25.4.22

GOTONG ROYONG DALAM SESAMA ANGGOA KELUARGA

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGAISAASI (essay 2)
Semester Genap T.A 2021/2022
Oleh : Elfa Hidayaturrohmah
(21310410032)
Kelas Reguler
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.

    Manusia adalah makhluk sosial dengan arti manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dikarenakan kita selalu membutuhkan rang lain maka sudah seharusnya kita saling tolong menolong. Sudah seharusnya kita selalu rukun dengan siapa saja. Dengan saling membantu dan juga tolong menolong, pekerjaan kita yang berat akan menjadi ringan. Tujuan utama dalam pembiasaan hidup rukun adalah terciptanya kedamaian, saling menghormati, menghargai dan menyayangi. Terutama terhadap anggota keluarga kita, sebagai anggota keluarga kita harus saling membantu, demikian dengan situasi dan kondisi apa pun tidak bisa membiarkan anggota keluarga kita yang lainnya dalam kondisi sulit. 

    Dengan adanya kasus seorang istri yang sedang hamil Baby penantian setelah 10 tahun menikah, yang mendapatkan penilaian negatif di suatu perusahaan swasta karena ia sering absen. Namun, penghasilannya sangat penting untuk persiapan melahirkan. Sementara dengan nasib suaminya yang bekerja dengan penghasilan yang kurang mencukupi. Saya sebagai anggota keluarga harus bisa membantu akan masalah tersebut. Langkah yang akan saya lalukan adalah komunikasi yang baik agar tidak terjadi salah faham atau menyinggung dengan apa yang saya katakan. Pertama saya akan berbicara kepada sang istri terkait penilaian kinerjanya yang kurang baik hal itu bisa menjadi pemicu ia bisa di keluarkan dari pekerjaan tersebut. Saya akan menyuruh ia menghadap HRD agar bisa memperbaiki nilai kinerjanya, bahwa ia memberikan alasan-alasan ia sering absen entah ia kelelahan dalam bekerja di kondisinya yang sedang hamil. Lalu memohon untuk sementara waktu ia hamil untuk diringankan pekerjaannya agar ia tidak kelelahan, agar dapat mengurangi sering absen seperti sebelumnya. Dengan adanya komunikasi tersebut terhadap HRD mungkin ia bisa mendapatkan toleransi dari perusahaan agar bisa mempertahankan pekerjaannya dan memperbaiki penilaian kinerjanya.

    Langkah yang kedua saya akan berkomunikasi dengan suaminya. Mungkin dengan membicarakan pekerjaan ia yang berpenghasilan kurang mencukupi. Dengan cara mencarikan pekerjaan sampingan untuk mendapatkan penghasilan tambahan, agar bisa mencukupi kebutuhan persiapan kelahiran sang buah hatinya. Atau dengan cara mencarikan pekerjaan baru yang sekiranya pekerjaan tersebut bisa memberikan upah yang jauh lebih besar dari pekerjaan yang lama. 

DAFTAR PUSTAKA  

KumparanMOM. https://m.kumparan.com/amp/kumparanmom/ibu-hamil-begini-cara-atasi-stres-di-tempat-kerja-1sgpddchl1K Di akses Senin, 25 April 2022 pukul 10.53 WIB

0 komentar:

Posting Komentar