Penerapan Budaya
5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun ) wujud pembentukan karakter
generasi muda di era globalisasi.
Ujian
Akhir Psikologi Sosial
Ella
sapulete / 163104201128
Dosen
Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Penurunan
nilai moral pada generasi bangsa yang disebabkan oleh modernisasi, harus segera
ditangani melalui pendidikan di sekolah untuk menumbuhkan budi pekerti dan
nilai karakter bangsa Indonesia . Perkembangan moral generasi penerus bangsa
pada era globaliasi mulai dirasakan semakin luntur, siswa usia sekolah dasar
mulai terlihat banyak yang tergerus oleh modernisasi teknologi informasi. Jika
tidak diantisipasi dan dibendung sejak dini mengenai dampak negatifnya
modernisasi era globalisasi maka dapat melunturkan moral dan kepribadian bangsa
Indonesia. Pentingnya pendidikan karakter dan budi pekerti di sekolah adalah
supaya siswa tumbuh dan berkembang memiliki kecerdasan bukan hanya akademik
saja tetapi juga kecerdasan emosional.
Istilah
generasi milenial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari
milenials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika. Generasi
milenial biasa disebut dengan generasi Y atau akrab disebut dengan echo
boomers.
Pemuda dan
pemudi sebagai elemen utama dalam proses pembangunan karakter bangsa. Memang
benar jika pemuda adalah penentu eksistensi suatu bangsa dilihat dari karakter
yang dimilikinya. Di era globalisasi yang semakin berkembang ini, derasnya arus
informasi membuat generasi milenial semakin mudah menyerap berbagai jenis
informasi dalam berbagai bidang tertentu. Bebasnya media sosial pada era
globalisasi ini memiliki pengaruh yang besar terhadap rusaknya moral bangsa,
khususnya bagi para generasi milenial yang masih labil.
Thomas
Lickona menjelaskan karakter itu mengacu pada serangkaian cognitives, attitudes, motivations, behaiour dan skills (Wibowo dan
Gunawan: 2015). Berdasarkan pengertian karakter tersebut maka dapat diketahui
bahwa sesungguhnya pendidikan karakter itu sangat berhubungan dengan penumbuhan
budi pekerti di sekolah.
Budaya 5S
(senyum, sapa, salam, sopan santun) merupakan suatu anjuran yang dilakukan oleh
seseorang ketika sedang berkomunikasi dan bersosialisasi kepada orang lain.
Negara Indonesia terkenal dengan bangsa yang ramah masyarakatnya. Pernyataan
tersebut terkenal sejak masa penjajahan Jepang karena keramahan tersebut
dilihat ketika masyarakat Indonesia saling bertemu saling senyum, tegur sapa
dan sedikit menundukkan badan atau kepala. Hal tersebut menunjukkan perilaku
sopan kepada orang di sekitar atau kepada yang lebih tua.
Budaya 5S
seiring dengan perkembangan jaman dan modernisasi, maka orang mulai acuh dan
meninggalkan budaya ketimuran tersebut. Melihat kenyataan tersebut, didapatkan
beberapa siswa yang telah menjadi dampaknya modernisasi tersebut. Mereka sudah
mulai tampak individu (memikirkan diri sendiri) sehingga kurangn peduli kepada
orang lain. Etika, sopan santun mulai hilang dimana anak-anak sekarang kurang
bisa menempatkan diri kepada siapa mereka bergaul dan bagaimana sikapnya kepada
orang yang lebih tua termasuk kepada gurunya.
Budaya 5S
adalah budaya untuk membiasakan diri agar selalu senyum, salam, sapa, sopan dan
santun saat berinteraksi dengan orang lain. Budaya 5S ini terdiri dari:
- SENYUM, menggarakkan sedikit raut muka serta bibir agar orang lain atau lawan bicara merasa nyeman melihat kita ketika berjumpa.
- SALAM, salam yang dilakukan dengan ketulusan mampu mencairkan suasana kaku, salam dalam hal ini bukan hanya berararti berjabat tangan saja, namun seperti megucapkan salam menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
- SAPA, tegur sapa ramah yang kita ucapkan membuat suasana menjadi akrab dan hangat, sehingga lawan bicara kita merasa hargai. “apa kabar hari ini ? / ada yang bisa saya bantu”, atau dengan kata hangat dan akrab lainnya. Dengan kita menyapa orang lain maka orang itu akan merasa dihargai. Di dalam salam dan sapa akan memebrikan nuansa tersendiri.
- SOPAN, sopan ketika duduk, sopan santun ketika lewat didepan orang tua, sopan santun kepada guru, sopan santun ketika berbica maupun ketika berinteraksi dengan orang lain.
- SANTUN, adalah sifat yang dimiliki olah orang yang istimewa, yaitu orang-orang yang mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya, orang-orang yang mengalah memberikan haknya untuk kepentingan orang lain semata-mata untuk kebaikan. sopan santun, yaitu merupakan gerak, kata atau tindakan kita untuk menghargai orang lain. Dengan cara gerak tindakan dan ucapan yang sopan dan santun kita akan membuat orang lain merasa di hargai dan dihormati.
Disinilah
diperlukan adanya karakter bangsa, yang menjadi suatu hal penting yang
berpengaruh bagi masa depan. Maka diciptakanlah pembelajaran yang mengarah pada
pembentukan karakter yang biasa disebut dengan pendidikan karakter.
membudayakan
budaya 5S ini di sekolah, dan lingkungan sekitar. diharapkan seluruh pihak-pihak terkait seperti
orang tua, guru, maupun warga sekitar turut berpartisispasi untuk membantu dan
mendukung implementasi budaya 5S ini, sehingga karakter generasi penerus bangsa
Indonesia dapat diarahkan dan dibentuk
kearah yang lebih baik lagi.
Referensi :
Supriyoko. Sistem Pendidikan Nasional
dan Peran Budaya dalam Pembangunan Berkelanjutan, http://www.lfip.org/english/pdf/bali-seminar/Sistim%20Pendidikan%20Nasional%20-%20ki%20supriyono.pdf
( di akses 14 juni 2020 )
Balitbang.
2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa . Jakarta: Puskur.
n
0 komentar:
Posting Komentar