17.4.20

Kemalasan Karyawan Kontrak Dalam Mengikuti Training Psikologi


UJIAN MID PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI






NAMA: Engelbertha Savsavubun
NIM: 19310410015
PRODI: Psikologi

TEMA: Kemalasan  Karyawan Kontrak Dalam Mengikuti Training Psikologi.
JUDUL: Motivasi Kerja Karyawan.

Sebuah lembaga atau perusahan, selalu dalam periode tertentu, mengadakan motivasi kerja. Yang biasa dilakukan dalam trening atau seminar. Ini gunanya untuk meningkatkan kinerja karyawan agar meningkatnya hasil produksi. Mengingat situasi pekerjaan sering menimbulkan stres kerja. Sehingga, dengan trening atau motivasi kerja ini agar mengatasi stres kerja sekaligus juga membuat sehat mental para karyawan.
Jadi dengan trening psikologi ini, merupakan satu cara motivasi karyawan. Baik itu karyawan kontrak maupun karyawan tetap. Dan di mana-mana masalah motivasi kerja dan trening psikologi itu secara periodik, sudah diprogramkan dari pihak manajemen dari lembaga atau perusahan tersebut.
Pengertian motivasi menurut Mc Donald (dalam Widiasworo,2015) bahwa motivasi adalah perubahan energi didalam diri seseorang, yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Devenisi tersebut menunjukan, bahwa dengan motivasi terjadilah evokasi emosi, yang artinya menimbulkan perasaan baru (Dister, 1988). Sebab dengan adanya energi baru, akan menimbulkan emosi baru yang merespon sikap seseorang untuk beraktifitas demi mencapai tujuan. Dan menurut Muhammad (2010) bahwa kecerdasa Emosi, diartikan sebagai kemampuan mental ( kemampuan jiwa) dalam mengendalikan perilaku manusia. Jadi trending psikologi bagian dari motivasi.
Sebenrnya trening psikologi bagi karyawan kontak maupun tetap, ini sama saja dengan motivasi kerja, yaitu untuk meningkatkan produksifitas dari apa yang dikerjakan, agar perusahan memperoleh laba yang tinggi. Namun bila ada karyawan kontrak maupun karyawn tetap malas mengikuti trening psikologi, ini tentu ada alasan yang menjadi dasar sikap mala situ terjadi.
Bila sampai terjadi di mana kariyawan kontak atau kariyawan  tetap, malas mengikuti trening psikologi, ini merupakan sebuah venomena yang perluh diteliti lembaga atau perusaha tersebut. Karna itu merupakan sebua problem sosial yang tidak boleh diabaikan. Sebab sebua masalah yang muncul seperti ini harus ditelitikan faktor-faktor apa yang menyebabkan variabel itu terjadi. Dan tersebut bila dibiarkan tanpa penaganan yang serius maka bisa mempengaruhi variabel baru, atau masalah baru dalam dunia usaha tersebut.
Seandanya karyawan konrak mals mengikuti trening psikologi karena lagi beberapa bulan saja masa kontaknya selesai. Tentu hal ini secara psikologis bisa terjadi karna karyawan tersebut tidak membutuhkan. Untuk itu motivasi kerja harus dilkukan sesuai kebutuhan. Sebab motivasi kerja tidak sesuai dengan kebutuhan maka muncul intervensi seperti sedang dibicarakan. Bisa pula karyawan kontrak diberi gaji tidak sesuai dengan ketentuan umum. Sebab para karyawan kontrak dan tetap sampai tidak mau mengikuti trening psikologi, ini gambaran para karyawan tersebut tidak puas dengan kebijakan yang diterapkan dari pihak manajeman terhadap karyawan perusahan.
Perlu diketahui pula karyawan bukan mesin atau robot, tetapi karyawan itu mempunyai pikiran dan perasaan yang bisa menaggapi realita yang terajdi di perusahan tersebut. Analoginya seberti, tidak mungkin daun bisa gugur tanpa angin.
Menurut Prof. Dr. Bimo Walgito, dalam bukunya Psikologi Sosial bahwa dari perilaku itu kita dapat mengukur sikap. Artinya sikap seseorang (kelompok) itu dapat dibaca melalu tindakanya (perilkunya). Dan semua perilku itu pasti ada respon dari stimulus akibat adanya sumber penyebab. Dalam arti bahwa presepsi (tanggapan) tentang sesuatu dapat terbaca atau dilihat melalui tindakan. Jadi para karyawan kontrak dan karyawan tetap yang malas mengikuti trening psikologi adalah sebua sikap yang dapat dilihat.
Biasanya sebua sikap atau perilaku yang suda terjadi yang dilkukan oleh sekelompok orang (karyawan) tentu ini biasnya dari sebuah masalah yang belum dapat teratasi. Dan yang sering terjadi tindakan dalam bentuk kelompok seperti ini itu bisa terjadi karna bukan masalah baru tapi biasanya masalah lama yang belum dapat teratasi.
Seperti yang diungkapkan yang di atas bahwa motivasi kerja yang dilakukan tidak sesuai deng kebutuhan maka sia-sia motivasi kerja itu dibuat. Atau masala-masala karyawan yang belum dapat di atasi, seperti honor yang belum dibayar, bonus-bonus yang sepatunya diterima para karyawan tetapi tidak diberi dari pihak perusahan, uang lembur yang belum dibayar, dan seterusnya. Semuanya ini bisa menjdi penyebab para karyawan malas mengikuti trending psikologi.
Ada pula orang awam mendengar trending psikologi, ini menjadi ketakutan tersendiri bagi mereka. Karna menurut mereka, memiliki kondisi jiwa yang sehat, yang tidak perlu ditrening. Hal ini bisa menyebabkan pula para karyawan kontrak maupun karyawan tetap, bukan malas tetapi takut mengikuti trening tersebut. Seandanya sebutan trending psikologi diganti dengan trening kerja atau motivasi kerja.
Sebenarnya bila karyawan kontak dan karyawan tetap memiliki kemampua berpikir cerdas maka apapu istilahnya dalam sebutan trending itu, dan ada masalah ketidakpuasan dengan pihak manajemen, tetap karyawan tersebut mengikuti trending psikologi. Karna orang berpikir cerdas biasanya ingin tau banyak. Dan selalu mencari informasi-inforasi tentang perkembangan usaha dan perkembangan dunia. Selanjutnya,  sampai ada kelompok yang tidak mengikuti kegiatan yang diprogramkan sebuah lembaga atau perusahan, biasanya ada satu, dua orang yang punya power besar dalam mempengaruhui teman-temannya. Sebab di mana-mana bila ada mogok kerja, biasanya ada orang tertentu yang memprofokasi teman-temanya. Kemudian muncul Ego kelompok dengan gaya kelompoknya.
Namun, semuanya ini berpulang lagi kepada karyawan kontak maupun karyawan tetap dalam menyikapi sebuah masalah dengan pikira yang logis dan perasaan yang objektif maka semuanya bisa berjalan dengan baik. Tetapi dengan mogok kerja kontrak dan karyawan tetap malas mengikuti trending psikologi, ini merupkan bahan refleksi bagi pihak manajemen pada lembaga atau perusahan tersebut.

Referensi:
Dister. S.N. 1988. Filsafat Kebebasan. Yogyakarta : canisius
 Muhammad, A. 2010. Otak Kanan dan Otak Kiri. Yogyakarta : Diva Press
Widiasworo,E.2015. Motivasi Belajar Peserta Didik. Yogyakarta : Ar-ruzz Media
Walgito B. 2003 Psikologi Sosial .Yogyakarta : C.V Andi Offset








0 komentar:

Posting Komentar