11.7.22

PENTINGNYA BERINTERAKSI SATU SAMA LAIN DALAM DUNIA KERJA



SALING BERINTERAKSI DENGAN REKAN KERJA

Essay 3 : Psikologi Sosial

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A




Siti Khasanah (21310410089)

Karya ini dibuat sebagai syarat untuk Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

2022


Setiap orang akan saling terkait agar kebutuhan masing-masing individu bisa terpenuhi. Di dunia kerja akan ditemukan beberapa orang yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya beberapa orang ini dimasukkan dalam sebuah kelompok, kelompok yang baik adalah kelompok yang anggotanya mampu bekerjasama sehingga dapat menghindari kesalahpahaman antara anggota tim.

Berikut pertanyaan dan hasil wawancara mengenai interaksi individu/kelompok saya dengan Bu Mei Dina salah satu karyawan swasta di Jakarta.

1. Menurut Bu Mei apakah interaksi dengan karyawan lain itu perlu?

"Sangat perlu, Karena untuk menunjang aktivitas pekerjaan dalam satu tim atau secara personal dan supaya tidak menghambat dalam menyelasaikan pekerjaan dengan tepat waktu".

2. Bagaimana interaksi sosial anatara pemimpin dengan karyawan di kantor Ibu?

"Seperti biasa saja, sama hal dengan karyawan lainnya. Kami berkomunikasi sangat baik, memperlakukan anggotanya sama. Bertanggung jawab atas peketjaan dan bawahannya, utnnuk mencapai goals.
Memperhatikan kesejahteraan bawannya untuk kemajuan tim, tegas bijaksan atau memamhami karakter masing-masing anggotanya".

3. Sebelumnya kan pernah bekerja WFH juga ya, mana yang lebih efektif menurut Ibu berinteraksi secara langsung apa secara daring?

"Kalau ke efektifitas lebih baik secara offline, karena untuk menunjung daring itu diperlukan fasilitas yang lebih mumpuni untuk kelancaran bekerja secara online".

4. Bagaimana cara menghindari kesalahpahaman dalam kerja berkelompok/tim?

"Dalam bekerja dengan tim selalu ada individu yang tidak bertanggung jawab terhadap dirirnya dan tim pastinya, perdebatan dan kesalahpahaman itu hal yang biasa. Dalam satu tim work harus bisa saling menghargai antara satu dengan yang lainnya, saling menghargai pendapat masing-masing untuk kemajuan satu tim, agar target/ tujuan terccapai secara maksimal, memahami dan bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing secara profesional, dan selesai tepat waktu".

4. Setelah melakukan interaksi apa yang Ibu dan teman-teman karyawan lainnya rasakan?

"Bisa lebih saling memahami satu sama lainnya dalam mengerjakan pekerjaan, dan menyelesaikan pekerjaan secara profesional dan tepat waktu. Lebih percaya diri ketika mempresentasikan projek yang sedang presentasikan atau dijalankan".

5. Menurut Ibu apakah harus sering berinteraksi antara anggota tim dan apa tujuan dibentuknya bekerja sama dengan kelompok?

"Berinteraksi itu memang perlu tapi seacra komunikasi yang efektif. Terlalu sering juga tidak efesien tanpa adanya suatau tindakan dalam mengerjakan pekerjaan, karena semua ada dedlinenya. Tujuannya adalah dalam mengerjakan satu projek tidak bisa satu individu mengerjakan berbagai macam devisi. Contoh devissinya adalah internal, diantaranya devisi keuangan, monitoring, hade managemenen dll".

Suatu perusahaan atau perindustrian memerlukan interaksi sosial antara pemimpin dengan karyawan, dikarenakan hal tersebut sangat penting bagi sumber daya manusia untuk mencapai suatu tujuan perusahaan atau perindustrian dan berpengaruh terhadap relasi kerja yang terjadi sehingga dapat mengetahui perkembangan serta hambatan-hambatan yang muncul. Proses adanya interaksi sosial sendiri didasari dengan terjadinya komunikasi dan kontak sosial.

Bentuk interaksi sosial yang terdapat pada perindustrian yakni, asosiatif dan disosiatif. Menurut Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 2013:67) bahwa terdapat 2 bentuk interaksi sosial yaitu asosiatif (kerjasama, akomodasi dan asimilasi) dan disosiatif (persaingan, pertikaian dan konflik). Penelitian yang akan dilakukan adalah mengenai proses interaksi sosial asosiatif, dikarenakan interaksi sosial yang terjadi di perindustrian Rumah Batik Rolla lebih dominan kerja sama dibandingkan persaingan atau sejenisnya. Adanya penerapan budaya kerja kekeluargaan, sehingga mengurangi terjadinya persaingan, pertikaian ataupun sejenisnya antara pemimpin dengan karyawan maupun sesama karyawan.

Thibaut dan Kelly ( dalam Lusiana, 2014) yang merupakan pakar teori interaksi sosial mendefisinikan interaksi sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain, atau komunikasi satu sama lain


Daftar Pustaka :


Walgito, B. 2008. “Psikologi Sosial, Suatu Pengantar”. Yogjakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Tantri Putri Shoimatul Karimah. 2012. “Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Disiplin Kerja Pada Karyawan Pt. Pln Apj Surakarta”. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta





0 komentar:

Posting Komentar