ESSAY PRASYARAT UJIAN AKHIR PSIKOLOGI INOVASI
ELECTRA ALNURIN/ 19310410004
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta M.A
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Asupan
karbohidrat berlebih dapat menyebabkan obesitas. Tingginya konsumsi karbohidrat
disebabkan karena mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat seperti nasi goreng,
cilok, batagor, mie ayam, bakso, dan siomay. Selain itu juga dari jenis makanan
ringan seperti chitato, keripik singkong, dan keripik kentang. Kelebihan karbohidrat
di dalam tubuh akan diubah menjadi lemak. Perubahan ini terjadi di dalam hati.
Lemak ini kemudian dibawa ke sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam
jumlah tidak terbatas. Ukuran atau porsi makan yang terlalu berlebihan juga
dapat memiliki banyak kalori dalam jumlah banyak dibandingkan dengan apa yang
dianjurkan untuk orang normal untuk konsumsi sehari-harinya.
Obesitas
juga bisa mempengaruhi kesehatan kulit dimana dapat terjadi striae atau
garis-garis putih terutama di daerah perut (white/purple stripes). Selain itu,
gangguan psikologis juga dapat terjadi pada anak dengan obesitas. Badan yang
terlalu gemuk sering membuat si anak sering diejek oleh teman-temannya.
Sehingga memiliki dampak yang kurang baik pada perkembangan psikologis anak
(Pingkan Palilingan, 2010).
Hal
tersebut membuat saya ingin mengurangi konsumsi karbohidrat berlebih serta
menjaga berat badan yang ideal. Beberapa cara untuk menangani obesitas antara
lain dengan menjaga pola makan atau diet. Selain mengurangi konsumsi
karbohidrat berlebih saya juga meluangkan waktu untuk jalan sehat di pagi hari
dan jogging. Karena sudah kurang lebih 2 tahun adanya pandemi virus covid-19,
membuat saya menjadi kurang produktif dan beraktivitas di luar rumah. Hal tersebut
membuat berat badan saya naik 5-6 kilogram. Diet yang sehat nyatanya tidak
semudah kedengarannya. Itu sebabnya, cara diet sehat memerlukan panduan yang
tepat guna mengurangi berat badan.
Berawal
dari saya merubah pola makan saya. Setiap sarapan saya selalu mengurangi porsi
nasi makan saya hanya setengah centong nasi dan diimbangi dengan sayur yang
direbus dan lauk secukupnya. Terkadang kalau tidak makan nasi saya hanya makan
bubur sumsum atau bubur kacang hijau saja. Di siang hari nya saya terkadang
memakan buah-buahan atau roti saja. Dan di malam harinya saya seringnya membuat
1 porsi sup berisi telur, sosis, dan jagung yang sudah disisir tanpa nasi. Atau terkadang saya juga membuat makanan dari olahan oatmeal saya campur dengan berbagai topping seperti sosis, ayam suir, atau telur.
Dalam
membuat sup saya selalu mengurangi jumlah garam, penyedap rasa, dan
minyak-minyakan yang berlebih. Serta selama menjaga pola makan saya sangat
meghindari konsumsi gorengan. Dan tidak lupa saya selalu menghitung kebutuhan
kalori tubuh saya sesuai dengan yang saya inginkan dalam sehari. Dan selalu
konsumsi air putih setiap harinya, supaya tubuh tidak kekurangan cairan atau
dehidrasi. Selain menjaga pola makan, saya juga terkadang meluangkan waktu
berolahraga di pagi hari. Seperti jalan sehat atau jogging. Sembari sambil
jogging atau jalan sehat saya sering memunguti dan mengumpulkan botol-botol
bekas minuman kemasan plastik atau air mineral. Botol-botol tersebut nantinya
akan saya berikan kepada pemulung.
Dengan
melakukan pengurangan pola makan saya berhasil menurunkan berat badan saya
sebanyak 5 kg. Namun saya juga mengalami hal yang kurang baik. Hormon menjadi
tidak seimbang dan jadwal siklus datang bulan saya menjadi sedikit terganggu. Maka
dari itu diet atau pengurangan pola makan secara berlebihan kurang baik pula
untuk tubuh. Harus tetap diimbangi dengan melakukan kegiatan fisik seperti
olahraga.
Daftar
Pustaka :
Pingkan
Palilingan. 2010. Apakah Anak Anda Obesitas?. Betterhealth Tahun II / Edisi 3 /
Triwulan/ September 2010 Online. Available at http://www.ekahospital.com/uploads/bulletins/final/%/20/draft.pdf\
[accessed 7/5/2011]
W
Kurdanti, Suryani I. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Obesitas
Pada Remaja. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia, Vol . 11, No. 4, April 2015.
0 komentar:
Posting Komentar