Buka
bersama atau yang biasa dikatakan sebagai bukber, merupakan kegiatan makan dan
minum untuk membatalkan puasa setelah selesai menjalankan puasa sedari subuh
hingga memasuki waktu magrib. Kegiatan bukber seperti ini sangat ditunggu oleh
sebagian besar orang muslim, karena kegiatan ini hanya bisa dilakukan pada saat
bulan ramadhan yang datang sekali dalam setahun. Berkumpul bersama teman atau
keluarga sangatlah menyenangkan. Jalan-jalan sambil menunggu waktu berbuka atau
yang biasa di sebut sebagai ngabuburit juga merupakan kegiatan yang dapat
dilakukan saat ramadhan.
Setelah berpisah dalam waktu
yang lama, orang-orang yang kembali kekampung halaman untuk berkumpul bersama
keluarganya biasamya melakukan kegiatan tersebut. Hal ini dapat mempererat
hubungan kekeluargaan. Ngabuburit, buber, bercanda bersama merupaka kegiatan
yang sangat dirindukan sebelum orang-orang akan pergi kembali kekesibukkannya
masing-masing. Sehingga tidak sedikit orang memanfaatkan moment yang langka itu
untuk berkumpul bersama orang terkasih seperti keluarga, teman, pacar, dan
sebagainya.
Buka bareng diakhir ramadhan
merupakan kegiatan perpisahan bulan ramadhan dan merupakan kegiatan menyambut
hari kemenangan idul fitri (lebaran). Dalam kegiatan buker, orang-orang yang
berpisah karena menempuh pendidikan ditempat yang berbeda dapat bercerita akan
susah senangnya menempuh pendidikan dengan tempat dan jurusan yang berbeda.
Dari keluh
kesah yang diceritakan, pendidikan yang ditempuh tidak lepas dari motivasi dan
potensi orang-orang yang menempuh pendidikan tersebut. Hal itu sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh McClelland mengenai kebutuhan motivasi
McClelland (1961) mengemukakan motivasi untuk mengerahkan cadangan energy potensial, menurut McClelland terpusat pada tiga bentuk kebutuhan yaitu,
1. Kebutuhan akan prestasi (need of achievement)
nACH merupakan dorongan berprestasi atau dorongan untuk menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik. Kebutuhan prestasi akan mendorong seseorang berprestasi dalam keadaan bila target yang akan dicapai nyata dan memiliki peluang untuk diperoleh serta cenderung menimbulkan kreatifitas pada seseorang. Kebutuhan prestasi dirumuskan dan menetapkan bahwa pencapaian perilaku yang terkait adalah hasil dari konflik antara harapan sukses dan takut gagal. Kecenderungan pendekatan dan penghindaran terdiri dari fungsi kebutuhan pencapaian, harapan dari keberhasilan dan kegagalan, dan nilai insentif dari keberhasilan dan kegagalan. Menurut McClelland, setiap invididu memiliki kebutuhan sendiri-sendiri sesuai dengan karakter serta pola pikir yang membentuknya. McClelland menjelaskan bahwa setiap individu memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Dorongan ini mengarahkan individu untuk berjuang lebih keras untuk memperoleh pencapaian pribadi ketimbang memperoleh penghargaan. Berdasarkan ketiga bentuk kebutuhan diatas, bentuk dorongan ini dapat dikategorikan sebagai nAch yaitu kebutuhan akan pencapaian atau prestasi.
2. Kebutuhan akan kekuasaan (need of power)
nAFF
merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain dengan cara-cara yang
menyenangkan. Kebutuhan
ketiga yaitu nAff adalah kebutuhan untuk memperoleh hubungan sosial yang
baik. Kebutuhan ini
ditandai dengan kecenderungan
seseorang yang memiliki motif
yang tinggi untuk terjalinnya sebuah persahabatan, lebih menyukai situasi kooperatif,
dan menginginkan hubungan-hubungan yang
melibatkan tingkat
pengertian mutual yang
tinggi.
3. Kebutuhan akan afiliasi (need of affiliation)
nPOW
merupaka keinginan kuat individu untuk mengontrol orang lain dan pengaruhi
situasi sosial. Kebutuhan akan
kekuasaan (nPow) merupakan keinginan untuk
memiliki pengaruh, menjadi yang
berpengaruh, dan mengendalikan individu
lain. McClelland merinci bahwa seseorang yang memiliki nPow tinggi, akan
cenderung memiliki karakter bertanggung
jawab, berjuang untuk
mempengaruhi individu lain, senang
ditempatkan dalam situasi
kompetitif, dan berorientasi
pada status sosial.
Daftar pustaka
Ridha, Muhammad. (2020). Teori Motivasi Mcclelland dan
Implikasinya Dalam Pembelajaran Pai.
Palapa Jurnal Stusi Keislaman Dan Ilmu Pendidikan.8 (1). 7-9.
0 komentar:
Posting Komentar