6.4.21

Pemanfaatan Sampah untuk Kerajinan Tangan

Pemanfaatan Sampah untuk Kerajinan Tangan

 



Engelbertha Savsavubun/ 19310410015

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A

Essay kedua Ujian Tengah Semester 4 Psikologi Lingkungan 

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Secara umum sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai atau sesuatu yang harus dibuang. Pada umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), yang bukan biologis (karena kotoran manusia tidak termasuk di dalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk di dalamnya). Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya, karena pengolahan maupun karena sudah tidak memberikan manfaat dari segi sosial ekonomi serta dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup (Hadiwiyoto, 1983)

Sampah dianggap barang yang sudah tidak ada kegunaanya lagi. Pada hal dengan adanya pengolahan sampah dengan baik, bisa menjadi suatu kerajinan tangan dan dapat diolah menjadi kompos dan pupuk sederhana.

Jika menggolongkan sampah berdasarkan sifatnya, maka material sisa tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu organik (degradable) dan anorganik (undegradable). Sifat ini mempunyai kaitan dengan material buangan dan proses dekomposisinya di alam.

Sampah Organik  adalah material sisa yang dihasilkan dari bahan hayati, sehingga mudah terdegradasi secara alami oleh mikroba. Sampah jenis ini sangat mudah membusuk dan biasanya berasal dari sisa makanan, kulit buah, sayur, daun, dan kayu. Material seperti ini banyak dihasilkan di dapur rumah tangga dan pasar.

Sampah Anorganik adalah material sisa yang dihasilkan dari bahan non-hayati berupa olahan tambang dan produk sintetik, sehingga sulit membusuk. Jenis ini tidak mudah terdegradasi oleh mikroba jadi butuh waktu lama agar dapat terurai. Sampah ini bisa berbahan plastik,kaca, logam, keramik, dan kertas.



Dari gambar yang terterah diatas, sampah dari gelas minuman ringan ini, bisa menjadi suatu kreasi yang bisa menjadi nilai seni yang sangat menguntungkan bagi masyarakat. Keberhasilan pengelolaan sampah telah banyak dilakukan oleh masyarakat. Beberapa di antaranya adalah sistem pengolahan sampah mandiri di MALUKU TENGGARA (KEI)

Di MALUKU TENGGARA (KEI), masyarakat telah terbiasa untuk memilah dan memilih sampah sejak dari rumah tangga sampai kelompok berdasarkan 4 kategori, yaitu sampah kaca/logam, plastik, kertas, dan B3. Disediakan 4 drum sampah di setiap dasawisma. Selanjutnya, berbagai sampah tersebut diolah menjadi berbagai produk kerajinan khas  yang mempunyai nilai seni dan harga jual yang tinggi namun tetap terjangkau, seperti dompet, tas, topi, tempat keranjang, dan lain-lain.

Salah satu kebijakan untuk mendukung pengelolaan sampah di MALUKU TENGGARA (KEI) yaitu “Pembentukan Pengelolaan Sampah Mandiri maluku tenggara ”. Dengan adanya kebijakan ini diharapkan setiap warga dapat melakukan pengelolaan sampah dengan baik.

Pengelolaan sampah serupa juga dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga. Berawal dari keprihatinan melihat timbunan sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang sehingga mengotori lingkungan, ibu rumah tangga  mencoba membuat plastik-plastik bekas menjadi bahan untuk membuat macam barang., seperti tas, keranjang dan lain-lain, dan sangat menguntungkan bagi ibu rumah tangga ini.

 

Referensi:

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/0919151048-3-BAB%202.pdf

https://rimbakita.com/sampah/

0 komentar:

Posting Komentar