Nama : Erlina Indriyani
Nim : 17.310.420.1174
Psikologi Lingkungan
BANDUNG, KOMPAS.com -
Pencemaran Sungai Citarum bukan hanya terjadi karena sampah, tetapi juga karena
limbah pabrik yang dialirkan langsung ke sungai. Untuk itu, limbah pabrik
seharunya diolah sebelum dibuang agar tidak mencemari lingkungan. Namun, dana untuk
pengolahan limbah sendiri tentu tidak murah. Rata-rata pabrik mengeluarkan
jutaan rupiah per harinya. Cost yang tinggi kerap menjadi alasan para pemilik
perusahaan untuk membangun pengolahan limbah yang representatif. Melalui
program Citarum Harum, Komandan Sektor 4 Citarum Harum Kolonel Sutomo
menyarakan para pengusaha mengolah limbah menggunakan mikroba. Menurutnya
langkah ini dapat menormalisasi Sungai Citarum yang tercemar merkuri dan logam
yang dihasilkan dari limbah.
"Untuk menormalisasi tentunya
harus ada proses, ada Pak Joko yang menggunakan bakteri ramah lingkungan, maka
kita uji coba. Hasilnya nanti kami kirimkan ke pihak berwenang seperti
lingkungan hidup dan Polda. Silahkan yang berwenang yang akan tentukan,"
jelasnya di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung,Jumat (23/3/2018).
Menurutnya, pengolahan
limbah menggunakan bakteri ini adalah alternatif ramah lingkungan yang
ditawarkannya. "Ini alternatif ramah lingkungan, output juga sesuai baku
mutu. Ini menawarkan langkah, dipakai atau tidak tergantung yang
bersangkutan," ujarnya. Sementara itu Joko Sri Wisnu Murti, Owner Bio alam
lestari merupakan perusahaan pengolahan limbah dengan mengunakan mikrobiologi
mengatakan, dengan menggunakan mikrobiologi dapat memangkas biaya pengolahan
limbah 40 persen dibanding pengelolaan seperti biasanya yang menggunakan kimia.
Menurutnya, pengolahan limbah yang menggunakan bahan kimia, pengusaha pabrik
seperti tekstil dan lainnya dapat mengeluarkan biaya jutaan rupiah untuk
mengolah limbah mereka. Biasanya pengeluaran itu tergantung dari banyaknya
limbah yang dikeluarkan.
"Pabrik itu
mengeluarkan cost perhari perkiraan Rp 34 juta. Dengan mikrobiologi dipangkas
40 persen dari pengeluaran itu," katanya. Mikrobiologi yang dikeluarkan
sendiri merupakan fermentasi dari urine sapi yang diambilnya dari para peternak
sapi. Mikrobiologi ini akan mendegradasi polutan yang dihasilkan limbah, di
mana dengan mikrobiologi yang dimilikinya limbah yang dikeluarkan terbebas dari
serat yang juga merupakan B3. "Mikrobiologi mendegradasi polutan tadi.
Untuk hasil akhir kami tak menghasilkan serat," jelasnya.
Kesimpulan : Dari artikel di atas
dapat kita simpulkan bahwa masih ada banyak cara untuk mengatasi limbah pabrik
yang dapat mencemari lingkungan dengan biaya yang agak lebih murah. Serta kita
bisa terus melestarikan lingkungan sekitar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Atasi Pencemaran Sungai Citarum, Pengolahan Limbah Pabrik Disarankan Gunakan Bakteri", https://regional.kompas.com/read/2018/03/24/10154801/atasi-pencemaran-sungai-citarum-pengolahan-limbah-pabrik-disarankan-gunakan.
Penulis : Kontributor Bandung, Agie Permadi
Editor : Dian Maharani
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Atasi Pencemaran Sungai Citarum, Pengolahan Limbah Pabrik Disarankan Gunakan Bakteri", https://regional.kompas.com/read/2018/03/24/10154801/atasi-pencemaran-sungai-citarum-pengolahan-limbah-pabrik-disarankan-gunakan.
Penulis : Kontributor Bandung, Agie Permadi
Editor : Dian Maharani
0 komentar:
Posting Komentar