KESESAKAN DALAM LINGKUNGAN
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
ARTIKEL PSIKOLOGI LINGKUNGAN UNTUK UJIAN AKHIR
SEMESTER PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Rr.Sekarlangit Ayuningtyas Rahawarin
18.310.410.1179
Pernahkah kita mengalami rasa
terhambatnya aktivitas akibat adanya orang lain?merasa terkungkung , merasa
keleluasaan hilang karena kehadiran orang lain Mungkin sebagian besar orang pernah mengalaminya di era pandemic covid 19
ini, perasaan-perasaan subyektif itulah yang di sebut kesesakan dalam
lingkungan atau istilah yang lebih popular di masyarakat disebut sumpek.
Sumpek menurut Werner dan Altman (1995) adalah proses yang melibatkan reaksi
psikologis yang bersifat negatif, dapat pula merupakan respons coping, sumpek menurut mereka dapat terjadi akibat dari
adanya hubungan interpersonal yang tidak memadai. Sesuai dengan pendapat berbagai ahli yang menyetujui konsep
yang dikemukakan oleh Stokols, Werner
dan Altman juga mengemukakan. Terjadinya
sumpek pada seseorang lebih ditentukan oleh
kontak yang terpaksa dia lakukan
dengan orang-orang yang di luar
harapannya.
Menurut Stokols dan Sundstrom (dalam Wahyudi, 2002; Wahyudi,
2007; Wahyudi, 2014) paling tidak ada tiga aspek rasa sesak, aspek-aspek
tersebut ialah Aspek situasional,
afektif dan prilaku. Aspek situasional ini timbul sebagai dampak dekatnya ja rak fisik seseorang dengan orang lain,
sehingga tujuan-tujuan seseoran terhambat dengan hadirnya orang lain,
berkurangnya ruang dan keleluasaan seseorang karena hadirnya orang lain atau
orang baru dalam satu ruang yang sama.
Kedua, Aspek Afektif. Aspek
ini biasanya
berbentuk afektif negatif, Menurut Montano dan Adamopoulous ada
tiga modus. Yang menjadi ciri-ciri utama antara lain ialah Reaksi negatif
seseorang terutama reaksi perasaannya terhadap kehadiran orang lain, Reaksi
negatif seseorang terhadap situasi sebagai akibat kehadiran orang lain, Dapat
pula berbentuk perasaan positif terutama
jika seseorang merasa telah mampu mengatasi
rasa sesak tersebut. Ketiga Aspek
Perilaku. Pada aspek inidapat ditengarai apakah
seseorang merasakan sumpek atau tidak jika kepadanya dihadapkan situasi
bersama dengan orang lain terutama situasi padat
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa kesesakan dalam lingkungan merupakan sebuah evaluasi dari
hasil persepsi seseorang tentang sedikitnya ruang yang tersisa dan memadai yang
masih dapat dia tempati. Kesesakan dalam lingkungan juga berdampak pada reaksi negative
seseorang terhadap situasi sebagai akibat kehadiran orang lain, Dapat pula
berbentuk perasaan positif terutama jika
seseorang merasa telah mampu mengatasi
rasa sesak tersebut
Referensi
Jurnnal psikologi universitas proklamasi 45 Jurnal
Psikologi, Vol. 14, No 1, September 2018, 42-53 P-ISSN: 1858-3970, E-ISSN:
2557-4694 Hubungan Antara Toleransi Sosial, Keakraban dengan Sumpek pada Penghuni Pemukiman Padat di Kota Surakarta di
akses pada https://e journal.up45ac.id/index.php/psikologi/issue/view/91 pukul
21.00
Wahyudi, I. (2007). Hubungan antara Kepadatan,Toleransi
Sosial, Keakraban dengan Rasa Sesak pada Penghuni Pemukiman Padat di Kota
Yogyakarta. Jurnal Psikologi. 02, 33- 45.
0 komentar:
Posting Komentar