29.6.21

MEMANFAATKAN SAMPAH PELASTIK MENJADI TAS DAN DOMPET

 

Tulisan ini dibuat untuk ujian akhir 

semester Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta , M.A


Oleh : Liot Mayang Sari

19310410039









Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.

Menurut Azwar (1990), sampah adalah sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, yang tidak disenangi dan harus dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya, sedemikian rupa, sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi.

Kodoatie (2003) mendefinisikan sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat padat atau setengah padat, yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan (Suryani, 2014). Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atas volumenya memerlukan pengelolaan khusus (UU Nomor 18 Tahun 2008). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012), Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.

Contoh nya seperti Kegiatan pembinaan masyarakat yang dilaksanakan di balai pertemuan Desa sejaterah ini dimulai dengan pemberian ilmu pengetahuan mengenai proses pemilahan sampah. Antusias masyarakat pada kegiatan ini sangat baik, dimana jumlah kehadiran para kader mencapai 100%. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan tentang pengolahan sampah secara umum. Materi yang disampaikan mula-mula berkaitan dengan apa yang dimaksud dengan pemilahan sampah itu sendiri. Selanjutnya, anggota pelatihan diberikan materi tentang perbedaan antara sampah organik dan anorganik serta bagaimana cara pengolahan masing-masing sampah tersebut hingga dapat mengurangi bebanTempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Pada kegiatan ini Tim pelaksanalebih menekankan kepada partisipasi masyarakat terhadap pengolahan sampah dimana sampah harus dikelola dan diolah mulai dari sumber sampah itu sendiri dimana dalam hal ini adalah masyarakat Selain materi tentang pengolahan sampah secara umum, yang difokuskan pada kegiatan ini adalah pengolahan sampah anorganik, khususnya plastik. Para peserta pelatihan ternyata baru menyadari bahwa berbeda dengan sampah organik yang mudah terurai oleh mikroorganisme, sampah anorganik membutuhkan waktu hingga 240 tahun untuk terurai secara alami sehingga daur ulang sampah anorganik sangat membantu dalam mengurangi volume sampah anorganik yang dibuang ke TPA. Setelah sosialisasi tentang pengolahan sampah secara umum, kegiatan pelatihan ini dilanjutkan dengan workshop daur ulang sampah plastik.Workshop ini sangat diminati oleh masyarakat desa, hal ini terlihat dari kehadiran peserta yang lebih dari 10 orang.Kegiatan ini dimulai dengan mendemonstrasikancara daur ulang sampah plastik dalam hal ini yang digunakan adalah sampah bekas kemasan detergen, sabun, pewangi pakaian, dan plastik kresek yang didapat dari TPA sejahtera Tim pelaksana memberikan penjelasan terhadap peserta bahwasanya sampah yang berasal dari TPA merupakan sampah yang tidak higienis, sehingga dibutuhkan metode yang tepat dalam mengambil sampah di TPA yaitu dengan menggunakan masker dan sarung tangan. sebelum sampah di daur ulang diperlukan proses sterilisasi dengan cara mencuci sampah tersebut dengan sabun laludirendam beberapa saat di dalam air hangat. Setelah proses sterilisasi dilakukan maka sampah tersebut dapat didaur ulang menjadi tas dan dompet yang bernilai ekonomis sehingga layak dijual. Plastik plastik yang berupa kemasan bekas detergen, sabun, pewangi pakaian, dan plastik kresek menjadi produk yang bernilai ekonomis seperti tas dan dompet.kemasan sabun, detergen, dan pewangi pakaian dijahit sedemikian rupa menggunakan tangan dan mesin jahit untuk mendapatkan produk tas dengan kualitas yang baik. Kemuadian untuk mempercantik tas dan dompet tersebut ditambahkan aksesoris seperti renda, payet dll.Khusus untuk plastik kresek digunakan metode pengepresan dengan menggunakan panas. Sumber panas yang digunakan berasal dari setrika listrik. Tujuan dari pengepresan menggunakan panas ini supaya plastik kresek dengan tekstur yang tipis menjadi keras dan mudah dibentuk menjadi tas dan dompet.




Daftar Puataka

Jurnal Vokasi, Vol 1 No.1 April 2017

Jurnal hasil-hasil Penerapan IPTEKS dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

Handayani, R, D, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Perkotaan Berbasis Masyarakat di Banjarsari

Jakarta Selatan, (Tesis. Program Magister pada Studi PembangunanITB, 2008).

Azwar. 1990. Definisi Pengelolaan Sampah. Jakarta: Rineka Cipta.

Kodoatie,J. Robert. 2003. Pengolaan Sumber Daya Air Dalam Otonomi Daerah. Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia. Jakarta

 


0 komentar:

Posting Komentar