15.5.22

KETIMPANGAN GENDER PEREMPUAN DI TEMPAT KERJA





Ketimpangan Gender Perempuan di Tempat Kerja

Tugas Essay : Psikologi Industri dan Organisasi

Dosen Pengampu : Arundati Shinta, M.A





Siti Khasanah (21310410089)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



Alasan memilih topik ini adalah karena ada banyak perempuan-perempuan berkualitas dan hasil kerja perempuan itu sering di remehkan. Profesi tipikal untuk perempuan adalah salah satu profesi terendah padahal ya sama-sama berkualitas, mumpuni, ilmunya sama-sama bnayak, kerjanya sama-sama sulit. Tapi sayang diskriminasi perempuan ini masih terjadi.

Prinsip kesetaraan gender di tempat kerja

· Kesetaraan gender, atau kesetaraan anatara laki-laki dan perempuan, mengacu pada pemenuhan hak-hak, kesempatan dan perlakuan yang adil oleh laki-laki dan perempuan dari semuan kelompok umur di segala tahapan kehidupan dan pekerjaan

· Kesetaraan gender berati bahwa semua manusia bebas mengembangkan kemampuan pribadi mereka dan memilih tanpa dibatasi oleh steorotip dan prasangka tentang peran gender atau karakteristik laki-laki dan perempuan

· Kesetaraan gender tidak berati nahwa laki-laki dan perempuan adalah sama, atau telah menjadi sama, tapi hak-hak, tanggung jawab, status sosial dan akses sumberdaya mereka tidak tergantung dari gender mereka.

Pekerjaan perempuan dan Pekerjaan laki-laki

Pemisahan berdasarkan jenis kelamin dalam hal pendidikan dan pelatihan;

Keberhasilan telah dicapai dalam meningkatkan prestasi pendidikan perempuan, namun masih
ada perbedaan besar dalam hal bidang studi perempuan dan laki-laki

Pemisahan berdasarkan jenis kelamin dalam hal pelatihan mengakibatkan adanya perbedaan
jenis pekerjaan berdasarkan jenis kelamin!

Pemisahan berdasarkan jenis kelamin dalam hal pekerjaan;

· Perempuan terkonsentrasi dalam berbagai jenis pekerjaan daripada laki-laki (pemisahan
horisontal) hingga gred pekerjaan yang lebih rendah (pemisahan vertikal).

a. Misalnya perempuan banyak yang menjadi pengasuh, kasir, jasa makanan,
kebersihan dan juru tulis (5 C)
b. Misalnya sistem pelacak karir ganda di Jepang dan Korea

Stereotip peran gender membatasi kebebasan dalam memilih pekerjaan dan jabatan untuk laki-laki dan perempuan

Penghapusan pemisahan jenis kelamin dalam hal pendidikan dan pekerjaan membutuhkan
adanya penghapusan asumsi stereotip tentang kemampuan perempuan dan laki-laki serta
peran mereka di tengah masyarakat.

Di aspek pekerjaan kita semua tau steorotip yang di sematkan kepada lai-laki itu cenderung positif katanya laki-laki itu lebuh tegas , lebuh bijaksana secara rasional dalam berfikir, lebih bermain logika, bisa membuat keputusan yang tepat. Hal ini yang secara umum membuat industri dan profesi didominasi oleh laki-laki, dan oleh karena itu perempuan jadi makin sulit untuk bisa unggul di karir mereka.

Dunia ini masih didominasi oleh laki-laki sementara perempuan masih kurang representasi. Terutama ditempat kerja, dikelilingi oleh kebanyakan laki-laki, perempuan sering menglami hal-hal tidak mengenakan dan merasa terisolasi sehingga memberi dampak buruk terhadap masa depan karirnya.

Maka dari itu diperlukan diskusi lebih lanjut tentang bagaimana kita masyarakat bisa mengubah sistem. Karena tidak realitas untuk mengharapkan tercapainya kesetaraan gender jika kapitalisme masih bermain dimasyarakat kita.


Daftar Pustaka

https://www.worldbenchmarkingalliance

-       WILLIAMS, C. (2013). THE GLASS ESCALATOR, REVISITED: Gender Inquality in  Neoliberal Times and Society, SWS Feminist Lecture. Gender and Society, 27(5), 609-629

-       Adi, T (2018, Juli 13). “Menyoal diskriminasi di tempat kerja”

 

 





0 komentar:

Posting Komentar