Bank Sampah
sebagai Solusi Sampah
Tugas Essay 1 Psikologi Lingkungan
Nama : Septi Ambarwati
NIM : 21310410117
Kelas : Karyawan SP
Berdasarkan judul artikel Berjudul Bank
Sampah sebagai salah solusi TPA Piyungan
Artikel
yang terbit di koran Kedaulatan Raktyat, 23 September 2022 itu ditulis oleh
Risqi Sukma Kharisma, M.Kom. Dosen Amikom Yogyakarta ini memaparkan di tulisannya bahwa peristiwa
ditutupnya TPA Piyungan pada tahun 2022 dikarenakan jumlah sampah yang sudah overload yang berdampak besar terhadap kondisi lingkungan di sekitar TPA Piyungan.
Menurut data dari UPT pengelola sampah TPST Piyungan, TPA Piyungan mendapatkan
kiriman sampah sekitar 630-650 ton per hari. Volume sampah yang luar biasa banyak itu menjadi momok mengerikan. Jika TPA Piyungan ditutup dalam waktu yang lebih lama akan mempengaruhi kondisi sampah di wilayah Yogykarta.
Hal itu pernah terjadi beberapa kali di tahun 2021 - 2022. Beberapa kali TPA Piyungan ditutup, dan menyebabkan kepanikan di tengah masyarkat. Setiap harinya muncul keluhan tentang sampah yang menggunung di beberapa titik. Kota istimewa yang dicintai pun berubah, Yogyakarta darurat sampah. Peristiwa ini bahkan sampai treding di
jagad media sosial dengan tajuk “Jogja Darurat Sampah”. Di tengah kepanikan masyarakat terkait sampah ini, muncul pikiran tentang dampak yang ditimbulkan jika pemerintah tidak segera menemukan solusi terbaik mengatasi sampah ini. Bukan hanya tidak sedap dipandang, tapi juga bisa menimbulkan banyak penyakit jika terus terjadi pembiaran. Sampah semakin menggunung dimana-mana.
Dari permasalah tersebut menurut
penulis, Bank Sampah bisa menjadi solusi paling jitu untuk mengurangi volume
sampah yang diproduksi masyarakat wilayah Yogyakarta secara keseluruhan. Di mulai dari merubah
kesadaran masyarakat untuk melaksanakan 3R. Reduce, Reuse, Recyle,
seperti yang termaktub dalam peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 13 tahun
2012 tentang pedoman pelaksanaan 3R melalui bank sampah. Selain bisa mengurangi
volume sampah, harapannya bisa menambah nilai ekonomi dari pengolahan sampah
yang diperoleh.
Pada artikel itu juga disebutkan
implementasi bank sampah di wilayah Bener Yogyakarta sudah berjalan dengan baik. Meski banyak
kendala yang ditemui. Penulis menyampaikan di wilayah Bener sudah ada
pergerakan yang diberi tajuk Bener Ramah Lingkungan atau disingkat BERAMAL.
Organisasi ini bekerjasama dengan berbagai pihak dari tingkat RT, RW, DLH, kelurahan untuk melakukan pengelolaan
sampah melalui Bank Sampah. Di Wilayah Bener satu RW harus memiliki Bank sampah,
meski disampaikan jika saat pandemi ada beberapa wilayah yang vakum karena
terdampak wabah Covid.
Untuk memaksimalkan fungsi bank sampah ini diperlukan kerjasama yang baik. Penulis menyampaikan bahwa atas latar belakang kondisi bank sampah di wilayah Bener yang tidak berjalan maksimal maka dilakukan kerjasama dengan Universitas Amikom Yogyakarta untuk membantu memaksimalkan peran bank sampah yang sudah ada. Amikom menyediakan perangkat timbangan digital, APD dan sistem manajemen bank sampah untuk mendukung transaksi bank sampah.
Bisa dibayangkan jika seluruh
wilayah Jogja bisa menerapkan Bank Sampah ini, permasalah sampah akan
tertangani dengan baik. Meski masih jauh dari keberhasilan yang sudah dilakukan
oleh negara-negara maju yang sudah menerapkan teknologi pengelolaan sampah canggih. Akan
tetapi upaya memaksimalkan peran bank sampah seperti yang dilakukan di wilayah
Bener akan membantu mengurangi produksi sampah di wilayah Yogyakarta. Bukan hanya
sekadar untuk mengelola sampahnya saja, tapi juga mengedukasi masyarkaat untuk
merubah perilaku sadar sampah.
Solusi Bank Sampah mungkin hanya sebagian
upaya kecil menganggulangi masalah sampah. Akan tetapi jika dilakukan dengan baik,
sungguh-sungguh, dan semua pihak mendukung, pasti akan terwujud harapan Jogja
bisa terbebas dari masalah sampah.
Yogyakarta,
1 Oktober 2022
0 komentar:
Posting Komentar