12.7.22

DIGODA WARIA HINGGA ORDERAN FIKTIF, BEGINI SUKA DUKA MENJADI DRIVER OJOL

DIGODA WARIA HINGGA ORDERAN FIKTIF, BEGINI SUKA DUKA MENJADI DRIVER OJOL 

Psikologi Sosial

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA

Disusun oleh:

Satria Rahman Nasution (21310410087)

Fakutas Psikologi  

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta 

Ojek Online saat ini menjawab kekhawatiran masyarakat yang sebelumnya beranggapan negatif ketika di awal kemunculannya. Benar saja, hal tersebut seakan-akan mulai sirna, karena dengan kelebihan aplikasi berbasis data di mana masyarakat bisa mengetahui identitas drivernya. Dalam penerapan aplikasinya, Ojek Online saat ini sangat mengedepankan faktor keamanan si pengguna. Sebab, biasanya di dalam aplikasi sudah tersedia informasi yang cukup lengkap mengenai pengendara seperti nama, kontak, dan foto pengendara. 

Saya mewancarai salah satu Driver Ojek Online di daerah Denpasar-Bali, beliau bernama Wardana Putra Wirawan. Dengan wajah yang menggambarkan bahwa beliau orang yang sengit, ganas, dan garang sesuai dengan daerah asalnya, Denpasar. Bapak Wirawan adalah salah satu seorang driver Ojek Online yang ada di wilayah Denpasar. Tepatnya, beliau tinggal di Jalan Teuku Umar, Gang Garuda, Denpasar. Beliau tinggal bersama istri dan juga anak-anaknya. Sehari-hari beliau mengantar pesanan pelanggannya, dan beliau cukup sibuk sehingga jarang ‘’mangkal’’ di pangkalan Ojol, seperti rekan-rekan beliau lainnya.


Saat saya menghampiri beliau di salah satu Restaurant makanan cepat saji, ketika itu beliau mendapatkan orderannya yang ke-9, di sana saya  menanyakan beberapa pertanyaan singkat sembari menunggu pesanan selesai. Sebelum menanyakan pertanyaan, saya memohon izin untuk mengambil foto beliau sebagai dokumentasi, beberapa meter dari Restaurant cepat saji yang cukup ramai tersebut. Setelah menanyakan pertanyaan basa-basi dan sebagainya, berikut beberapa poin penting dari  hasil wawancara singkat tersebut, kurang lebih seperti ini respon beliau:


Bli, dulu memangnya sebelum menjadi Driver Ojek Online, Bli kerja apa?

Saya dulu seorang karyawam swasta di daerah Nusa Dua””


Mengapa pada saat itu Bli memutuskan untuk menjadi Driver Ojek Online?

‘’Dulu itu, ya. Waktu saya menjadi seorang karyawan swasta, saya sering kali tidak teliti dalam memilih barang, ditambah lagi munculnya pandemi Covid-19 yang membuat atasan saya memecat saya karena anjloknya pemasukan, dan melihat kinerja saya buruk.’’


Gimana, nih, Bli. Perasaan Bli saat pertama kali menjadi Driver Ojek Online?

Saat saya mendengar kabar bahwa saya dipecat, saya sebetulnya sudah punya rencana untuk menjadi Driver Shopee Food, tetapi kendala yang saya rasakan saat orang tua saya tahu bahwasanya saya di pecat dari perusahaan tersebut, sedikit disayangkan, sih.


Kalau dari pengalaman, salah satu yang berkesan sampai sekarang apa, Bli?

‘’Dibilang berkesan, sih, enggak juga ya. Lebih ke lucu. Ini kejadian belum lama, jujur sebelumnya saya paling takut ini. Waktu itu jam 5 pagi, saya dapat orderan makanan dan mengantarnya di daerah Seminyak. Ketika saya sudah sampai, saat itu juga saya menghubungi pengguna bahwasanya saya sudah sampai di hotel tempat dia menginap, tetapi tidak ada respon. Karena tidak ada respon, saya  memutuskan untuk memencet bel kamar hotel yang sebelumnya sudah dia infokan saat memesan. Di sana saya terkejut karena yang memesan adalah beberapa waria-waria dengan pakaian layaknya pekerja seks komersial (PSK). Beberapa lontaran lelucon yang mengarah ke hal-hal tersebut dari mereka pun saya dengarkan, dan agak geli ya. Ya, kurang lebih begitu.’’


Selain pengalaman tadi, ada lagi enggak Bli yang membuat Bli jengkel atau marah gitu?

‘’Oh, ada. Kejadiannya saat mengantarkan makanan di salah satu Villa di daerah Canggu. Nah, si pemesan ini dia order 3 box pizza berukuran jumbo. Saat saya konfirmasi lagi melalui via telpon, memang benar dia memesan 3 box pizza. Tapi, saat saya sudah sampai di sana, orang yang bernama Kadek Wiguna enggak ada, yang ada Kadek Wisnawan kata orang-orang di sana. Di saat yang bersamaan, saya kurang lebih menelpon si pemesan 7 kali kalau tidak salah, dan berputar-putar mengelilingi daerah Villa tersebut, tetapi tetap enggak ada respon. Sepanjang jalan pulang saat itu, saya maki-maki yang namanya Kadek Wiguna dengan kata-kata yang enggak sepantasnya, lah. Ya, kamu tahu sendiri pasti.’’


*Panggilan Bli (bukan beli) biasanya digunakan untuk laki-laki yang lebih tua tapi tidak terlalu tua di Bali, atau bisa juga panggilan terhadap laki-laki yang tidak kita kenal 

Daftar Pustaka


Mangifera, L. dan Isa, Muzakar. Seminar Nasional Riset Manajemen & Bisnis 2017 “Perkembangan Konsep dan Riset E-Business di Indonesia” KOMITMEN DAN KINERJA DRIVER OJEK ONLINE DI SURAKARTA.

 


0 komentar:

Posting Komentar