29.6.21

Yuk Generasi Milenial Terapkan Gaya Hidup Zero Waste

 

 Ujian Akhir Semester Psikologi Lingkungan Semester Genap 2020/2021

Falkutas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Nama : Rika Rachmawati

NIM : 19310410027

Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan

Dosen pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.

Orang-orang dengan gaya hidup yang moderen memembutuhkan banyak barang untuk memenuhi kebutuhanya kepada kehidupan modern.kehidupan modern tersebut yang membuat kita semakin banyak membeli barang yang kadang tidak berguna dan secara tidak sadar kita menghasilkan sampah apalagi sampah sekali pakai. Sampah sendiri menurut semua orang adalah barang yang tidak berguna dan tidak ada yang mau menerima limpahan sampah.

Orang-orang lupa bahwa lautan dan sungai sudah tercemar oleh sampah yang sudah menimpuk miliaran ton di lautan dan sungai. TPA atau Tempat Pembuangan Akhir pun sudah tidak cukup untuk menampung sampah yang sudah banyak hingga miliaran ton sampah. Kenapa masih banyak sampah disunggai dan laut yang membuat banyak sekali masalah bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan karena  menurut  Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019) sampah tidak berharga, ditolak oleh semua orang, tidak mampu memunculkan motivasi intrinsik, menimbulkan penyakit, dan mematikan biota laut. Pemusnahan sampah juga mudah karena perairan Indonesia bisa dibilang sebagai tong sampah besar'. Sebenarnya sampah merupakan masalah yang sangat serius. Indonesia menduduki peringkat ke-2 penghasil sampah setelah China pada tahun 2010. Sungai Citarum, Jawa Barat dinobatkan sebagai sungai paling tercemar di dunia'. Pada tahun 2017, Indonesia menduduki peringkat ke-3 penghasil sampah makanan yaitu 13 juta ton/tahun. Pada tahun 2018, Indonesia menduduki peringkat ke-11 sebagai negara paling tercemar di dunia".

Sampah yang menumpuk harus diolah akan tetapi jika pengolahan sudah dilakukan oleh pemerintah dengan maksimal tetapi masyarakat masih belum sadar akan bahaya sampah yang menumpuk. Masyarakat harus memiliki prilaku peduli sampah agar sampah berkurang dan lingkungan menjadi sehat. Menurut  Shinta, A (2019) Perilaku peduli pada sampah erat hubungannya dengan perkembangan moral seseorang. Seseorang yang moralnya berkembang dengan optimal, maka ia akan sangat peduli pada sampahnya. la akan memperjuangkan sekuat tenaga agar sampahnya tidak mengotori lingkungan. Hal ini karena ia tahu bahwa sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan akhirnya akan merusak ekosistem dan juga planet yang dihuni manusia. Jadi ia peduli pada sampah karena alasan alasan yang luhur. Sayangnya, tidak semua orang berpikiran dan bertindak seperti individu tersebut. Hal ini terjadi karena perkembangan moral orang-orang temyata. berbeda-beda berdasarkan stimulus yang berada di lingkungan sekitarnya.

Perilaku manusia sendiri adalah kecenderunggan dalam diri untuk mengembangkan sesuatu dari dirinya yang timbul jika adanya motivasi yang meningkatkan kemandirian dan kreativitas. Perilaku peduli sampah pun harus didasari dengan motivasi untuk lebih baik dari sebelumnya tentang sampah dan kepedulian akan lingkungan sekitar. Sehingga menciptakan kesejahteraan hubungan yang positif pada manusia dan lingkungan. Menurut Kalantari dkk, (dalam Tondok, M. S., 2008 ) menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dengan sikap dan perilaku ramah lingkungan (environmentally friendly attitude and behavior). Artinya, semakin tinggi tingkat kemakmuran suatu masyarakat, maka akan semakin positif sikap dan perilakunya terhadap lingkungan.

Perilaku peduli sampah atau lingkungan dapat diterapkan dengan berbagai cara salah satu contohnya  dengan menerapkan zero waste. Dengan menerapkan zero waste kita dapat membantu pemerintah dalam masalah sampah yan sudah sangat meresahakan manusia dan lingkungan karena semakin hari sampah semakin banyak dikarenakan gaya hidup ayng moderen.  Zero waste sendiri adalah sebuah konsep yang mengajak banyak orang untuk mengunakan barang-barang termasuk barang sekali pakai dengan bijak agar dapat mengurangi jumlah dan dampak negatif dari adanya sampah dilingkungan. Tujuan dari gerakan zero waste sendiri agar sampah tidak berakhir di TPA atau tidak banyak sampah yang memenuhi TPA sehingga dapat menjaga alam dan melestarikanya.  Metode yang diterapkan di zero waste  adalah 5R, yaitu:

1.      Refuse (menolak)

2.      Reduce (mengurangi)

3.      Reuse (menggunakan kembali)

4.      Recycle (mendaur ulang)

5.      Rot (membusukkan sampah).

Zero waste  dengan peganggan 5R membentuk gaya hidup tanpa sampah dan menggunakan SDM atau sumber daya alam dengan bijak. Gaya hidup zero waste bukan menganggap plastik dan barang-barang sekali pakai yang akan menjadi sampah menjadi kriminal atau penjahat yang dapat merusak alam tetapi lebih kepada pengendaliaan diri untuk tidak konsumtif dan bertanggung jawab pada lingkungan. Gaya hidup zero waste membuat kita menjadi sadar terhadap apa yang kita beli dan konsumsi dan membuat kita sadar akan dampak yang akan terjadi pada lingkungan.  Gaya hidup zero waste di butuhkan waktu yang tidak sedikit untuk menjalani prosesnya. Dari proses yang perlahan-lahan tapi pasti kita dapat membantu pemerintah dan alam agar mendapat lingkungan yang lebih baik.

Maka dari itu sebagai generasi milenial kita dapat menerapkan prilaku peduli lingkungan dengan menerapkan zero waste dalam kehidupan kita agar lingkungan yang kita tempati dan alam sekitar dapat terus terjaga keindahnya karena kesadaran diri kita terhadap sampah-sampah yang meresahkan semua mahkluk hidup.

Daftar Pustaka

Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.

https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat

Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11.

https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf

Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.

Daftar Gambar

Simatupang,Y . (2019).  Tren ‘Zero Waste Lifestyle’ Untuk Bumi Lebih Sehat. https://geosiar.com/2019/03/23/tren-zero-waste-lifestyle-untuk-bumi-lebih-sehat/ . diakses pada 28 Juni 2021.

 

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar