29.10.20

Ketertarikan dalam Pemilihan Kelompok Belajar

 

Herlinda Desi Anggraini/19310410008

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Psikologi Sosial 2

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA.

 

 

            Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki naluri untuk senantiasa berhubungan dengan sesama. Manusia pada dasarnya tidak bisa hidup sendirian, pasti akan membutuhkan orang lain. Tidak akan mampu bagi seseorang yang berusaha menjalani hidupnya secara individual, karena kita sebagai manusia memerlukan hidup berkelompok. Pengelompokan manusia sebagai salah satu cermin kedudukan manusia sebagai makhluk sosial hal itu di dorong oleh dorongan manusia sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. (Illiyin, F. 2014).

             Salah satu kebutuhan manusia adalah membentuk kelompok sosial. Hampir semua manusia pada awalnya merupakan anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Walaupun anggota-anggota keluarga tadi selalu menyebar, pada waktu-waktu tertentu mereka pasti akan berkumpul. (Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012). Selain keluarga, contoh lain ketika saya masih duduk di bangku sekolah, pasti ada pembentukan kelompok sosial yang terbentuk secara sengaja dan tidak disengaja.

            Saya dan teman-teman ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, pasti tidak asing dengan pembentukan kelompok belajar. Kelompok belajar ini yang sering kali mengakibatkan konflik antar individu yang ada di kelas. Konflik yang terjadi karena merasa tidak adil pada saat pembagian kelompok. Teman yang dianggap paling rajin di kelas pasti akan diperebutkan di saat pembagian kelompok belajar. Hal ini pernah saya alami, teman-teman yang memperebutkan cenderung malas dalam mengerjakan tugasnya. Tentu hal itu akan merugikan anggota kelompok. Teman yang cenderung malas mengerjakan tugas ini tertarik dengan kelompok yang anggotanya rajin agar beban yang ada pada dirinya berkurang atau bahkan tidak ada beban. Hal tersebut tentu harus dihindari, ketertarikan individu dalam kelompok memang melihat dari sisi keuntungan yang kita dapatkan. Akan tetapi, apabila hal tersebut merugikan orang lain itu bukanlah hal yang menguntungkan. Karena ketika kita sudah masuk di dalam suatu kelompok tertentu tujuan individu akan berubah menjadi tujuan kelompok, dan beban individu juga akan menjadi beban kelompok.  

            Jadi, apabila kita sudah masuk di dalam suatu kelompok harus mampu menerima tugas bersama dan berusaha mencapai tujuan bersama. Dari contoh yang sudah pernah saya alami tentu kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kita harus bertindak adil dan tidak mengambil keuntungan secara individual.

 

Daftar Pustaka

Illiyin, F. (2014). Mengapa Harus Kelompok?. Kompasiana.com. 20 Oktober. Retrieved on october 28, 2020 from :

https://www.kompasiana.com/fatatialilliyyin/54f95449a33311b77fb4b7d/mengapa-harus-berkelompok

2 komentar: