UJIAN
MID PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
NAMA: Engelbertha Savsavubun
NIM: 19310410015
PRODI: Psikologi
TEMA: Kemalasan Karyawan Kontrak Dalam Mengikuti Training
Psikologi.
JUDUL: Motivasi Kerja Karyawan.
Sebuah lembaga atau perusahan, selalu dalam
periode tertentu, mengadakan motivasi kerja. Yang biasa dilakukan dalam trening
atau seminar. Ini gunanya untuk meningkatkan kinerja karyawan agar meningkatnya
hasil produksi. Mengingat situasi pekerjaan sering menimbulkan stres kerja.
Sehingga, dengan trening atau motivasi kerja ini agar mengatasi stres kerja
sekaligus juga membuat sehat mental para karyawan.
Jadi dengan trening psikologi ini,
merupakan satu cara motivasi karyawan. Baik itu karyawan kontrak maupun
karyawan tetap. Dan di mana-mana masalah motivasi kerja dan trening psikologi
itu secara periodik, sudah diprogramkan dari pihak manajemen dari lembaga atau
perusahan tersebut.
Pengertian motivasi menurut Mc Donald
(dalam Widiasworo,2015) bahwa motivasi adalah perubahan energi didalam diri seseorang,
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Devenisi tersebut menunjukan, bahwa
dengan motivasi terjadilah evokasi emosi, yang artinya menimbulkan perasaan
baru (Dister, 1988). Sebab dengan adanya energi baru, akan menimbulkan emosi
baru yang merespon sikap seseorang untuk beraktifitas demi mencapai tujuan. Dan
menurut Muhammad (2010) bahwa kecerdasa Emosi, diartikan sebagai kemampuan
mental ( kemampuan jiwa) dalam mengendalikan perilaku manusia. Jadi trending
psikologi bagian dari motivasi.
Sebenrnya trening psikologi bagi
karyawan kontak maupun tetap, ini sama saja dengan motivasi kerja, yaitu untuk
meningkatkan produksifitas dari apa yang dikerjakan, agar perusahan memperoleh
laba yang tinggi. Namun bila ada karyawan kontrak maupun karyawn tetap malas
mengikuti trening psikologi, ini tentu ada alasan yang menjadi dasar sikap mala
situ terjadi.
Bila sampai terjadi di mana kariyawan
kontak atau kariyawan tetap, malas
mengikuti trening psikologi, ini merupakan sebuah venomena yang perluh diteliti
lembaga atau perusaha tersebut. Karna itu merupakan sebua problem sosial yang
tidak boleh diabaikan. Sebab sebua masalah yang muncul seperti ini harus
ditelitikan faktor-faktor apa yang menyebabkan variabel itu terjadi. Dan
tersebut bila dibiarkan tanpa penaganan yang serius maka bisa mempengaruhi
variabel baru, atau masalah baru dalam dunia usaha tersebut.
Seandanya karyawan konrak mals mengikuti
trening psikologi karena lagi beberapa bulan saja masa kontaknya selesai. Tentu
hal ini secara psikologis bisa terjadi karna karyawan tersebut tidak
membutuhkan. Untuk itu motivasi kerja harus dilkukan sesuai kebutuhan. Sebab
motivasi kerja tidak sesuai dengan kebutuhan maka muncul intervensi seperti
sedang dibicarakan. Bisa pula karyawan kontrak diberi gaji tidak sesuai dengan
ketentuan umum. Sebab para karyawan kontrak dan tetap sampai tidak mau
mengikuti trening psikologi, ini gambaran para karyawan tersebut tidak puas
dengan kebijakan yang diterapkan dari pihak manajeman terhadap karyawan
perusahan.
Perlu diketahui pula karyawan bukan
mesin atau robot, tetapi karyawan itu mempunyai pikiran dan perasaan yang bisa
menaggapi realita yang terajdi di perusahan tersebut. Analoginya seberti, tidak
mungkin daun bisa gugur tanpa angin.
Menurut Prof. Dr. Bimo Walgito, dalam
bukunya Psikologi Sosial bahwa dari perilaku itu kita dapat mengukur sikap.
Artinya sikap seseorang (kelompok) itu dapat dibaca melalu tindakanya
(perilkunya). Dan semua perilku itu pasti ada respon dari stimulus akibat
adanya sumber penyebab. Dalam arti bahwa presepsi (tanggapan) tentang sesuatu
dapat terbaca atau dilihat melalui tindakan. Jadi para karyawan kontrak dan
karyawan tetap yang malas mengikuti trening psikologi adalah sebua sikap yang
dapat dilihat.
Biasanya
sebua sikap atau perilaku yang suda terjadi yang dilkukan oleh sekelompok orang
(karyawan) tentu ini biasnya dari sebuah masalah yang belum dapat teratasi. Dan
yang sering terjadi tindakan dalam bentuk kelompok seperti ini itu bisa terjadi
karna bukan masalah baru tapi biasanya masalah lama yang belum dapat teratasi.
Seperti yang diungkapkan yang di atas
bahwa motivasi kerja yang dilakukan tidak sesuai deng kebutuhan maka sia-sia
motivasi kerja itu dibuat. Atau masala-masala karyawan yang belum dapat di
atasi, seperti honor yang belum dibayar, bonus-bonus yang sepatunya diterima
para karyawan tetapi tidak diberi dari pihak perusahan, uang lembur yang belum
dibayar, dan seterusnya. Semuanya ini bisa menjdi penyebab para karyawan malas
mengikuti trending psikologi.
Ada pula orang awam mendengar trending
psikologi, ini menjadi ketakutan tersendiri bagi mereka. Karna menurut mereka,
memiliki kondisi jiwa yang sehat, yang tidak perlu ditrening. Hal ini bisa
menyebabkan pula para karyawan kontrak maupun karyawan tetap, bukan malas
tetapi takut mengikuti trening tersebut. Seandanya sebutan trending psikologi
diganti dengan trening kerja atau motivasi kerja.
Sebenarnya bila karyawan kontak dan
karyawan tetap memiliki kemampua berpikir cerdas maka apapu istilahnya dalam
sebutan trending itu, dan ada masalah ketidakpuasan dengan pihak manajemen,
tetap karyawan tersebut mengikuti trending psikologi. Karna orang berpikir
cerdas biasanya ingin tau banyak. Dan selalu mencari informasi-inforasi tentang
perkembangan usaha dan perkembangan dunia. Selanjutnya, sampai ada kelompok yang tidak mengikuti
kegiatan yang diprogramkan sebuah lembaga atau perusahan, biasanya ada satu,
dua orang yang punya power besar dalam mempengaruhui teman-temannya. Sebab di
mana-mana bila ada mogok kerja, biasanya ada orang tertentu yang memprofokasi
teman-temanya. Kemudian muncul Ego kelompok dengan gaya kelompoknya.
Namun, semuanya ini berpulang lagi
kepada karyawan kontak maupun karyawan tetap dalam menyikapi sebuah masalah
dengan pikira yang logis dan perasaan yang objektif maka semuanya bisa berjalan
dengan baik. Tetapi dengan mogok kerja kontrak dan karyawan tetap malas
mengikuti trending psikologi, ini merupkan bahan refleksi bagi pihak manajemen
pada lembaga atau perusahan tersebut.
Referensi:
Dister.
S.N. 1988. Filsafat Kebebasan.
Yogyakarta : canisius
Muhammad, A. 2010. Otak Kanan dan Otak Kiri. Yogyakarta : Diva Press
Widiasworo,E.2015.
Motivasi Belajar Peserta Didik. Yogyakarta : Ar-ruzz Media
Walgito
B. 2003 Psikologi Sosial .Yogyakarta : C.V Andi Offset
0 komentar:
Posting Komentar