UJIAN AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI SOSIAL
(SEMESTER GENAP 2019/2020)
(SEMESTER GENAP 2019/2020)
LIOT MAYANG SARI / 19310410039
Dosen Pembimbing : Dr.Dra.Arundati Shinta MA
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Agresivitas
adalah perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan atau kegagalan
dalam mencapai pemuasan atau tujuan perasaan tindakan agresif ini dapat diarahkan
pada orang atau benda. Dan berdasarkan kamus psikologi agresif adalah perilaku
yang menimbulkan kerugian,kerusakan atau mengalahkan orang lain. Selain itu
geen (dalam rusell 2008) menjelaskan,agresivitas memberikan simulus aversif
dari satu orang ke yang lain,dengan maksud melukai dan berekspektasi setelah
melukai membuat orang lain termotivasi untuk lolos atau menghindari stimulus.
Perilaku
agresif dari segi emosi,adalah hasil dari emosi marah,membuat anda marah. Emosi
marah itu menjadi-jadi “meledak”, keringat kecucuran ,muka merah padam,dan
nafas terengah-engah. Akhirnya apabila anda berani dan mampu, anda kemudian
menyarang orang yang jadi sumber kemarahan itu.
contohnya,seorang guru yang terlibat argumentasi dengan teman lelakinya yang juga seorang guru,yang bekerja bersamaan di satu sekolah. Ia kemudian menusuk temannya itu 10 sampai 15 kali karena jengkel dan dendam.
contohnya,seorang guru yang terlibat argumentasi dengan teman lelakinya yang juga seorang guru,yang bekerja bersamaan di satu sekolah. Ia kemudian menusuk temannya itu 10 sampai 15 kali karena jengkel dan dendam.
Hal
ini menunjukan bahwa perilaku agresif yang terjadi saat ini menunjukan adanya
peningkatan kualitas, tak hanya sekedar menyakiti atau mulukai tetapi juga
menghilangkan nyawa korbannya. Banyak teori agresi yang mengatakan sebab utama
yang menyebabkan munculnya perilaku agresi adalah frustasi. Kenapa frustasi
bisa menyebabkan timbunya perilaku agresif? Karena frustasi adalah suatu
perasaan yang timbul ketika tujuan yang ingin dicapai seseorang terhalang oleh
suatu lah. Semakin kuat motivasi seseorang untuk mencapai tujuan itu,maka
semakin besar frustasinya bila tujuan itu tidak tercapai.
Ketika
rasa frustasi bisa dipahami maka frustasi hanya akan muncul dalam bentuk
kejengkelan dan dan tidak akan mengarah pada pelikau agresif. Contoh dari
frustasi, misalnya,jika sesorang tidak dihargai dan dihina dalam pekerjaanya,ia
dapat pulang dan mengeluarkan kemarahan dan frustasinya pada keluarganya.
Referensi
:
Crano, W. D & Lawrence A. M (1982). Social psychology: priciples and themes of interpersonal behavior. Homewood, lllinois: Dorsey
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/agresi_dan_altruisme.pdf
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Frustration%25E2%2580%2593aggression_hypothesis&usg=ALkJrhh0_7YB6wwe4EO78jGUuHYNP1AMfQ
Crano, W. D & Lawrence A. M (1982). Social psychology: priciples and themes of interpersonal behavior. Homewood, lllinois: Dorsey
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/agresi_dan_altruisme.pdf
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Frustration%25E2%2580%2593aggression_hypothesis&usg=ALkJrhh0_7YB6wwe4EO78jGUuHYNP1AMfQ
Very good👍👍👍
BalasHapusTerimakasih😊
HapusGood job👍
BalasHapusTerimakasih kaevan😊😊
Hapusbagus sekali artikelnya
BalasHapus