Essay ini adalah syarat untuk memenuhi
Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Psikologi Manajemen dan
Organisasi
Semester Genap T.A. 2021/2022
Shafly Ardhya Saputra (20310410027)
Kelas B (paralel)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundhati Shinta,
M.A.
INDONESIA RUMAH KITA,
CERITA ALAM PANTAI BARON SALAH SATUNYA
Pesisir Selatan Jawa memang sarat dengan
kisah-kisah unik, termasuk di Pantai Baron,
yang konon menjadi tempat terdamparnya bule sakti.
Kita bisa membayangkan kisah tersebut
dari pesisir yang asri, atau dari mercusuarnya yang
tinggi. Ternyata nama
pantai ini merujuk
pada
tokoh ketoprak Baron Sekeber. Tidak seperti tokoh ketoprak pada umumnya, si
Baron
Sekeber
ini seorang bangsawan Belanda (ada juga yang bilang Spanyol atau Portugis) dengan
ilmu
kesaktian tinggi, bahkan pernah melawan Panembahan Senopati sang pendiri
Kesultanan
Mataram.Nah,
pada tahun 1930-an pantai ini digunakan sebagai tempat persembunyian dan
penyimpanan
senjata oleh Belanda, namun belum banyak warga lokal yang tinggal
disekitarnya.
Mungkin saja pantai ini dinamai Pantai Baron karena ada banyak orang Belanda
yang
pernah tinggal di sana, kemudian disangkut-pautkan dengan legenda Baron
Sekeber.
Pantai
ini pun akhirnya dinamai sebagai Pantai Baron untuk mengenang kisah si bule
sakti
tersebut
(AH Farhani, 2008).
Pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya perikanan tidak dapat dipisahkan dengan
keberadaan
masyarakat pesisir. Tingginya tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan berkaitan
dengan
kondisi demografi Indonesia yang diperkirakan sekitar 60 persen dari seluruh
jumlah
penduduknya
bermukim diwilayah pesisir dan dari 64.439 desa yang sekitar 9.261 desa
dikategorikan
sebagai desa pesisir (Nikijuluw, 2002). Kegiatan manusia dalam memanfaatkan
sumberdaya
ikan tidak hanya terbatas pada penangkapan atau pengambilan sumberdaya t
ersebut,
tetapi menyangkut pula perencanaan kegiatan pemanfaatan, penyediaan sarana dan
prasarana,
pengembangan penyediaan pasca panen, pengelolaan, serta pemasaran. Untuk
memanfaatkan
sumberdaya ikan, manusia membutuhkan teknologi, keterampilan dan modal.
Penggunaan
teknologi dan keterampilan yang tidak ramah lingkungan dalam pemanfaatan
sumberdaya
ikan akan merusak habitat yang berdampak negatif pada kelestarian sumberdaya
tersebut.
Olehnya itu, pengelolaan atau pengaturan kegiatan manusia yang berkaitan dengan
tingkah
laku dalam pemanfaatan sumberdaya ikan menjadi sangat penting dan patut
diutamakan.
Sumberdaya laut sebagai wilayah yang strategis dan didukung oleh potensi
sumberdaya
perikanan serta kemudahan aksebilitas, mengundang 3 masuknya informasi dan
teknologi
yang dibawa oleh nelayan dari luar yang memberikan dampak positif dan negatif
bagi
masyarakat
setempat dan sumberdaya perikanan. Dampak positifnya tidak akan menimbulkan
masalah,
tetapi dampak negatif berupa persaingan yang tidak sehat antara nelayan yang
dari
luar
dengan nelayan setempat (tradisional) akibat kesenjangan dalam hal teknologi
penangkapan.
Selain itu, masuknya informasi dan teknologi penangkapan yang tidak ramah
lingkungan
dapat mengubah perilaku masyarakat nelayan setempat dalam pemanfaatan
sumberdaya
perikanan yaitu dari perilaku yang cenderung konservatif kearah perilaku yang
cenderung
destruktif, misalnya pengunaan alat peledak (bom ikan) dalam penangkapan ikan
akan
megakibatkan kerusakan terhadap habitat/lingkungan yang berimbas pada kepunahan
sumberdaya.
Perubahan perilaku tersebut dapat disebabkan karena ketidaktahuan, desakan
ekonomi,
dapat juga karena ketidakmampuan pemerintah dalam menatah/mengelola kegiatan
pemanfaatan
sumberdaya perikanan dan masih banyak lagi faktor yang perlu pengkajian lebih
dalam.
Faktor manusia merupakan kunci sukses pengelolaaan sumberdaya perikanan.
Daftar
Pustaka
Nikijuluw,
Viktor P.H .2002.Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Pusat Pemberdayaan Dan
Pembangunan Regional (P3R). PT. Pustaka Cidensino. Jakarta.
https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/beach/baron/ (diakses pada hari Jumat, tanggal 07
Januari 2022 pukul 21.15 WIB)
0 komentar:
Posting Komentar