Tulisan ini dibuat untuk ujian akhir
semester Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta , M.A
Oleh : Liot Mayang Sari
19310410039
Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut
berlangsung.
Menurut
Azwar (1990), sampah adalah sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak
dapat dipakai lagi, yang tidak disenangi dan harus dibuang, maka sampah tentu
saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya, sedemikian rupa, sehingga hal-hal
yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi.
Kodoatie
(2003) mendefinisikan sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat padat
atau setengah padat, yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan perkotaan
atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan (Suryani, 2014). Sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atas
volumenya memerlukan pengelolaan khusus (UU Nomor 18 Tahun 2008). Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012), Sampah rumah tangga adalah sampah
yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk
tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah
rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
Contoh
nya seperti Kegiatan pembinaan masyarakat yang dilaksanakan di balai pertemuan
Desa sejaterah ini dimulai dengan pemberian ilmu pengetahuan mengenai proses pemilahan
sampah. Antusias masyarakat pada kegiatan ini sangat baik, dimana jumlah
kehadiran para kader mencapai 100%. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan
tentang pengolahan sampah secara umum. Materi yang disampaikan mula-mula
berkaitan dengan apa yang dimaksud dengan pemilahan sampah itu sendiri.
Selanjutnya, anggota pelatihan diberikan materi tentang perbedaan antara sampah
organik dan anorganik serta bagaimana cara pengolahan masing-masing sampah tersebut
hingga dapat mengurangi bebanTempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Pada
kegiatan ini Tim pelaksanalebih menekankan kepada partisipasi masyarakat
terhadap pengolahan sampah dimana sampah harus dikelola dan diolah mulai dari
sumber sampah itu sendiri dimana dalam hal ini adalah masyarakat Selain materi
tentang pengolahan sampah secara umum, yang difokuskan pada kegiatan ini adalah
pengolahan sampah anorganik, khususnya plastik. Para peserta pelatihan ternyata
baru menyadari bahwa berbeda dengan sampah organik yang mudah terurai oleh
mikroorganisme, sampah anorganik membutuhkan waktu hingga 240 tahun untuk
terurai secara alami sehingga daur ulang sampah anorganik sangat membantu dalam
mengurangi volume sampah anorganik yang dibuang ke TPA. Setelah sosialisasi
tentang pengolahan sampah secara umum, kegiatan pelatihan ini dilanjutkan
dengan workshop daur ulang sampah plastik.Workshop ini sangat diminati oleh
masyarakat desa, hal ini terlihat dari kehadiran peserta yang lebih dari 10
orang.Kegiatan ini dimulai dengan mendemonstrasikancara daur ulang sampah
plastik dalam hal ini yang digunakan adalah sampah bekas kemasan detergen,
sabun, pewangi pakaian, dan plastik kresek yang didapat dari TPA sejahtera Tim
pelaksana memberikan penjelasan terhadap peserta bahwasanya sampah yang berasal
dari TPA merupakan sampah yang tidak higienis, sehingga dibutuhkan metode yang
tepat dalam mengambil sampah di TPA yaitu dengan menggunakan masker dan sarung
tangan. sebelum sampah di daur ulang diperlukan proses sterilisasi dengan cara
mencuci sampah tersebut dengan sabun laludirendam beberapa saat di dalam air hangat.
Setelah proses sterilisasi dilakukan maka sampah tersebut dapat didaur ulang menjadi
tas dan dompet yang bernilai ekonomis sehingga layak dijual. Plastik plastik
yang berupa kemasan bekas detergen, sabun, pewangi pakaian, dan plastik kresek
menjadi produk yang bernilai ekonomis seperti tas dan dompet.kemasan sabun,
detergen, dan pewangi pakaian dijahit sedemikian rupa menggunakan tangan dan
mesin jahit untuk mendapatkan produk tas dengan kualitas yang baik. Kemuadian
untuk mempercantik tas dan dompet tersebut ditambahkan aksesoris seperti renda,
payet dll.Khusus untuk plastik kresek digunakan metode pengepresan dengan menggunakan
panas. Sumber panas yang digunakan berasal dari setrika listrik. Tujuan dari
pengepresan menggunakan panas ini supaya plastik kresek dengan tekstur yang
tipis menjadi keras dan mudah dibentuk menjadi tas dan dompet.
Daftar Puataka
Jurnal Vokasi, Vol 1
No.1 April 2017
Jurnal hasil-hasil
Penerapan IPTEKS dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Handayani, R, D,
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Perkotaan Berbasis Masyarakat di Banjarsari
Jakarta Selatan,
(Tesis. Program Magister pada Studi PembangunanITB, 2008).
Azwar. 1990. Definisi
Pengelolaan Sampah. Jakarta: Rineka Cipta.
Kodoatie,J. Robert.
2003. Pengolaan Sumber Daya Air Dalam Otonomi Daerah. Himpunan Ahli Teknik
Hidraulik Indonesia. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar