17.4.20

“ PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN KEJUJURAN SISWA SMA ”

Ujian Tengah Semester Psikologi Industri & Organisasi
2019/2020
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA 
Fakultas Psikologi ,
Ella sapulette / 163104201128
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta






       Pendidikan adalah sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena itu, pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan karakter manusia. Pendidikan bisa juga dikatakan sebagai proses pemanusiaan manusia. Dalam keseluruhan proses yang dilakukan manusia terjadi proses pendidikan yang akan menghasilkan sikap dan perilaku yang akhirnya menjadi watak, kepribadian atau karakternya. Untuk meraih derajat manusia seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa pendidikan. Sedangkan karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang, yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan sebagai cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak . Menurut Thomas Lickona karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. pendidikan karakter adalah usaha dan proses untuk membentuk manusia yang memiliki karakter atau nilai sebagai ciri atau karakteristik individu masing-masing. Dengan adanya pendidikan karakter yang diterapkan di Negara ini, maka akan mencetak individu yang bermoral, berkepribadian, dan bermartabat melalui pendekatan yang biologis – psikologis dan sosiologis. 

 

        Pembentukan kejujuran adalah proses atau perbuatan untuk membentuk seseorang bertindak secara benar sehingga menjadi pribadi yang dapat dipercaya. Dengan membentuk diri sebagai manusia yang jujur bisa diterapkan kapanpun, dimanapun, dan dari berbagai aspek, jujur pada diri sendiri. Disebut juga jujur dalam keputusan, Jujur dalam berkata , Jujur dalam berjanji, Jujur dalam usaha . Cara terbaik memulai bersikap jujur adalah dengan cara tidak berbuat sesuatu yang memalukan atau tidak etis sehingga memaksa kita untuk berbohong di kemudian hari. Proses perkembangan jujur harus dimulai dari hal yang terkecil, mulailah dengan kejujuran dalam berbicara dan berbuat. Dengan membiasakan hal yang kecil dengan kejujuran maka akan terbiasa pada hal-hal yang besar pun akan melakukannya dengan jujur. Kejujuran dalam proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena kejujuran mendasari semua aktivitas dalam belajar mengajar. lima implikasi kejujuran terhadap proses belajar mengajar yaitu; tujuan pendidikan, pendidik, anak didik, alat pendidikan, dan lingkungan sekitar . Kualitas kejujuran seseorang meliputi seluruh perilakunya, yaitu, perilaku yang termanifestasi keluar, maupun sikap batin yang ada di dalam. Keaslian kepribadian seseorang bisa dilihat dari kualitas kejujurannya. Perilaku jujur mengukur kualitas moral seseorang di mana segala pola perilaku dan motivasi tergantung pada pengaturan diri (self-regulation) seorang individu. Jujur pada diri sendiri. Kejujuran yang paling berharga pada diri kita adalah ketika kita berani tampil apa adanya atau jujur pada diri sendiri. Orang yang hidup apa adanya tidak mengharapkan orang lain melihat diri kita lebih dari kenyataan.


Sigmund Freud mengatakan bahwa periode usia di bawah lima tahun sebagai periode emas atau golden age, karena dalam usia tersebut masa perkembangan anak sangat pesat. Sekitar 50% kecerdasan orang dewasa mulai terbentuk di usia 4 tahun. Dengan demikian baik dan buruknya seorang anak tergantung asuhan dan pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya. Kesempatan periode golden age mestinya menjadi waktu yang dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh bagi orang tua dalam mendidik anak-anaknya, jika orang tua bertanggung jawab penuh mendidiknya dirumah, maka saat seorang anak masuk ke bangku sekolah, karakter seorang anak sudah tumbuh dengan baik. Sebuah sekolah pada dasarnya adalah tempat atau wadah para siswa untuk mencari ilmu, mengasah atau membentuk sebuah karakter yang baik dan bermartabat. Tetapi jika tidak didukung dan peran aktif dari orangtua maka cita-cita untuk membentuk generasi yang baik nampaknya angan-angan semata.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter hal penting yang tidak bisa dilepaskan adalah bagaimana sistem pembelajaran yang diterapkan ,ketika menyampaikan materi khususnya yang berkaitan dengan pendidikan karakter. nilai yang berkenaan dengan masing-masing individu merupakan faktor pengendalian diri dari setiap manusia yang terdiri dari nilai tanggung jawab, gaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, ingin tahu, cinta ilmu.”. lingkungan berpengaruh sekali dan sangat penting. Nilai yang terkandung yaitu peduli sosial dan lingkungan , mengahargai bangsa, para pejuangan dan budayanya. Nilai yang terkandung didalamnya yaitu nasionalis, menghargai keberagaman.

Dengan demikian, pentingnya kerjasama antara orang tua dan guru sangat diperlukan. Memonitoring anak-anak dirumah baik tentang pergaulannya, kegiatan di sekolah, dan ibadahnya juga tak kalah penting. Tak hanya itu, saling tanggung jawab dan amanah antara orang tua dan guru adalah kunci keberhasilan dalam mendidik seorang anak agar terbentuk anak-anak yang berkarakter baik dan juga bersikap jujur.






Referensi  :
A, Doni Koesoema. Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta:PT. Grasindo. 2007.
Asmani, Jamal Ma’mur. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. 2011.
https://www.kompasiana.com/www.imamsyafii.com/5c652515bde575274b6fd51a/pentingnya-pendidikan-karakter-untuk-kaum-millenial?page=2 (di akses 17 april 2020)

0 komentar:

Posting Komentar