8.1.22

DEGRADASI KEPEMIMPINAN, APA PENYEBABNYA?

Essay ini adalah syarat untuk memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS)

Mata Kuliah Psikologi Manajemen dan Organisasi

Semester Genap T.A. 2021/2022

 

Shafly Ardhya Saputra (20310410027)

Kelas B (paralel)

Fakultas Psikologi

 

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu : Dr. Arundhati Shinta, M.A.

 

 

DEGRADASI KEPEMIMPINAN, APA PENYEBABNYA?

           

            Krisis kepemimpinan kian terasa. Apalagi krisis ini terjadi selama pandemi Covid-19 yang menimbulkan keprihatinan publik. Krisis tersebut ditunjukkan dengan beberapa kasus kepala pemerintahan maupun daerah yang melanggar aturan. Hal itu dibuktikan oleh terungkapnya beberapa kasus korupsi oleh pejabat negara, salah satunya adalah kasus korupsi dana bantuan sosial untuk warga terdampak pandemic Covid-19. Dari contoh kasus tersebut dapat ditarik inti cerita bahwa akar masalahnya ada pada merosotnya kepemimpinan pada diri seseorang atau degradasi kepemimpinan.

            Kepemimpinan di Indonesia saat ini memang sedang berada diujung tanduk, lemahnya kesadaran para pamimpin negara dalam menjalankan roda pemerintahan menjadi alasan mendasar. Pemimpin yang seharusnya mengayomi masyarakat, mensejahterakan masyarakat, meningkatkan perekonomian suatu negara, kini malah menghianati kepercayaan rakyatnya. Para pemimpin negara saling beradu untuk melakukan korupsi, sehingga kesejahteraan rakyatpun mereka abaikan. Inilah yang mengakibatkan rakyat sekarang kurang percaya bahkan tidak percaya kepada seoarang pemimpin karena kepercayaan rakyat telah dihianati oleh para pemimpin negara ini. Maka tak jarang dalam pemilu banyak sekali angka golput. Golput merupakan tanda-tanda dari kurangnya rasa kepercayaan rakyat terhadap pemimpin. Beberapa penyebab krisis kepemimpinan di Indonesia :

1. Kesadaran agama sangat rendah Agama merupakan pondasi dasar dalam diri setiap manusia. Jika manusia pondasinya tidak kokoh dalam arti agamanya rendah maka dengan mudah dapat terpengaruh oleh hal-hal yang melanggar norma keagamaan. Itu terjadi pada para pemimpin kita, jika agama mereka kuat maka mereka tidak akan melanggar norma-norma agama, sehingga penyelewenganpenyelewengan tidak akan terjadi pada seorang pemimpin. Dan masyarakatpun tidak merasakan kesengsaraan.

2. Kurangnya rasa percaya diri Krisi kepemimpina di Indonesia tejadi karena kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki masyarakat Indonesia. Pada dasarnya sangat banyak anakanak bangsa ini yang pandai dan cerdas, memiliki integritas tinggi, namun karena kurangnya rasa percaya diri tersebut mereka menjadi terlalu pasif, hanya diam atas semua yang telah terjadi seperti saat ini.

3. Kurangnya penerapan moral bangsa Kurangnya penerapan pendidikan moral dalam keseharian masyarakat Indonesia. Bisa dibuktikan dari banyaknya kasus KKN, seolah tiada habisnya.

4. Hukum yang masih rendah Ada beberapa orang mengatakan hukum di Indonesia dapat dengan mudah dibeli. Jadi dapat disimpilkan bahwa sangatlah rendah hukum di Indonesia.

            Sebagai penutup, sebagai generasi muda hendaklah menjadi generasi yang mengisi kemerdekaan ini dengan kegiatan positif, kegiatan yang memberi dampak baik untuk kemajuan negara ini. Dan sebagai negera gotong royong hendaklah kita memulai perubahan untuk bangsa ini. Jadilah pemimpin yang dapat mengayomi rakyartnya, sehingga timbul hubungan yang harmonis antara pemimpin dan rakyatnya. Gotong royong antar semua lapisan masyarakatpun dapat terwujud.

 

Daftar Pustaka

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini

Dewantara, A. (2017). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia dalam Kacamata Soekarno).

http://aniatih.blogspot.com/2014/03/pengertian-pemimpin-dankepemimpinan.html (diakses pada hari Jumat, tanggal 07 Januari 2022 pukul 20.37 WIB)

 

0 komentar:

Posting Komentar