OLEH :
NIKEN LARASATI
16.310.410.1135
PSIKOLOGI UMUM II
Karakter ataupun kepribadian yang
berbeda-beda pada individu terkadang memicu terciptanya sebuah masalah.
Individu yang sabar akan lebih bisa
menahan emosi dalam dirinya untuk hal yang dianggap hanya buang-buang waktu dan
tenaga jika ia menanggapi hal yang sebenarnya sepele namun terlalu
dibesar-besarkan. Awalnya individu yang sabar akan mencoba memahami apa yang
menjadi sumbu dari sebuah permasalahan sampai ia memastikan ia tidak memantik
api terlebih dulu yang menyebabkan masalah tersebut menjadi semakin membuat kobaran api yang lebih besar.
Pada umumnya individu yang sabar
cenderung memilih untuk menahan diri untuk mengucapkan kata-kata offense yang juga berhubungan dengan
cara menyikapi masalah dirinya dengan orang yang bersangkutan. Individu yang
sabar juga berkali-kali menganggap enteng berbagai ucapan random dari
orang-orang yang sebenarnya bersifat menyinggung. Mungkin perasaan dan sikap
pemaaf yang secara alami lebih menguasai situasi dirinya saat itu.
Jika menurut logika sifat pemaaf
dari seorang penyabar adalah faktor dominannya, secara pengetahuan dan penelitian
sebuah studi oleh para ahli psikologi, mungkin kalian juga sering mendengar
atau membaca sebuah fakta hasil penelitian yang menyebutkan bahwa orang yang
pandai mengatur kondisi emosi dalam dirinya adalah tanda bahwa seseorang
tersebut tergolong seseorang yang cerdas.
Untuk menjadi sabar itu tidak mudah.
Hanya orang tertentu saja yang bisa melakukannya dengan baik dan tanpa
umpatan-umpatan kecil setelahnya. Sebagian orang menganggap orang yang sabar
itu tidak memiliki ketegasan. Ingat, jangan sampai salah tafsir untuk diamnya
seorang penyabar.
Pepatah sering mengatakan bahwa
sabar itu ada batasannya, dan memang benar seorang yang terkenal sabar juga
memiliki batas sabarnya sendiri. Ibarat berbagai ucapan dan hasutan yang datang
kepadanya itu ia anggap biasa saja karena itu hanyalah berupa ucapan dan
umpatan.
Namun ketika pada sebuah tempat atau
wadah jika sudah overload dan tidak dapat menampung lagi pasti benda yang
bertumpuk didalamnya akan meluber keluar.
Begitu juga dengan ketegasan yang dibalut dengan
kesabaran seseorang itu akan berubah menjadi sebuah ketegasan dan tidak kenal
toleransi ketika batas sabarnya sudah terlampaui. Jika seseorang yang membuat
kesabarannya habis itu terlihat seperti tersedak ataupun tersentak kaget,
itulah konsekuensi yang harus ia terima karena meragukan sebuah ketegasan dari
seorang penyabar.
Bahkan jika dirinyalah yang lebih
berkuasa, ledakan emosi dan ketegasan dari seseorang penyabar pun bisa
membungkam mulutnya rapat-rapat. Dan juga tidak menutup kemungkinan sebuah
ketegasan penuh darinya bermakna untuk tidak memberikan kesempatan untuk
memaafkan lagi.
Sumber : pengalaman pribadi
❤❤❤❤❤
BalasHapus