16.5.22

Mengenal Lebih dalam Personal Space

 Essay Persyaratan Ujian Tengah Semester

Mata Kuliah Psikologi Lingkungan


Sri Ayu (19310410079)

Faultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta


Istilah personal space pertama kali digunakan oleh katz pada tahun 1973 dan bukan merupakan sesuatu yang unik dalam istilah psikologi, karena istilah ini juga dipakai dalam istilah biologi, antropologi, dan arsitektur. Masalah mengenai ruang personal ini berhubungan dengan batas-batas disekeliling seseorang. Menurut sommer ruang personal adalah daerah di sekeliling seseorang dengan batas-batas yang tidak jelas dimana seseorang tidak boleh memasukinya. Goffman (dalam Altman, 1975) menggambarkan ruang personal sebagai jarak atau daerah disekitar individu dimana jika dimasuki orang lain menyebabkan ia merasa batasnya dilanggar, merasa tidak senang dan kadang-kadang menarik diri.

Ruang personal adalah ruang di sekeliling individu, yang selalu dibawa orang kemana saja ia pergi dan orang akan merasa terganggu jika ruamg tersebut diinterferensi (Gifford, 1987). Artinya kebutuhan terhadap ruang personal terjadi ketika orang lain hadir. 

Ada 4 lapisan personal space menurut Hall, diantaranya: 

a) Jarak intim (0-0.5m) jarak ini adalah jarak dimana kita hanya mengizinkan orang-orang yang terasa  sangat dekat dengan kita untuk berada didalamnya. Biasanya kekasih pasangan, orang tua, kakak/adik, dan sahabat dekat dapat mamasukinya tanpa menimbulkan rasa risih 
b) Jarak personal (0.51.3m) jarak ideal untuk percakapan antara 2 orang teman atau antar orang yang sudah saling akrab 
c) Jarak sosial (1.3-4m) jarak yang biasany kita buat untuk hubungan yang bersifat formal, seperti  seperti : bisnis, pembicaraan denga orang yang baru kita kenal 
d) Jarak publik (4-8m) jarak untuk hubungan yang lebih formal seperti penceramah dengan hadirinya. Pempampresnya amerika biasanya membuat ruang kosong selebar +?/4m untuk menjaga pejabat penting. 

Unsur-unsur yang mempengaruhi jarak Ruang Personal seseorang          

a. Jenis Kelamin    

Umumnya laki-laki memiliki ruang yang lebih besar, walaupun demikian faktor jenis kelamin bukanlah faktor yang berdiri sendiri,          

b. Umur    

Makin bertambah usia seseorang, makin besar ruang personalnya, ini ada kaitannya dengan kemandirian. Pada saat bayi, hampir tidak ada kemampuan untuk menetapkan jarak karena tingkat ketergantungan yang makin tinggi. Pada usia 18 bulan, bayi sudah mulai bisa memutuskan ruang personalnya tergantung pada orang dan situasi. Ketika berumur 12 tahun, seorang anak sudah menerapkan RP seperti yang dilakukan orang dewasa. 

c. Kepribadian  

Orang-orang yang berkepribadian terbuka, ramah atau cepat akrab biasanya memiliki RP yang lebih kecil.  Demikian halnya dengan orang-orang yang lebih mandiri lebih memilih ruang personal yang lebih kecil.  Sebaliknya si pencemas akan lebih mengambil jarak dengan orang lain, demikian halnya dengan orang yang bersifat kompetitif dan terburu-buru.  

d. Gangguan Psikologi atau Kekerasan 

Sebuah penelitian pada pengidap skizoprenia memperlihatkan bahwa kadang-kadang mereka membuat jarak yang besar dengan orang lain, tetapi di saat lain justru menjadi sangat dekat.

e. Kondisi Kecacatan 

Beberapa penelitian memperlihatkan adanya hubungan antara kondisi kecatatan dengan RP yang diterapkan.  Beberapa anak autis memilih jarak lebih dekat ke orang tuanya, sedangkan anak-anak dengan tipe autis tidak aktif, anak hiperaktif dan terbelakang mental memilih untuk menjaga jarak dengan orang dewasa.     

f. Ketertarikan 

Ketertarikan, keakraban dan persahabatan membawa pada kondisi perasaan positif dan negatif antara satu orang dengan orang lain.  Namun yang paling umum adalah kita biasanya akan mendekati sesuatu jika tertarik.  Dua sahabat akan berdiri pada jarak yang berdekatan dibanding dua orang yang saling asing.  Sepasang suami istri akan duduk saling berdekatan dibanding sepasang laki-laki dan perempuan yang kebetulan menduduki bangku yang sama di sebuah taman.

DAFTAR PUSTAKA

Altman, I. (1975). The Environment & Social Behavior, Privacy. Personal Space. Territory. Crowding. Monterey: Brooks/Cole publishing company. 

Dayakisni, T. (2001). Psikologi Sosial. Malang: Universitas Muhammdiyah Malang

Albin, R. S. (2002). Emosi Bagaimna Mengenai Menerima Dan Mengarahkannya. Yogyakarta: 



















0 komentar:

Posting Komentar