15.6.20

COVID-19 : SEMANGAT MENOLONG PADA SITUASI PANDEMI

Ujian Akhir Psikologi Sosial 1

(Semester Genap 2019/2020)

Fa Shintariesa Adanty Naufaline (19.310.410.021)

Doesen Pengampu:  Dr. Arundhati Shinta, MA.

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Saat ini Indonesia dan dunia sedang menghadapi situasi sulit akibat pandemi virus COVID-19 yang sedang terjadi. Pandemi COVID-19 yang terjadi banyak menimbulkan perubahan di berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah bidang sosial pada masyarakat. Virus COVID-19 yang sangat mudah berpindah dari satu orang ke orang lain sehingga langkah tepat untuk mengantisipasi eskalasi penyebaran virus ini adalah dengan gerakan #dirumahaja. Dengan tetap berada di rumah, orang yang terkena virus COVID-19 tidak dapat menulari orang lain dan di sisi lain orang lain juga terlindung dari virus COVID-19. Memang, gerakan #dirumahaja dapat menekan laju pertumbuhan kasus positif virus COVID-19. Namun di sisi lain, gerakan ini menimbulkan dampak negatif bagi beberapa kalangan masyarakat. Seperti penjual kaki lima, ojek online dan para penjual yang mengandalkan kehidupannya melalui penghasilan sehari-harinya dan masih banyak lagi. Beberapa dari orang tersebut harus tetap berjuang mencari nafkah untuk keluarganya meski penghasilan mereka semakin berkurang dan ada yang sampai kehilangan mata pencaharian. Sayangnya, masih banyak dari mereka yang tidak mempunyai banyak pengetahuan, pengalaman mengenai teknologi dan internet sehingga kondisi ini membuat mereka semakin sulit.

Di saat situasi sulit seperti ini, dokter dan tenaga medis dikatakan garda terdepan dalam pandemi ini. Namun, sesungguhnya, kita, masyarakat-lah garda terdepan dalam menghadapi pandemi ini. Dengan jumlah yang terbatas, dokter dan tenaga medis perlu kita tempatkan sebagai garis pertahanan terakhir. Tugas masyarakat adalah untuk melakukan seluruh upaya dalam mengurangi penyebaran virus COVID-19. Maka, diperlukan kerjasama yang baik pada masyarakat dalam menghadapi pandemi ini. Salah satunya dengan saling menolong. Menurut Dovidio & Penner (2001), menolong adalah suatu tindakan yang bertujuan menghasilkan keuntungan terhadap pihak lain, hal ini merupakan salah satu perilaku yang termasuk dalam kategori perilaku prososial.

Di saat pandemi saat ini muncul banyak yang mengadakan aksi solidaritas berupa pembagian sembako, masker, dan penyemprotan disinfektan di beberapa daerah di Indonesia. Aksi solidaritas ini dilaksanakan sebagai bentuk gotong royong dan kepedulian terhadap masyarakat yang terdampak dengan pandemi COVID-19. Sebagai bentuk dari aksi kepedulian sesama tanpa membeda-bedakan suku,agama,dan golongan yang merasakan dampak dari wabah, sehingga yang kuat dan berlebih harus dapat membantu yang lemah dan berkekurangan. Kemudian salah satu contoh aksi dengan melakukan penggalangan dana untuk membantu masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Aksi tersebut menyasar penerima manfaat dari beragam latar profesi dan melibatkan para pemberi pengaruh. Hal ini membuat sejumlah pesohor menggalang dana untuk membantu masyarakat terdampak maupun tenaga medis. Mereka mengkampanyekannya melalui akun media social mereka.

Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan tersebut dapat disebut sebagai prosocial behavior. Prosocial behavior atau tindakan prososial adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk membantu orang lain atau memberi kemanfaatan bagi orang lain meskipun pemberi bantuan tidak mendapat keuntungan dari tindakannya tersebut. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengapa seseorang melakukan tindakan prososial dan jika dikaitkan dengan konteks di atas maka kita bisa menggunakan teori empathy-altruism. Hipotesis ini mengatakan bahwa beberapa tindakan prososial hanya dimotivasi oleh keinginan untuk membantu sesama, membantu seseorang yang membutuhkan (Batson & Oleson, 1991; Baron & Branscombe, 2012). Perilaku prososial ini meliputi altruisme, saling membantu, saling menghibur, persahabatan, pertolongan, penyelamatan, pengorbanan, kemurahan hati, saling membagi dan menanggapi orang lain dengan simpati dan wujud kerja sama (Sears, 1994, h.48).  Individu yang melakukan tindakan menolong orang lain dengan tidak mengharapkan imbalan dapat disebut termotivasi oleh altruism. Altruism ini memiliki kaitan erat dengan empati.

Selain itu, merebaknya tren tindakan menolong yang terjadi di tengah pandemi virus COVID-19 ini juga dapat dijelaskan melalui teori pembelajaran observasional oleh Albert Bandura. Melalui teori ini, Bandura menegaskan bahwa proses pembelajaran manusia dapat dilakukan dengan melalui observasi. Jika kita kaitkan dengan fenomena tren tindakan prososial yang sedang terjadi, maka pemberitaan dan informasi yang tersebar luas di media sosial mengenai orang yang melakukan tindakan prososial, dapat mengajarkan dan membuat orang lain ikut melakukan tindakan prososial seperti itu juga. Dimana pada berita atau informasi yang tersebar mengenai orang yang melakukan tindakan prososial di media sosial biasanya orang tersebut mendapat imej positif dan tanggapan positif dari orang lain, seperti yang terjadi pada seseorang yang juga mendapat banyak pujian karena tindakan prososialnya tersebut. Selain itu, dari sisi psikologis, terdapat banyak penelitian yang mendukung bahwa orang yang melakukan kebaikan atau menolong orang lain akan merasakan kebahagiaan tersendiri.

Orang-orang yang telah melakukan tindakan menolong, lalu tersebar di berita maupun media sosial dapat disebut sebagai model atau contoh bagi orang lain yang mendapat informasi tersebut. Selanjutnya, ketika orang yang mendapat informasi tersebut juga ikut melakukan tindakan menolong lalu ia menyebarkannya melalui media sosial, maka ia juga menjadi model dan begitu seterusnya. Dengan masyarakat yang saat ini melakukan gerakan #dirumahaja, internet merupakan salah satu sarana penting untuk mendapatkan informasi.  Dengan semakin banyak orang yang menggunakan internet, maka semakin cepat dan semakin luas jugalah informasi yang tersebar. Sehingga itu juga menjelaskan alasan meluasnya tren berbuat baik yang terjadi di tengah pandemi virus COVID-19 ini.

Pada akhirnya, pandemi virus COVID-19 ini merupakan perjuangan bersama, bukan hanya perjuangan tenaga medis dan dokter saja. Dengan kita melakukan gerakan #dirumahaja, tanpa kita sadari kita juga telah membantu mengurangi peningkatan kasus positif virus COVID-19 ini. Meski begitu, jika kita dapat berbuat lebih seperti memberikan dukungan material kepada orang-orang yang membutuhkan pada situasi sulit ini, maka itu lebih baik. Dengan saling membantu satu sama lain dan mengikuti imbauan pemerintah, semoga kita dapat segera melewati pandemi virus mematikan ini bersama-sama.

Referensi:           

Aswin. (2019). HUBUNGAN EMPATI DENGAN ALTRURISME PADA ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA KOTA SAMARINDA. PSIKOBORNEO, 886-897.

Aknin, L. B., Van de Vondervoort, J. W., & Hamlin, J. K. (2018). Positive feelings reward and promote prosocial behavior. Current opinion in psychology20, 55-59.

Baron, R. A., & Branscombe, N. R. (2012). Social Psychology. New Jersey: PEARSON Education Inc.

Dirgantara, R. A. (2020, March 30). Regional. Retrieved from Liputan6: https://www.liputan6.com/regional/read/4214287/ribuan-masker-gratis-dari-penjahit-rembang-demi-menangkal-covid-19

Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T. (2017). Teori Kepribadian.  (Pertiwi, R. A., Trans.) (Jakarta Selatan: Salemba Humanika.

Kj, Mathew & DEEPA, & Karthick, S. & Rai, Sakshi. (2016). EVOLUTION OF ALTRUISM IN HUMANS. International Journal of Social Science & Interdisciplinary Research.

Rantung, C. R. (2020, March 25). Seleb. Retrieved from Kompas: https://www.kompas.com/hype/read/2020/03/25/193204166/seminggu-rachel-vennya-kumpulkan-donasi-rp-7-miliar-lebih-untuk-atasi

Sutrisno, D. (2020, April 18). news. Retrieved from Jabar.idntimes.com: https://jabar.idntimes.com/news/jabar/debbie-sutrisno/dua-bocah-sumbang-tabungan-untuk-tenaga-medis-covid/full

1 komentar: