Kata remaja atau sering
disebut puber secara morfologi diambil dari bahasa Inggris yaitu puberty yang
berasal dari bahasa latin pubertas
yang berarti kedewasaan yang jika
dikerucutkan lagi dari kata pubis yaitu bulu kemaluan, Santrock(1998,1999)
mendefinisikan pubertas sebagai masa pertumbuhan manusia yang ditandai dengan
mulai tumbuhnya bulu-bulu kemaluan, menurut Stanley Hall kategori usia pubertas
atau remaja adalah antara usia 12-23 tahun.
Ada 2 faktor yang
mempengaruhi perkembangan remaja, yaitu:
1.
Faktor endogen (nature). Perubahan
fisik dan psikis dipengaruhi oleh faktor internal yang bersifat herediter (keturunan)
misalnya postur tubuh, bakat minat, kecerdasan, kepribadian yang menurun dari
orangtuanya.
2.
Faktor exogen (nurture). Perkembangan
individu remaja dipengaruhi oleh faktor dari luar individu itu sendiri, antara
lain lingkungan fisik dan lingkungan sosial, lingkungan fisik contohnya letak
geografis,cuaca,iklim,sarana dan fasilitas, sedangkan lingkungan sosial
contohnya adalah keluarga,komunitas teman,lembaga pendidikan dan lain
sebagainya.
3.
Faktor Interaksi antara faktor endogen dan exogen. Faktor
ini adalah kombinasi antara kedua faktor endogen dan exogen, karena untuk
memprediksi perkembangan seseorang tidak bisa hanya dilihat secara parsial
melainkan harus secara utuh (holistik, integratif, dan komprehensif).
Masa
remaja adalah masa berkembangnya identitas diri (jati diri) yang bakal menjadi
dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan problem “siapa
saya?” (Who am I ?). Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau
mencari idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan.
Faktor-faktor penting dalam perkembangan integritas pribadi remaja antara lain:
1. Pertumbuhan
fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula.
2. Kematangan
seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru.
3. Munculnya
kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya.
4. Kebutuhan
interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman
sejenis dan lawan jenis.
5. Munculnya
konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa.
Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan
memelihara identitas diri.
Berdasarkan faktor-faktor
tersebut maka tugas dari perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku dari dirinya
sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya. Karena perubahan yang terjadi
pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri
dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada dihadapannya.
.
1.
Dariyo, Agoes, Psi. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Ghalia Indonesia
oleh: Widuri Mayangsari
NIM: 1731.0410.1167
psikologi umum 2
psikologi umum 2
0 komentar:
Posting Komentar