Ujian Tengah
Semester Psikologi Industri & Organisasi
2019/2020
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA
Fakultas Psikologi
,
Ella sapulette
/ 163104201128
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Pendidikan adalah sebuah usaha yang ditempuh
oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar
untuk bersikap dan berperilaku. Karena itu, pendidikan merupakan salah satu
proses pembentukan karakter manusia. Pendidikan bisa juga dikatakan sebagai
proses pemanusiaan manusia. Dalam keseluruhan proses yang dilakukan manusia
terjadi proses pendidikan yang akan menghasilkan sikap dan perilaku yang
akhirnya menjadi watak, kepribadian atau karakternya. Untuk meraih derajat
manusia seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa pendidikan. Sedangkan karakter
adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang, yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan sebagai cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak . Menurut Thomas Lickona karakter merupakan sifat
alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. pendidikan karakter
adalah usaha dan proses untuk membentuk manusia yang memiliki karakter atau
nilai sebagai ciri atau karakteristik individu masing-masing. Dengan adanya
pendidikan karakter yang diterapkan di Negara ini, maka akan mencetak individu
yang bermoral, berkepribadian, dan bermartabat melalui pendekatan yang biologis
– psikologis dan sosiologis.
Pembentukan kejujuran adalah proses atau
perbuatan untuk membentuk seseorang bertindak secara benar sehingga menjadi
pribadi yang dapat dipercaya. Dengan membentuk diri sebagai manusia yang jujur
bisa diterapkan kapanpun, dimanapun, dan dari berbagai aspek, jujur pada diri
sendiri. Disebut juga jujur dalam keputusan, Jujur dalam berkata , Jujur dalam
berjanji, Jujur dalam usaha . Cara terbaik memulai bersikap jujur adalah dengan
cara tidak berbuat sesuatu yang memalukan atau tidak etis sehingga memaksa kita
untuk berbohong di kemudian hari. Proses perkembangan jujur harus dimulai dari
hal yang terkecil, mulailah dengan kejujuran dalam berbicara dan berbuat.
Dengan membiasakan hal yang kecil dengan kejujuran maka akan terbiasa pada
hal-hal yang besar pun akan melakukannya dengan jujur. Kejujuran dalam proses
belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena kejujuran
mendasari semua aktivitas dalam belajar mengajar. lima implikasi kejujuran
terhadap proses belajar mengajar yaitu; tujuan pendidikan, pendidik, anak
didik, alat pendidikan, dan lingkungan sekitar . Kualitas kejujuran seseorang
meliputi seluruh perilakunya, yaitu, perilaku yang termanifestasi keluar,
maupun sikap batin yang ada di dalam. Keaslian kepribadian seseorang bisa
dilihat dari kualitas kejujurannya. Perilaku jujur mengukur kualitas moral
seseorang di mana segala pola perilaku dan motivasi tergantung pada pengaturan
diri (self-regulation) seorang individu. Jujur pada diri sendiri. Kejujuran
yang paling berharga pada diri kita adalah ketika kita berani tampil apa adanya
atau jujur pada diri sendiri. Orang yang hidup apa adanya tidak mengharapkan
orang lain melihat diri kita lebih dari kenyataan.
Sigmund Freud mengatakan bahwa periode
usia di bawah lima tahun sebagai periode emas atau golden age,
karena dalam usia tersebut masa perkembangan anak sangat pesat. Sekitar 50%
kecerdasan orang dewasa mulai terbentuk di usia 4 tahun. Dengan demikian baik
dan buruknya seorang anak tergantung asuhan dan pendidikan yang diberikan oleh
orang tuanya.
Kesempatan periode golden age mestinya menjadi waktu
yang dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh bagi orang tua dalam mendidik
anak-anaknya, jika orang tua bertanggung jawab penuh mendidiknya dirumah, maka
saat seorang anak masuk ke bangku sekolah, karakter seorang anak sudah tumbuh
dengan baik. Sebuah sekolah pada dasarnya adalah tempat atau wadah para siswa
untuk mencari ilmu, mengasah atau membentuk sebuah karakter yang baik dan
bermartabat. Tetapi jika tidak didukung dan peran aktif dari orangtua maka
cita-cita untuk membentuk generasi yang baik nampaknya angan-angan semata.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter hal penting yang tidak bisa
dilepaskan adalah bagaimana sistem pembelajaran yang diterapkan ,ketika
menyampaikan materi khususnya yang berkaitan dengan pendidikan karakter. nilai
yang berkenaan dengan masing-masing individu merupakan faktor pengendalian diri
dari setiap manusia yang terdiri dari nilai tanggung jawab, gaya hidup sehat,
disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis,
kreatif, dan inovatif, ingin tahu, cinta ilmu.”. lingkungan berpengaruh sekali
dan sangat penting. Nilai yang terkandung yaitu peduli sosial dan lingkungan , mengahargai
bangsa, para pejuangan dan budayanya. Nilai yang terkandung didalamnya yaitu
nasionalis, menghargai keberagaman.
Dengan demikian, pentingnya kerjasama antara orang tua dan guru sangat
diperlukan. Memonitoring anak-anak dirumah baik tentang pergaulannya, kegiatan
di sekolah, dan ibadahnya juga tak kalah penting. Tak hanya itu, saling
tanggung jawab dan amanah antara orang tua dan guru adalah kunci keberhasilan
dalam mendidik seorang anak agar terbentuk anak-anak yang berkarakter baik dan
juga bersikap jujur.
Referensi :
A, Doni Koesoema. Pendidikan
Karakter; Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta:PT. Grasindo.
2007.
Asmani, Jamal Ma’mur. Buku Panduan
Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. 2011.
https://www.kompasiana.com/www.imamsyafii.com/5c652515bde575274b6fd51a/pentingnya-pendidikan-karakter-untuk-kaum-millenial?page=2
(di akses 17 april 2020)
0 komentar:
Posting Komentar