Oleh :
Destiana Dini Safitri
NIM : 21310410090
Kelas Reguler (A)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Tugas Essay Prestasi Psikologi
Sosial
Dosen Pengampu : Dr. Arundati
Shinta, M. A
Tanggal
17 Agustus merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena di tanggal
tersebut bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Maka dari itu, setiap tanggal
17 Agustus selalu ramai dengan segala kegiatan yang diadakan seperti upacara
dan lomba/pawai. Pada tahun 2017 lalu, saya terpilih menjadi salah satu
perwakilan dari SMP N 1 Wates, sekolah menengah saya dulu, yang akan mengikuti
lomba pawai. Sekolah saya mengikuti lomba tonti dan marching band. Saat itu
saya mengikuti marching band. Apa itu marching band?
Marching band adalah suatu kegiatan
musik yang dipergunakan bagi kepentingan baris-berbaris atau atau sekumpulan
orang yang memainkan musik dalam barisan pada perkembangannya baik di dalam
parade maupun acara ketentaraan, marching band mulai memperkaya lagu dan mulai
membentuk harmoni baik dari seksi alat tiupnya. Dan dari seksi perkusi mulai
mengembangkan pukulan-pukulan ataupun ritme di dalam memainkan perkusinya. Marching
band adalah sebuah organisasi multi-disiplin berbasis apresiasi musik dan
gerak, yang dapat membantu membentuk karakter positif seorang remaja.
Pengenalan ilmu musik, pengalaman berorganisasi, pengenalan kedisiplinan dan
akuntabilitas diri, dan sarana bersosialisasi dan rekreasi merupakan beberapa
manfaat riil yang dapat dirasakan seorang anggota marching band selama
beraktifitas, maupun setelah bekerja di dunia nyata.
Saat itu, saya mendapatkan peran
untuk menjadi salah satu color guard. Kami latihan setiap sore sepulang sekolah
di Alun-Alun Wates. Dengan mengikuti marching band tersebut, saya yang awalnya
tidak memiliki skill menjadi seorang color guard akhirnya dapat menguasai
setiap ilmu dan tekniknya. Dulu, awalnya saya ikut marching band pada bagian
alat tiup, namun saya harus mengundurkan diri karena jadwal latihan bertabrakan
dengan CIBI. Ketika saya ikut lagi, saya mencoba hal baru yaitu menjadi seorang
color guard.
Pada lomba tahun 2017 tersebut, kami
mengusung tema adat Bali. Kami membawakan music khas Bali untuk ditampilkan
didepan juri. Bukan hal yang mudah memang, apalagi saya ikut latihan tidak dari
awal. Namun kami terus berusaha agar dapat menampilkan yang terbaik. Kami
menggunakan aksesoris, gerakan, tarian, dan budaya khas Bali agar terlihat benar-benar
seperti adat Bali. Hari perlombaan tiba, saat itu kami sempat merasa pesimis
karena latihan yang dirasa kurang maksimal. Namun, tidak disangka ketika tiba
didepan juri kami dapat melakukannya dengan baik. Saat itu kami yang berjumlah
kurang lebih 80 orang, ikut serta dalam meramaikan pawai yang diadakan 1 tahun
sekali. Kabar gembiranya, kami berhasil membanggakan sekolah dengan membawa
pulang piala juara pertama. Kami merasa benar-benar bahagia dan puas dengan
diri kita masing-masing, memang tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Tidak
sia-sia kami latihan setiap hari sampai sore karena setimpal dengan hasil yang
didapatkan. Terbayar sudah rasa lelah yang kami rasakan. Jadi, jika kita
bersungguh-sungguh dan mau berusaha pasti ada jalan keluar dan hasil yang
memuaskan.
Daftar Pustaka
Harahap,
A. B. (2012). Selayang Pandang Seni Marching Band.
Hermawan, M. S.
(2013). Marching Band Sebagai Pendidikan Berkarakter: Sebuah Solusi
Komprehensif Pendidikan Non-Formal Bagi Remaja. In Victoria University of
Wellington, New Zealand. Article submit: Congress of Indonesian Diaspora II,
Agustus.
0 komentar:
Posting Komentar