5.7.22

IKUT SERTA MEMERIAHKAN HARI KEMERDEKAAN DENGAN MARCHING BAND

 

Oleh :

Destiana Dini Safitri

NIM : 21310410090

Kelas Reguler (A)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Tugas Essay Prestasi Psikologi Sosial

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A


    Tanggal 17 Agustus merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena di tanggal tersebut bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Maka dari itu, setiap tanggal 17 Agustus selalu ramai dengan segala kegiatan yang diadakan seperti upacara dan lomba/pawai. Pada tahun 2017 lalu, saya terpilih menjadi salah satu perwakilan dari SMP N 1 Wates, sekolah menengah saya dulu, yang akan mengikuti lomba pawai. Sekolah saya mengikuti lomba tonti dan marching band. Saat itu saya mengikuti marching band. Apa itu marching band?

     Marching band adalah suatu kegiatan musik yang dipergunakan bagi kepentingan baris-berbaris atau atau sekumpulan orang yang memainkan musik dalam barisan pada perkembangannya baik di dalam parade maupun acara ketentaraan, marching band mulai memperkaya lagu dan mulai membentuk harmoni baik dari seksi alat tiupnya. Dan dari seksi perkusi mulai mengembangkan pukulan-pukulan ataupun ritme di dalam memainkan perkusinya. Marching band adalah sebuah organisasi multi-disiplin berbasis apresiasi musik dan gerak, yang dapat membantu membentuk karakter positif seorang remaja. Pengenalan ilmu musik, pengalaman berorganisasi, pengenalan kedisiplinan dan akuntabilitas diri, dan sarana bersosialisasi dan rekreasi merupakan beberapa manfaat riil yang dapat dirasakan seorang anggota marching band selama beraktifitas, maupun setelah bekerja di dunia nyata.

    Saat itu, saya mendapatkan peran untuk menjadi salah satu color guard. Kami latihan setiap sore sepulang sekolah di Alun-Alun Wates. Dengan mengikuti marching band tersebut, saya yang awalnya tidak memiliki skill menjadi seorang color guard akhirnya dapat menguasai setiap ilmu dan tekniknya. Dulu, awalnya saya ikut marching band pada bagian alat tiup, namun saya harus mengundurkan diri karena jadwal latihan bertabrakan dengan CIBI. Ketika saya ikut lagi, saya mencoba hal baru yaitu menjadi seorang color guard.

       Pada lomba tahun 2017 tersebut, kami mengusung tema adat Bali. Kami membawakan music khas Bali untuk ditampilkan didepan juri. Bukan hal yang mudah memang, apalagi saya ikut latihan tidak dari awal. Namun kami terus berusaha agar dapat menampilkan yang terbaik. Kami menggunakan aksesoris, gerakan, tarian, dan budaya khas Bali agar terlihat benar-benar seperti adat Bali. Hari perlombaan tiba, saat itu kami sempat merasa pesimis karena latihan yang dirasa kurang maksimal. Namun, tidak disangka ketika tiba didepan juri kami dapat melakukannya dengan baik. Saat itu kami yang berjumlah kurang lebih 80 orang, ikut serta dalam meramaikan pawai yang diadakan 1 tahun sekali. Kabar gembiranya, kami berhasil membanggakan sekolah dengan membawa pulang piala juara pertama. Kami merasa benar-benar bahagia dan puas dengan diri kita masing-masing, memang tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Tidak sia-sia kami latihan setiap hari sampai sore karena setimpal dengan hasil yang didapatkan. Terbayar sudah rasa lelah yang kami rasakan. Jadi, jika kita bersungguh-sungguh dan mau berusaha pasti ada jalan keluar dan hasil yang memuaskan.  

           

 

 

Daftar Pustaka

Harahap, A. B. (2012). Selayang Pandang Seni Marching Band.

Hermawan, M. S. (2013). Marching Band Sebagai Pendidikan Berkarakter: Sebuah Solusi Komprehensif Pendidikan Non-Formal Bagi Remaja. In Victoria University of Wellington, New Zealand. Article submit: Congress of Indonesian Diaspora II, Agustus.


0 komentar:

Posting Komentar