potongan daun maka semakin cepat proses nya.

 

5. berapa banyak sampah yang di olah ?

Sampah yang berhasil di olah -+ 6 ½ kg

 

6. dan hasil panen kompos nya sekitar 1,9kg

 

Kesimpulan

Dari hasil perbandingan 2 hal di atas terdapan beberapa perbedaan di antara nya waktu pemanenan yg berbeda ,badan yg di gunkan juga banyak yg berbeda ,

Tapi dengan menggunakan bahan dan alat yang memadai proses pemanenan akan menjadi jauh lebih cepat.

 

DAFTAR PUSTAKA : https://www.youtube.com/watch?v=q7LnBpJkuhs

 

0 komentar:

Posting Komentar