28.4.22

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL AYAH DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA LAKI-LAKI

 

PSIKOLOGI SOSIAL

Semester genap T.A 2021/2022

Oleh;

Alita Dwi Nur’Aini (21310410080)

Kelas regular

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 Dosen pengampu ;

Dr. Arundati Shinta, M.A.

 

Remaja dalam menghadapi berbagai problem perkembangan memerlukan kehadiran orang dewasa yang mampu memahami dan memperlakukannya secara bijaksana dan sesuai dengan kebutuhannya. Remaja membutuhkan bantuan dan bimbingan serta pengarahan dari orangtua atau orang dewasa lainnya untuk menghadapi segala permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan proses perkembangan, sehingga remaja dapat melalui dan menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dengan wajar. Dengan kata lain, remaja membutuhkan dukungan dari orangtua dan orang dewasa yang ada di sekitarnya untuk membantu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan menghadapi tuntutan-tuntutan lingkungan sosial yang lebih luas, yaitu masyarakat terhadap mereka. Dukungan sosial yang diberikan dapat membantu remaja melakukan penyesuaian sosial yang lebih baik terhadap lingkungan sosialnya dan membantu membentuk kepribadian remaja yang tangguh menghadapi berbagai tuntutan lingkungan di masa-masa selanjutnya (Dagun, 1990). Dukungan sosial ini dapat diperoleh antara lain dari keluarga. Keluarga merupakan lembaga pertama dan terutama bagi remaja sebagai tempat sosialisasi dan mendapatkan pendidikan serta merasakan suasana yang aman (Kartono, 1986). Pada umumnya remaja masih tinggal dengan orangtua, maka peran orangtua sangat penting dalam membantu remaja untuk mengenali lingkungan sosialnya, memahami peran-peran yang dibebankan pada mereka, dan mampu menyesuaikan dirinya. Orangtua merupakan orang yang paling dekat dengan remaja, mengenal keadaan diri remaja, dan sebagai tempat yang aman bagi remaja untuk berbagi masalah, informasi, dan berbagi kasih sayang. Orangtua sebagai pemegang kendali keluarga, memegang peranan dalam membentuk hubungan dengan anak-anak mereka. Gunarsa dan Gunarsa (1991) menjelaskan bahwa keluarga harus mempersiapkan anggota keluarganya dalam hal ini remaja, supaya dapat mengambil keputusan dan tindakan sendiri, sehingga remaja dapat mengalami perubahan dari keadaan tergantung pada keluarga menjadi berdiri sendiri secara otonom. Dukungan orangtua dalam hal ini ayah sangat besar dalam menentukan sikap dan perilaku remaja dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi individu, dimana individu belajar memahami dirinya dan dasar-dasar pola pergaulan. Peraturan-peraturan yang ada dalam keluarga mencerminkan harapan tentang hubungan keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan anak tersebut.

dukungan orangtua, dalam hal ini ayah, selama masa kanak-kanak akan memberi sumber-sumber tak ternilai pada remaja ketika memasuki masa remaja, terutama ketika remaja mulai memasuki lingkungan sosial yang lebih luas, yaitu lingkungan masayarakat. Pernyataan Richard Riley (dalam Horn, 1998), “Ketika ayah terlibat dalam kehidupan anak, anak akan belajar lebih banyak”, mendukung penelitian yang dilakukan Departemen Pendidikan Amerika mengenai remaja yang terlibat dalam pendidikan mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang ayahnya terlibat dalam hidupnya memperoleh nilai pelajaran yang tinggi, lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan bermasyarakat serta lebih mampu menerima dirinya dengan baik. Robert Blanchard dan Henry Biller (dalam Gottman dan Declaire, 1997) melakukan penelitian dengan membandingkan tiga kelompok anak laki-laki kelas tiga. Kelompok pertama dalah kelompok anak yang ayahnya ada dan masuk dalam kehidupan anak, kelompok ke dua adalah anak-anak yang ayahnya tidak ada, dan kelompok ke tiga adalah anak-anak yang ayahnya ada tapi tidak terlibat dalam kehidupan anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi akademik anak kelompok pertama adalah yang paling baik, kelompok ke dua paling buruk, dan kelompok ke tiga berada di tengah. Biller sendiri mengatakan bahwa “...memiliki ayah yang punya kecakapan tidak akan memfasilitasi perkembangan intelektual anak jika ayah tidak secara konsisten masuk dalam kehidupan anak laki-laki atau jika kualitas hubungan ayah dan anak lakilakinya negatif...” Idealnya, seorang ayah harus mampu berperan seimbang seperti peran ibu pada diri anak. Akan tetapi, bukan berarti ayah harus berperan persis sepeti yang dilakukan ibu. Peran ayah dalam kehidupan anak yang mempunyai dimensi lain dari peran ibu yang justru akan menambah masukan bagi remaja yang akan makin memperkaya dan memperluas wawasan mereka, terutama dalam mengenal dunia sosial (Gottman dan DeClaire, 1997). Hasil penelitian terhadap perkembangan anak yang tidak mendapat asuhan dan perhatian ayah menyimpulkan bahwa perkembangan anak menjadi pincang. Kelompok anak yang kurang mendapat perhatian ayahnya cenderung memiliki kemampuan akademis menurun, aktivitas sosial terhambat, dan interaksi sosial terbatas. Bahkan bagi anak laki-laki, ciri maskulinnya (ciri-ciri kelakian) dapat menjadi kabur (Dagun, 1990). Penelitian lain yang dilakukan pada sejumlah anak yang ditinggal ayah ke medan tempur ketika Perang Dunia II (Carlsmith dalam Lamb, 1992) dan kelompok anak laki-laki para nelayan di Norwegia yang ditinggal berbulan-bulan oleh ayahnya (Tiller, Lynn and Sawrey, dalam Lamb, 1992) menunjukkan bahwa anak-anak yang jarang bersama ayahnya akan berkurang gairahnya dalam bergaul dengan teman sebayanya bila dibandingkan dengan kelompok anak yang secara rutin dekat dengan ayahnya. Alasan yang mungkin dapat menjelaskan hal ini adalah ketika anak laki-laki tumbuh tanpa kehadiran ayah ia hanya sedikit mempunyai kesempatan mempelajari sikap dan nilai. Anak dari kelompok ini mempunyai kecenderungan untuk takut, malu, dan segan bermain yang keras, lebih senang menyendiri, menjauhkan diri dari teman-temannya.

 

REFERENSI ; Kompas, 25 Januari 2001, Dijaring, Puluhan Pelajar Bawa Senjata tajam di Bogor.

Kompas, 26 Januari 2002. Dua Siswa Luka Tertembak Saat Tawuran.

OP Maharani, B Andayani - Jurnal psikologi, 2003 - journal.ugm.ac.id

0 komentar:

Posting Komentar