Hubungan Disonasi Kognitif dan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa
Essay Persyaratan Ujian Tengah Semester Psikologi Sosial II
(Semester 2 Genap 2022/2023)
Nurul Mawaddah (21310410028)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A
Indonesia menganggap bahwa merokok sebagai
perilaku yang wajar dan lumrah. Perilaku tersebut sudah menjadi bagian dari
kehidupan sosial serta gaya hidup masyarakat Indonesia, selain itu individu
yang merokok kurang memahami risiko dan bahaya yang disebabkan oleh rokok bagi
kesehatan tubuhnya serta orang lain yang ada disekitarnya. Individu juga tidak
menyadari bahwa dirinya sudah terjerat dalam kondisi ketergantungan sehingga sangat sulit untuk melepaskan diri
dari rokok. Kebiasaan merokok tidak hanya merambah pada tingkatan tertentu
saja, kini juga telah berkembang disemua kalangan, termasuk dikalangan
mahasiswa. Kebiasaan merokok dikalangan mahasiswa dianggap sebagai hal yang
biasa bagi mahasiswa yang merokok itu sendiri. Setelah mengamati dan
mewawancarai seorang mahasiswa yang merupakan perokok aktif mengatakan bahwa
ada beberapa hal mengapa dia merokok. Pertama karena iseng/coba-coba yang
didorong oleh keinginan pribadi, kedua terpengaruh dari lingkungan pertemanan
dan keluarga. Ia mempertahankan kebiasaan merokok karena merasa mendapatkan
“rasa yang tidak mudah untuk dinyatakan dengan kata-kata”.
Informan mengetahui bahwa rokok dapat
merusak kesehatan, oleh karena itu ada perasaan tidak nyaman karena ia
berperilaku yang bertentangan dengan keyakinan orang-orang dan menyebabkan
adanya perilaku disonasi. Untuk mengurangi disonasi, ia menambahkan elemen
kognitif dengan informasi merokok tidak langsung berpengaruh terhadap
kesehatan. Bahkan pandangan negative dari lingkungan tentang kebiasaan merokok
maupun adanya aturan yang mempersulit untuk merokok tidak membuat perokok
menghentikan kebiasaannya. Karena sudah terlalu lama dengan kebiasaannya
merasakan adanya ketergantungan dan manfaat dari kebiasaan tersebut, seperti
menjadi fokus untuk belajar. “Merokok membantu fokus dalam belajar atau mencari
ide. Asalkan tidak berlebihan, maka tidak akan menimbulkan masalah kesehatan
yang serius.” (Informan, 2022).
Penyangkalan suatu elemen kognitif terhadap
elemen perilaku ini akan mendorong terjadinya disonasi. Terdapat 3 cara untuk
mengurangi disonasi, yaitu mengubah elemen perilaku, mengubah lingkungan untuk
memvalidasi perilakunya dan menambah atau mengubah elemen kognitifnya. Dari
hasil wawancara informan, ketiga cara ini dilakukan untuk mengurangi disonasi
terkait dengan perilaku merokoknya.
0 komentar:
Posting Komentar