15.6.20

Penerapan Budaya 5S , Wujud Pembentukan Karakter Generasi Muda Di Era Globalisasi.

Penerapan Budaya 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun ) wujud pembentukan karakter generasi muda di era globalisasi.


Ujian Akhir Psikologi Sosial 


Ella sapulete / 163104201128
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Penurunan nilai moral pada generasi bangsa yang disebabkan oleh modernisasi, harus segera ditangani melalui pendidikan di sekolah untuk menumbuhkan budi pekerti dan nilai karakter bangsa Indonesia . Perkembangan moral generasi penerus bangsa pada era globaliasi mulai dirasakan semakin luntur, siswa usia sekolah dasar mulai terlihat banyak yang tergerus oleh modernisasi teknologi informasi. Jika tidak diantisipasi dan dibendung sejak dini mengenai dampak negatifnya modernisasi era globalisasi maka dapat melunturkan moral dan kepribadian bangsa Indonesia. Pentingnya pendidikan karakter dan budi pekerti di sekolah adalah supaya siswa tumbuh dan berkembang memiliki kecerdasan bukan hanya akademik saja tetapi juga kecerdasan emosional.
Istilah generasi milenial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari milenials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika. Generasi milenial biasa disebut dengan generasi Y atau akrab disebut dengan echo boomers.
Pemuda dan pemudi sebagai elemen utama dalam proses pembangunan karakter bangsa. Memang benar jika pemuda adalah penentu eksistensi suatu bangsa dilihat dari karakter yang dimilikinya. Di era globalisasi yang semakin berkembang ini, derasnya arus informasi membuat generasi milenial semakin mudah menyerap berbagai jenis informasi dalam berbagai bidang tertentu. Bebasnya media sosial pada era globalisasi ini memiliki pengaruh yang besar terhadap rusaknya moral bangsa, khususnya bagi para generasi milenial yang masih labil.
Thomas Lickona menjelaskan karakter itu mengacu pada serangkaian cognitives, attitudes, motivations, behaiour dan skills (Wibowo dan Gunawan: 2015). Berdasarkan pengertian karakter tersebut maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya pendidikan karakter itu sangat berhubungan dengan penumbuhan budi pekerti di sekolah.
Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan santun) merupakan suatu anjuran yang dilakukan oleh seseorang ketika sedang berkomunikasi dan bersosialisasi kepada orang lain. Negara Indonesia terkenal dengan bangsa yang ramah masyarakatnya. Pernyataan tersebut terkenal sejak masa penjajahan Jepang karena keramahan tersebut dilihat ketika masyarakat Indonesia saling bertemu saling senyum, tegur sapa dan sedikit menundukkan badan atau kepala. Hal tersebut menunjukkan perilaku sopan kepada orang di sekitar atau kepada yang lebih tua.
Budaya 5S seiring dengan perkembangan jaman dan modernisasi, maka orang mulai acuh dan meninggalkan budaya ketimuran tersebut. Melihat kenyataan tersebut, didapatkan beberapa siswa yang telah menjadi dampaknya modernisasi tersebut. Mereka sudah mulai tampak individu (memikirkan diri sendiri) sehingga kurangn peduli kepada orang lain. Etika, sopan santun mulai hilang dimana anak-anak sekarang kurang bisa menempatkan diri kepada siapa mereka bergaul dan bagaimana sikapnya kepada orang yang lebih tua termasuk kepada gurunya. 


Budaya 5S adalah budaya untuk membiasakan diri agar selalu senyum, salam, sapa, sopan dan santun saat berinteraksi dengan orang lain. Budaya 5S ini terdiri dari: 
  1. SENYUM, menggarakkan sedikit raut muka serta bibir agar orang lain atau lawan bicara merasa nyeman melihat kita ketika berjumpa.
  2. SALAM, salam yang dilakukan dengan ketulusan mampu mencairkan suasana kaku, salam dalam hal ini bukan hanya berararti berjabat tangan saja, namun seperti megucapkan salam menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
  3. SAPA, tegur sapa ramah yang kita ucapkan membuat suasana menjadi akrab dan hangat, sehingga lawan bicara kita merasa hargai. “apa kabar hari ini ? / ada yang bisa saya bantu”, atau dengan kata hangat dan akrab lainnya. Dengan kita menyapa orang lain maka orang itu akan merasa dihargai. Di dalam salam dan sapa akan memebrikan nuansa tersendiri.
  4. SOPAN, sopan ketika duduk, sopan santun ketika lewat didepan orang tua, sopan santun kepada guru, sopan santun ketika berbica maupun ketika berinteraksi dengan orang lain. 
  5. SANTUN, adalah sifat yang dimiliki olah orang yang istimewa, yaitu orang-orang yang mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya, orang-orang yang mengalah memberikan haknya untuk kepentingan orang lain semata-mata untuk kebaikan. sopan santun, yaitu merupakan gerak, kata atau tindakan kita untuk menghargai orang lain. Dengan cara gerak tindakan dan ucapan yang sopan dan santun kita akan membuat orang lain merasa di hargai dan dihormati.

Disinilah diperlukan adanya karakter bangsa, yang menjadi suatu hal penting yang berpengaruh bagi masa depan. Maka diciptakanlah pembelajaran yang mengarah pada pembentukan karakter yang biasa disebut dengan pendidikan karakter.
    membudayakan budaya 5S ini di sekolah, dan lingkungan sekitar.  diharapkan seluruh pihak-pihak terkait seperti orang tua, guru, maupun warga sekitar turut berpartisispasi untuk membantu dan mendukung implementasi budaya 5S ini, sehingga karakter generasi penerus bangsa Indonesia  dapat diarahkan dan dibentuk kearah yang lebih baik lagi.


      Referensi :

 Supriyoko. Sistem Pendidikan Nasional dan Peran Budaya dalam Pembangunan Berkelanjutan, http://www.lfip.org/english/pdf/bali-seminar/Sistim%20Pendidikan%20Nasional%20-%20ki%20supriyono.pdf ( di akses 14 juni 2020 )

       Balitbang. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa . Jakarta: Puskur. 



n




0 komentar:

Posting Komentar