14.4.17

KECEMASAN PADA INDIVIDU


OLEH :
NIKEN LARASATI
16.310.410.1135
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

            Dinamika kepribadian sebagian besar dikuasai oleh keharusan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan seseorang lewat transaksi dengan objek-objek di dunia luar. Lingkungan sekitar menyediakan makanan bagi organisme yang lapar dan minuman bagi organisme yang haus. Di samping peranannya sebagai sumber pemuas kebutuhan, dunia luar juga ambil bagian dalam membentuk arah  kepribadian.
            Lingkungan mengandung daerah-daerah berbahaya dan tidak aman yang dapat mengancam maupun memberikan kepuasan. Lingkungan mempunyai kemampuan untuk menimbulkan rasa sakit dan meningkatkan tegangan maupun memberikan kepuasan mereduksi tegangan. Lingkungan dapat mengganggu maupun memberikan rasa nyaman.
            Reaksi umum individu terhadap ancaman-ancaman rasa sakit dan perusakan dari luar yang tak siap ditanggulanginya ialah menjadi takut. Menghadapi ancaman biasanya orang merasa takut. Kewalahan menghadapi stimulasi berlebihan yang tidak berhasil dikendalikan oleh ego, maka ego menjadi diliputi kecemasan.
            Freud membedakan tiga macam kecemasan, yakni kecemasan realitas, kecemasan neurotic, dan kecemasan moral atau perasaan-perasaan bersalah.
            Fungsi kecemasan adalah memperingatkan sang pribadi akan adanya bahaya; ia merupakan isyarat bagi ego bahwa kalau tidak dilakukan tindakan-tindakan tepat, maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.
Kecemasan adalah suatu keadaan tegangan; ia merupakan suatu dorongan seperti lapar, hanya saja ia tidak timbul dari kondisi-kondisi jaringan di dalam tubuh melainkan aslinya ditimbulkan oleh sebab-sebab dari luar.  Apabila timbul kecemasan maka ia akan memotivasikan sang pribadi untuk melakukan sesuatu.
Kecemasan yang tidak dapat  ditanggulangi dengan tindakan yang efektif disebut traumatic. Ia akan menjadikan sang pribadi dalam keadaan tak berdaya. Pada kenyataannya, pronotipe dari semua bentuk kecemasan di masa kemudian adalah trauma kelahiran.
Apabila ego tidak dapat menanggulangi kecemasan dengan cara yang rasional, maka ia akan kembali pada cara yang tidak realistik.

SUMBER REFERENSI :
Suprantiknya. 2004. Psikologi Kepribadian 1. Yogyakarta : Kanisius

0 komentar:

Posting Komentar